Adat Minangkabau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menghapus Kategori:Minangkabau menggunakan HotCat
Komanokopoii (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
'''AdatAdek MinangkabauMinang''' atau Adat Minang adalah peraturanaturan danbeserta undang-undang atau [[hukumaturan adat]] yang berlaku dalam kehidupan sosialharian masyarakat [[Sukusuku MinangkabauMelayu Minang|Minangkabau]], terutama yang bertempat tinggal di [[RanahTanah Basa Minang]] atau [[Sumatra Barat Sumatera]]. Dalam batasmasa tertentu, Adat MinangkabauMinang juga dipakai dan berlaku bagi masyarakat Minang yang berada di perantauan di luar wilayahTanah MinangkabauBasa Minang.
 
Adat adalah landasan bagi kekuasaan para RajoRaja(penguasa) atau [[Penghulu]] (pemimpin masyarakat adat),adat dan dipakaidijalankan dalam menjalankan kepemimpinan masyarakat adat sehari-hari. SemuaSegala peraturanundang-undang hukum danserta perundang-undanganaturan disebut Adat, dan landasannya adalah tradisiturun-temurun yang diwarisi secara turun-temurunberketurunan serta jalan bosanda/syariat [[Islam]] yang sudah dianutdijalankan oleh masyarakat MinangkabauMelayu Minang.
 
Aturan adat dibangunpaksi berlandaskanberlandas pada tiga ketetapan utama adat MinangkabauMelayu Minang. DuaDuo ketetapan pertama ditetapkan oleh Dt.Datuk Perpatih Nan SabatangSobatang dan Dt.Datuk KetumanggunganTamanggungan, Yaituiaitu:
 
'''PertamaPortamo''': ''UlayatUlayah/Waris Adat Milik Bersama.'' artinya tidak ada kepemilikanpemilikan individusesiapa terhadap ulayat adat Minangkabau. Untuk pengaturan pemanfaatannyakemanfaatan ditetapkan '''''Niniekmamak''''' sebagai pembuatpengurus kebijakankeadaan.
 
'''KeduaKoduo''': ''Penurunan Ulayat/ Warisan Adat Pada Perempuan GarisAtur Mak atau Ibu ''. Kaum perempuan diamanahkandiamanah sebagai pemegang ulayat adat dan diturunkan kepada anak perempuannya sebagai pemegang estafettunggal ulayat adat. Perempuan pemegang ulayat adat tersebut dikenal dengan istilah '''''BundokanduangBundo Kanduang'''''.
 
KetetapanKatatapan ketiga Masyarakatkotigo Adat MinangkabauMasyarakat Minang ditetapkanditatapkan di puncak PatoPatuah BukikBukit MarapalamMara pelam. Kesepakatan pemimpinpenghulu adat dengan pemimpinpenghulu agamaugamo islamIslam,Ulama kaumbersepakat ulama menyepakati penambahanmenambahoam satu ketapanketatapan adat untuk melengkapilengkapi dua ketatapan adat yang sudah adaado sebelumnyasobolumnyo, yaituadalah:
 
'''KetigaKotigo''': ''Islam AgamaUgamo Masyarakat Adat MinangkabauMelayu Minang''. Akibat ketetapankatatapan ketigakotigo tersebut di masyarakat adat lahir satusuatu lagi kutuppucok kepemimpinan masyarakat yang bertugasditugas menjaga dan membimbingbimbing masyarakat dalam segisisi agamaugamo islamIslam yaituiaitu '''''AlimulamaAlim 'Ulama'''''.
 
TigaTigo ketetapankatatapan adat tersebuttorsobut dikenaldikonali dengansebagai '''''"Tali Tigo Sapilin"''''' adatAdat Minangkabau, yang mengikat masyarakat adat sebagai satu kesatuan masyarakat adat Minangkabau.
 
Dengan demikian maka dianggap sempurnalah adat minangkabau, dua ketetapan adat yang tumbuh dari tanah disempurnakan dengan satu ketetapan yang datang dari langit, kesempurnaan ini dikenal dengan '''''"Adat NanBosondi BasandiSyarak(jalan Syarakabersandar), Syarak BasandiBosondi Kitabullah"Kitab Allah(Al-Quran)"(ABS-SBK).''''' KepemimpinanPimpinan masyarakat adat mengerucutmonyusor padapado tigatigo majlis musyawarahmusyawwarah /jabatan kesepakatan yang memiliki peranundang masing-masing dimasyarakatmasyarakat adat.Kolombagaan Kelembagaan kepemimpinankopimpinan itu dikenal dengan '''"Tungku(pendiri) Tigo Sajarangan" (TTS)'''. Komponen TTS adalah yaitu:
# '''Majlis MusyawarahMusyawwarah Alimulama''',jabatan majlisyang yg bertugasditugas sebagai pengontrolpengawal/penilai/pengarah mewakili perantugas Tuhan (Nan Bana) terhadap kesesuaian kebijakan-kebijakanperaturan ygyang dibuatditetap dengan ajaran agamaUgama islamIslam sebagai agamaugama masyarakat adat. MajlisJabatan ini juga bertanggungjawabbortanggungjawab menjagamonjago pelaksanaanpolaksan ajaran islamIslam didalam masyarakat Minang.# '''Majlis Musyawarah Ninikmamak''',jabatan pembuat kputusan, baik untuk manfaatan ulayat/waris adat,mahupun minangkabaukeputusan lainnya akan dilakukan dalam masyarakat.
# '''Majlis Musyawarah NinikmamakBundokanduang''', majlis pembuatpemegang kebijakan,ulayat/waris baikadat untukMinang pemanfaatandan ulayatharto adat,pusako maupunbosamo untuklainnyo kebijakan-kebijakandan lainnyapomogang yangpendidikan akanketerunan diberlakukanmondatang dipanaruih masyarakat adat.
LembagaLombaga adat TTS tersebuttarsabut adaado padapado tiap tingkatanparingkat komunitas yangmasyarakat memilikidimiliki ulayat/waris adat, seperti ialah"KomunitasMasyarakat Nagari" Pemilik "UlayatWaris Adat Nagari", "KomunitasMasyarakat Suku" pemilik "Ulayat/Waris Adat Suku" dan "KomunitasMasyarakat Kaum" pemilik "Ulayat/Waris Adat Kaum". Pimpinan tertinggi dari masing-masingsetiap komunitasmasyarakat tersebut adalah PanguluPonghulu, yaituadalah pemimpin yang di pilihdipilih dari kaumpucuk Ninikmamak sebagai pemimpin komunitas Kaummasyarakat, suku atau Nagari(Tanah Bosar/Negeri).
# '''Majlis Musyawarah Bundokanduang''', majlis pemegang ulayat adat minangkabau dan harta-harta bersama lainnya serta penanggungjawab pendidikan generasi penerus masyarakat adat.
Lembaga adat TTS tersebut ada pada tiap tingkatan komunitas yang memiliki ulayat adat, seperti "Komunitas Nagari" Pemilik "Ulayat Adat Nagari", "Komunitas Suku" pemilik "Ulayat Adat Suku" dan "Komunitas Kaum" pemilik "Ulayat Adat Kaum". Pimpinan tertinggi dari masing-masing komunitas tersebut adalah Pangulu, yaitu pemimpin yang di pilih dari kaum Ninikmamak sebagai pemimpin komunitas Kaum, suku atau Nagari.
 
