Rumah panggung Betawi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 74:
Pembagian ruang rumah etnik Betawi, khususnya yang berpanggung, dipengaruhi oleh budaya Sunda dan Jawa. Hanya saja berbeda dalam hirarkinya. Ruang-ruang pada rumah adat Sunda dan Jawa melambangkan hirarki antara laki-laki dan perempuan. Pada rumah Betawi hirarki jenis kelamin tersebut tidak diberlakukan. Hal demikian bisa dilihat dari kamar tidur anak perempuan pada rumah Betawi yang posisinya berada di depan.{{Sfn|Swadarma|(2014)|p=23 : “Selain itu, pembagian rumah dibagi menjadi tiga kelompok ruang, yaitu ruang balakang, tengah, dan depan. Hal itu melambangkan hirarki antara laki-laki dan perempuan yang terdapat dalam budaya Sunda dan Jawa yang kemudian diadaptasi oleh sebagian rumah etnik Betawi, meskipun tidak terlalu mutlak ..."}}
Di area beranda biasanya terdapat ''tapang.'' Namun, sekarang tapang umumnya diganti dengan kursi untuk tamu beserta mejanya.{{Sfn|Swadarma|(2014)|p=33: “Di area serambi, jika tidak ada kosong maka biasanya terdapat tapang (balai-balai bambu) Namun, sekarang pada umumnya tapang telah digantikan dengan kursi dan meja tamu ..."}} ''Tapang'' adalah ''bale bale'' yang terbuat dari bambu yang digunakan sebagai tempat bersantal. Pada tapang biasanya terdapat kendi dan peralatan minuman lainnya sebagai pendukung suasana santai.{{Sfn|Swadarma|(2014)|p=58: “tapang adalah bale bale bambu pada paseban yang bisa digunakan sebagai tempat bersantal Pada area tapang biasanya terdapat kendi dan peralatan minuman lainnya untuk mendukung suasana santai ..."}} ''Tapang'' sendiri meurupakan pengaruh etnis Tionghoa.
Beranda yang luas menggambarkan sifat orang Betawi yang kekeluargaan, keterbukaan, keramahan, serta selalu menjaga keharmonisan dengan tetangga.{{Sfn|Tanjung|(2018)|p=11. :" di bagian teras ini suku Betawi menerima tamu sekaligus bersantai ..."}} Dahulu biasanya keluarga Betawi memiliki banyak anak, juga memiliki kecenderungan tinggal saling berdekatan dengan saudara mereka. Teras yang luas dibutuhkan untuk tempat berkumpul (biasanya pada sore hari) atau bisa juga sebagai tempat untuk arisan keluarga.{{Sfn|Adi|(2010)|p=31 : “Terasnya juga sudah tidak ada lagi yang lebar, padahal teras orang Betawi tempo dulu lebar-lebar ..."}}
|