Rumah panggung Betawi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 63:
Panggung rumah pada Betawi Pinggir tiangnya pendek, hanya 20-30 cm. Hal ini karena sebelumnya mereka tinggal di sepanjang aliran sungai sebelum akhirnya menyebar ke tempat sekarang. Rumah panggung bertiang pendek masih bisa ditemui di Pondok Rangon, Kranggan, dan Tipar. Rumah panggung pada Betawi Pinggir merupakan peralihan dari menggunakan panggung ke tanpa panggung. Rumah panggung yang tersisa di sana hanyalah dalam rangka mempertahankan sisa-sisa kebudayaan rumah sungai.{{Sfn|Swadarma|(2014)|p=15 :"Adapula rumah-rumah Betawi merupakan peralihan dari yang berkolong ke tanpa kolong, misalnya yang terdapat di Pondok Rangon, Kranggan dan Tipar dengan tinggi kolong hanya 20-3-cm ..."}}
[[Berkas:Selembayung.jpg|kiri|jmpl|Selembayung, ornamen khas Melayu yang biasanya berada pada atap rumah Melayu]]
Rumah Betawi Panggung di Bekasi berdiri di tepian sungai, hal ini karena memang pada awalnya mereka hidup di tepi sungai. Seperti halnya di [[Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur|Pondok Rangon]], Kranggan, dan Tipar, mulanya rumah masyarakat Bekasi berkonsep rumah panggung yang bercirikan arsitektur Melayu. Pada atapnya terdapat ''
Rumah Panggung Betawi Ora di Tangerang Selatan agak lebih tinggi daripada Betawi Pinggir. Jarak antara lantai dan tanah setinggi kurang lebih 50 -70 cm. Manfaat panggung tidak seperti pada rumah Betawi Pesisir. Panggung dibuat hanyalah untuk menghindari [[rayap]] dan lembab. Hal ini mengingat lantai rumah yang terbuat dari kayu menjadi terawat.{{Sfn|Swadarma|(2014)|p=85 : “Aslinya ia merupakan rumah panggung dengan jarak antara lantai dan tanah setinggi kurang lebih 50 -70 cm ..."}} Sangat mungkin rumah Panggung orang Betawi Pesisir dipengaruhi oleh arsitektur bangunan penduduk asal [[Sumatra|Sumatera]], [[Kalimantan]] atau [[Sulawesi]] yang memang banyak berdatangan ke atau bermukim di Marunda.{{Sfn|Swadarma|(2014)|p=12 :"Bentuk kolong bisa jadi merupakan pengaruh arsitektur bangunan dari penduduk yang berasal dari Sumatera, Kalimantan atau Sulawesi yang memang banyak berdatangan ke kawasan ini ..."}} Contoh nyata adalah Rumah si Pitung yang pemilknya nyata-nyata berasal dari [[Suku Bugis]].<ref name=":2" />
|