Arianisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Arianisme dari abad ke-16 sampai ke-19: Menambahkan data tentang Isaac Newton, dan juga keruntuhan Arianisme di Inggris Raya oleh Joseph Priestley.
Menambahkan asal-usul nama "Arian"
Baris 2:
{{Distinguish2|"[[Ras Arya|Aryanisme]]", yang adalah ideologi rasial}}
 
'''Arianisme''' adalah suatu [[konsep]] [[kristologi]] dalam [[Kekristenan|agama Kristen]]<ref>{{cite web|url=https://www.britannica.com/topic/Arianism|title=Arianism|publisher=Encyclopædia Britannica}}</ref> yang menyatakan bahwa [[Yesus Kristus]] adalah [[Anak Allah|Putra Allah]] yang diperanakkan oleh [[Allah Bapa]] pada suatu ketika, berbeda dari [[ayah|Sang Bapa]], dan oleh karena itu lebih rendah derajatnya daripada Sang Bapa. Ajaran-ajaran Arianisme dinisbatkan kepada seorang [[presbiter]] Kristen di [[Aleksandria]], [[Mesir]], yang bernama [[Arius]] (''[[circa|ca.]]'' 250–336 M), seorangyang [[presbiter]]darinya Kristennama di"Arian" [[Aleksandria]]berasal. Namun, [[Mesir]]sebagaimana lahirnya istilah Kristen, istilah "Arian" bukanlah nama yang dipilih oleh pengikutnya melainkan disematkan oleh lawan-lawan yang menentangnya.<ref name=":0" /> Ajaran-ajaran Arius dan para pendukungnya bertolak belakang dengan ajaran-ajaran teologi yang dianut oleh umat Kristen [[Homoousios]] mengenai kodrat [[Tritunggal]] dan kodrat Kristus. [[Kristologi|Konsep mengenai Kristus]] dalam Arianisme menyatakan bahwa Putra Allah tidak senantiasa ada, tetapi baru ada setelah diperanakkan oleh Allah Bapa.<ref name="ehrmanblogariusalexander"/>
 
Pertikaian terjadi antara kedua tafsir (Arianisme dan Homoousianisme) yang sama-sama didasarkan pada teologi ortodoks kala itu, masing-masing berusaha untuk memecahkan dilema teologinya.<ref name="ehrmanblogariusalexander"/> Dengan demikian, sejak semula kedua tafsir yang sama-sama ortodoks ini sengaja memicu konflik guna menarik perhatian para pakar dan merumuskan ajaran ortodoks yang baru.<ref name="ehrmanblogariusalexander"/> [[Homoousios|Homoousianisme]] secara resmi dikukuhkan sebagai tafsir yang benar oleh dua [[Konsili Ekumenis]] yang pertama. [[Konsili Nicea I|Konsili Nikaia Pertama]] pada 325 menyatakan Arianisme sebagai bid'ah.<ref name="Ferguson2013"/> Seluruh mazhab utama dalam agama Kristen sekarang ini menganggap Arianisme sebagai paham yang [[Heterodoksi|heterodoks]] dan [[ajaran sesat|sesat]].<ref>Ben Witherington III, The Living Word of God: Rethinking the Theology of the Bible (Waco, TX: Baylor University Press, 2009), hal.241.</ref>