Kebo Iwa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Angayubagia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Angayubagia (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 15:
<blockquote>Tersebutlah di Desa Blahbatuh terdapat pasangan suami isteri yang lama tidak mempunyai putra yang akan menjadi penerus keturunan. Karena itu, mereka memohon kepada Dewata agar diberikan putra. Mereka berjanji akan memenuhi segala permintaan anak yang akan dilahirkan kelak. Para betara mengabulkan permohonan itu. Tidak berselang berapa lama maka hamillah isteri orang itu. Setelah cukup masa kehamilannya maka lahirlah anak mereka dan kedua orang tersebut merasa sangat berbahagia dengan kelahiran anak mereka. Sayangnya, bayi yang baru lahir tersebut sangat aneh. Baru berumur dua hari, anak itu sudah menghabiskan sebutir ketupat. Ketika berumur satu minggu, ia sudah mampu menghabiskan 6 butir (satu kelan) ketupat setiap kali makan. Setelah berumur tiga tahun, anak itu menghabiskan satu periuk nasi setiap kali makan. Apabila dirumahnya tidak ada nasi, maka ia mencuri nasi tetangganya. Oleh karena rakusnya terhadap makanan, maka orang tuanya tidak sanggup memberikan makanan. Karena sifat rakusnya menyebabkan ayahnya sangat marah, apalagi mendengar aduan dari warga yang makanannya telah dicuri. Dalam puncak amarah, ayahnya pun menghunus keris akan membunuh sang anak.
 
Sebelum dibunuh anak tersebut menanyakan tentang namanya, alasannya agar dia tidak tersesat dialamdi alam ''niskala'' (kematian). Kemudian ayahnya menjawab; “''nama kamu adalah Kebo Iwa''”.
 
Setelah mendengar bahwa namanya adalah Kebo Iwa anak tersebut mulai beringas dan merasa diri sangat kuat, kebal, dan sakti. Karena itu, ayahnya tidak jadi membunuhnya. Karena sudah merasa tidak diterima orang tua, anak tersebut pergi menghadap raja di Puri Singamandawa. Oleh raja, Ia diangkat menjadi patih dan diberikan tempat tinggal di Blahbatuh. Segala kebutuhannya dipenuhi Raja. Mulai saat itu, banyak wilayah yang mampu ditaklukkan Raja Bedahulu berkat kekuatan Patih Kebo Iwa bersama Ki Pasung Grigis dan Ki Ularan. Mulai saat itu, orang Bali memiliki budaya untuk langsung memberikan nama kepada anaknya ketika anak itu dilahirkan dan ditanam bersama ari-arinya disuatu tempat di sebelah kanan-kiri undak-undak menuju ''"Bale Delod"'' tergantung dari jenis kelamin anak yang dilahirkan.<ref>{{Cite web|url=http://rah-toem.blogspot.com/2011/10/sejarah-bali-kuno-masa-1343.html|title=SEJARAH BALI KUNO MASA 1343 {{!}} the Bali Buzz..!!!|website=rah-toem.blogspot.com|access-date=2019-05-13}}</ref></blockquote>