Airlangga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 125.167.63.143 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh 58.173.160.132
Tag: Pengembalian
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 11:
Airlangga menikah dengan putri pamannya yaitu [[Dharmawangsa Teguh]] (saudara [[Mahendradatta]]) di Watan, ibu kota [[Kerajaan Medang]] (sekarang sekitar [[Maospati, Maospati, Magetan|Maospati, Magetan]], Jawa Timur). Ketika pesta pernikahan sedang berlangsung, tiba-tiba kota Wwatan diserbu Raja Wurawari yang berasal dari Lwaram (sekarang desa Ngloram, Cepu, [[Blora]])<ref>''Tim Temukan Situs Wura-Wari di Cepu'', Ekspedisi Bengawan Solo "Kompas" 2007, edisi Sabtu, 16 Juni 2007. ([http://books.google.co.id/books?id=AwPDivJyd40C&pg=PA32#v=onepage&q&f=false versi buku])</ref>, yang merupakan sekutu [[Kerajaan Sriwijaya]]. Kejadian tersebut tercatat dalam prasasti Pucangan (atau Calcutta Stone). Pembacaan Kern atas prasasti tersebut, yang juga dikuatkan oleh de Casparis, menyebutkan bahwa penyerangan tersebut terjadi tahun 928 Saka, atau sekitar 1006/7.<ref>de Casparis, J.G., ''[https://iias.asia/iiasn/18/regions/se8.html Airlangga, The Threshold of the Second Millennium]'', IIAS Newsletter Online, No. 18. Diakses 8 Juli 2008 (alamat baru diakses 3 Des 2013).</ref>
 
Dalam serangan itu, [[Dharmawangsa Teguh]] tewas, sedangkan Airlangga lolos ke hutan pegunungan (''wanagiri'') ditemani pembantunya yang bernama [[Mpu Narotama]]. Saat itu ia berusia 1661 tahun, dan mulai menjalani hidup sebagai pertapa. Salah satu bukti petilasan Airlangga sewaktu dalam pelarian dapat dijumpai di Sendang Made, [[Kudu, Jombang]], [[Jawa Timur]].
 
Setelah tiga tahun hidup di hutan, Airlangga didatangi utusan rakyat yang memintanya supaya membangun kembali [[Kerajaan Medang]]. Mengingat kota Wwatan sudah hancur, Airlangga pun membangun ibu kota baru bernama '''Watan Mas''' di dekat [[Gunung Penanggungan]].<ref>Nama kota ini tercatat dalam prasasti Cane (1021).</ref> Ketika Airlangga naik takhta tahun 1009 itu, wilayah kerajaannya hanya meliputi daerah [[Sidoarjo]] dan [[Pasuruan]] saja, karena sepeninggal [[Dharmawangsa Teguh]], banyak daerah bawahan yang melepaskan diri.