StrukturPecahan masyarakat yang terbentuk oleh penerapan ketetapan adat tersebut terbangunlah sebuah masyarakat adat yang terpimpindipimpin yang melahirkan adegiumpintar adat tentang konsepcara kepemimpinanpimpinan adalahseperti: '''''"Kamanakan BarajoBorajo Ka Mamak, Mamak Barajo Ka PanguluPanghulu, PanguluPanghulu Barajo Ka MufakatMuafakat, MufakatMuafakat BarajoBorajo Ka Nan Bana, Nan Bana berdiribadiri sendiriNyosondiriNyo"'''''.
 
Seorang [[Raja|Rajo]] atau [[Penghulu]] memegang kekuasaan karenamengikut keturunan, dan kekuasaan itu menjadi sah karenaatas didukung olehsokongnyo para ulamaUlama yang memegangmomogang otoritasMajlis/Jabatan agamaUgamo dalam masyarakat sebagai implementasi adagium teladan''Adat basandi syarak; Syarak basandi Kitabullah''.
 
Masyarakat adat MinangkabauMinang telah mengalami tiga periodemasa besar kekuasaan yang meliputinyadiliput, yaituadalah: Kerajaan PagaruyungPagar AbadRuyung kekurun-14,penjajahan PemerintahanBolando Kolonial Belanda abad kekurun-17 danserta PemerintahanPerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) 1945,hingga sampai saat inikini. Kerajaan PagaruyungPagar Ruyung adalah kerajaan yang didirikan oleh AditiawarmanAdi Tiawarman, keluargakeluargo rajaRajo Majapahit.
 
Pada masa kolonialis penjajahan[[Eropa]], wilayahNagari hukum Adat dibatasi hanya pada pengaturanpemerintahan jabatanbadan Penghulu, kekuasaan atas [[Tanah Waris/Ulayat]], peraturanaturan [[waris]], [[perkawinan]], danjuga [[adat istiadat]] sajasahaja.Penguatkuasaan Kekuasaan hukumundang-undang, keamanankesejahteraan dan teritorial diambil alih oleh pemerintah kolonialpenjajah.
 
Keadaan ini berlanjutberlarut sampaihingga pada zamanmasa kemerdekaan. Pada masa era Ordebaru pemerintahan Indonesia ,pemerintah menerapkanmenetap UU No.5 Tahun 1979, dimana nagari-nagari di MinangkabauTanah dipecah-pecahBesar menjadiMinang dibahagi beberapa desakampuang sebagai pemerintahan terendah. Akibat dari penerapantetap tersebut terjadi pergesaran cara pandangpergolakan terhadap Ulayatwaris/ulayah adat. KepemilikanPemilikan bersamasama Ulayatwaris/ulayah adat di eliminirdiserasi dengansama ketetapan peraturan pemerintah menjadi milik Ninikmamak KapaloKopalo warih untuntuk Ulayatwaris/ulayah Kaum, PanguluPanghulu Suku untuk Ulayatwaris/ulayah Suku dan Pangulu-panguluPanghulu panghulu Nagari untuk Ulayatwaris/ulayah Nagari.
 
Setelah berlakunya Undang-undang [[OtonomiPerintah Daerah]] tahun 1999 dan gerakan ''Kembali kako Nagari'', Adat Minang mendapat tempat yang lebih baik dan ,Nagari dijadikandiletak sebagai salah satu pemerintahan terendah di Negara Indonesia. Namun upaya kembaliusaha untuk menegakkan adat minangkabauMelayu Minang di nagari mengalami stagnasimaslah, akibat kepemilikanpemilikan ulayatwaris/ulayah adat tidak kembali dijadikan sebagaimenjadi milik bersamasemua.
 
Di bawah ini adalah ikhtisarpesuruh Adat Minang, seringkala disebut ''Undang nan EmpatAmpek'', sebagaimana dipahamidiketahui dan hidup dalam masyarkatmasyarakat MinangkabauMelayu Minang.
 
== Undang nan Empat ==