Rumbia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kresna Rahayu (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Kresna Rahayu (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 348:
<p align="justify">Saat ini, pati sagu mulai dikembangkan untuk dijadikan beras analog bersama tepung singkong, jagung, dan sorgum. Salah satu alasannya adalah pati sagu memiliki karbohidrat yang jauh lebih tinggi daripada padi. Pati sagu memiliki karbohidrat sebesar 86,1 g per 100 g sedangkan padi memiliki karbohidrat sebesar 77,1 g per 100 g. Beras analog tersusun atas bahan utama berupa bahan yang kaya akan karbohidrat, sebagaimana fungsi beras pada umumnya yang merupakan sumber karbohidrat. Adapun ingredien beras analog terdiri atas pati, serat, lemak, air, bahan pengikat, serta bahan tambahan lain yang bersifat opsional, seperti pewarna, flavor, fortikan, dan antioksidan<ref>Sadek ''et al''. 2015. Potensi Beras Analog sebagai Alternatif Makanan Pokok untuk Mencegah Penyakit Degeneratif. ''PANGAN'', 25(1): 61 – 70.</ref>. Akan tetapi, kandungan protein pati sagu masih jauh lebih rendah daripada padi. Padi mengandung 6,1 g protein per 100 g sedangkan pati sagu mengandung 0,1 g protein per 100 g<ref>Yamamoto, Yoshinori. 2014. Sago as an Approach to Food and Nutritional Security. Faculty of Agriculture, Kochi University, Japan. ''The Global Food Security Forum'': 2014.07.07-08. in KL.</ref>. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis metabolomik untuk mengetahui metabolit-metabolit yang dapat membentuk protein sehingga nantinya produksi metabolit tersebut dapat dioptimalkan untuk meningkatkan kandungan protein dalam pati sagu. Metode pengoptimalan produksi metabolit tersebut dapat dilakukan melalui rekayasa bioproses maupun rekayasa genetika.</p>
 
<p align="justify">Secara umum, pendekatan yang dapat digunakan dalam kajian metabolomik untuk meningkatkan kualitas tanaman sagu dibagi menjadi tiga strategi yang berbeda, antara lain Fingerprinting, Profiling, dan Terget. Fingerprinting, dalam strategi ini, sidik jari kimia atau gambar dibuat dengan analisis langsung dari ekstrak sampel kasar, biasanya oleh MS, nuclear magnetic resonance spectrometry (NMR), atau spektrometri inframerah. Sidik jari ini dapat menjadi alat yang efisien untuk membandingkan dan mengklasifikasikan sampel tetapi tidak selalu memberikan informasi tentang terjadinya metabolit spesifik (apakah mereka diketahui atau tidak diketahui). Derivasi dari sidik jari adalah jejak di mana media pengeluaran bebas sel dianalisis untuk metabolit kiri (kadang-kadang juga disebut exometabolome). Profiling, ini bertujuan untuk mendeteksi sebanyak mungkin metabolit, apakah ini diketahui atau tidak diketahui. Namun, metabolit yang terdeteksi dengan profil harus dikenali secara konsisten dan juga harus dikuantifikasi. Profil biasanya dilakukan dengan kromatografi dalam kombinasi dengan MS atau dengan capillary electrophoresis (CE) yang dikombinasikan dengan MS. Target, analisis target bertujuan untuk mendeteksi dan mengukur metabolit spesifik. Banyak metode analisis yang berbeda dapat digunakan untuk tujuan ini, masing-masing dapat mendeteksi satu atau lebih metabolit<ref>Smedsgaard'','' Jorn, Silas G. Villas-Bôas, Ute Roessner, Michael A. E. Hansen, dan Jens Nielsen. 2007. '' Metabolome Analysis: An Introduction''. John Wiley & Sons, Inc.</ref>.</p>
 
== Galeri ==