Letusan Samalas 1257: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Swarabakti (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Swarabakti (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 19:
[[File:Segara Anak.jpg|thumb|right|upright=2.0|Kaldera [[Segara Anak]] sisa letusan Samalas|alt=Sebuah puncak kerucut dan danau kehijauan di dalam sebuah kawah besar]]
 
Rekonstruksi letusan tahun 1257 telah dilakukan berdasarkan analisis geologis terhadap deposit material yang ditinggalkan.{{sfn|Vidal|Komorowski|Métrich|Pratomo|2015|p=3}} Letusan ini kemungkinan berlangsung dalam rentang dua atau tiga bulan dari September tahun yang sama, mengingat waktu yang dibutuhkan bagi muntahan material letusan untuk mencapai lapisan es kutub serta meninggalkan jejak geologis di sana.<ref name="CrowleyUnterman2013"/> Letusan ini diawali dengan [[erupsi freatik]] (letusan akibat tekanan uap) yang memuntahkan abu setebal {{convert|3|cm}} yang menjangkau kawasan seluas {{convert|400|km2}} di barat laut Pulau Lombok. Tahapan berikutnya adalah erupsi magmatik, yang membawa [[Fragmen litik (geologi)|serpihan litik]] [[batu apung]] dengan ketebalan mencapai {{convert|8|cm}} melawan arah angin, menghujani Lombok Timur serta Bali.{{sfn|Vidal|Komorowski|Métrich|Pratomo|2015|p=3}} Ini diikuti dengan muntahan abu dan batu [[lapili]], serta aliran piroklastik yang sebagiannya hanya menjangkau lembah-lembah di lereng sebelah barat Samalas. Sebagian timbunan abu tergerus akibat aliran piroklastik hingga menciptakan struktur bergalur pada deposit abu tersebut. Aliran piroklastik menyeberangi [[Laut Bali]] sejauh {{convert|10|km}} hingga menggapai [[Kepulauan Gili]] di sebelah barat Samalas. Jika dilihat dari deposit sisa letusan yang menandakan adanya interaksi antara lava dan air, letusan ini kemungkinan bersifat [[freatomagmatik]]. Letusan ini diikuti dengan tiga episode hujan batu apung yang menimpa wilayah lebih luas daripada fase erupsi lainnya.{{sfn|Vidal|Komorowski|Métrich|Pratomo|2015|p=5}} Material batu apung terbawa sejauh {{convert|61|km}} ke timur, melawan arah angin, hingga mencapai [[Pulau Sumbawa|Sumbawa]] dan membentuk deposit setebal {{convert|7|cm}}.{{sfn|Vidal|Komorowski|Métrich|Pratomo|2015|p=7}}
 
Semburan batu apung ini diikuti dengan aliran piroklastik lainnya yang kemungkinan disebabkan oleh lunturnya [[kolom erupsi]]. Pada saat ini, erupsi tidak lagi menghasilkan kolom, tetapi semburan serupa air mancur, dan kaldera pun mulai terbentuk. Aliran piroklastik ini dikendalikan persebarannya oleh [[topografi|keadaan topografis]] Lombok, memenuhi lembah-lembah serta memutari halangan seperti gunung-gunung berapi tua selagi aliran tersebut meluas dan menghanguskan vegetasi di sekujur pulau. Aliran ini berinteraksi dengan udara dan memicu pembentukan awan-awan erupsi tambahan serta aliran piroklastik sekunder. Ketika aliran ini memasuki lautan di utara dan timur Lombok, ledakan uapnya menciptakan timbunan batu apung di pesisir pantai serta aliran piroklastik sekunder berikutnya.{{sfn|Vidal|Komorowski|Métrich|Pratomo|2015|p=7}} [[Terumbu karang]] terkubur oleh aliran piroklastik ini; sebagian aliran bahkan menyeberangi [[Selat Alas]] antara Sumbawa dan Lombok serta membentuk deposit di Sumbawa.{{sfn|Mutaqin|Lavigne|Sudrajat|Handayani|2019|p=344}} Volume aliran piroklastik di Lombok mencapai {{convert|29|km3}},{{sfn|Vidal|Komorowski|Métrich|Pratomo|2015|p=17}} dengan material setebal {{convert|35|m}} melingkupi wilayah sejauh {{convert|25|km}} dari Samalas.{{sfn|Lavigne|Degeai|Komorowski|Guillet|2013|p=16744}} Keseluruhan tahapan erupsi ini juga dikenal dengan P1 (fase freatik dan magmatik), P2 (fase freatomagmatik dengan aliran piroklastik), P3 (fase [[Erupsi Plinian|Plinian]]) dan P4 (aliran piroklastik).{{sfn|Vidal|Komorowski|Métrich|Pratomo|2015|pp=21–22}} Durasi masing-masing fase P1 and P3 tidak diketahui tepatnya, tetapi bila keduanya digabungkan (tidak termasuk P2) lamanya kira-kira antara 12 hingga 15 jam.{{sfn|Vidal|Komorowski|Métrich|Pratomo|2015|p=18}} Aliran piroklastik yang dihasilkan mengubah geografi wilayah timur Lombok, mengubur [[lembah sungai|lembah-lembah sungai]] serta memanjangkan garis pantai; sebuah jaringan sungai baru terbentuk di atas deposit vulkanik pasca erupsi.{{sfn|Mutaqin|Lavigne|Sudrajat|Handayani|2019|p=348}} Kolom erupsi yang menyembur mencapai ketinggian {{convert|39|-|40|km}} selama tahap pertama (P1),{{sfn|Vidal|Komorowski|Métrich|Pratomo|2015|pp=17–18}} dan {{convert|38|-|43|km}} selama tahap ketiga (P3);{{sfn|Vidal|Komorowski|Métrich|Pratomo|2015|p=18}} ketinggian yang cukup untuk memungkinkan [[fotolisis]] memengaruhi [[rasio isotop]] sulfur dari {{chem|link=sulfur dioxide|S|O|2}} yang dikandungnya.<ref name="Whitehill2015"/>