Tegalgubug, Arjawinangun, Cirebon: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dinas Pasar (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Dinas Pasar (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 17:
Salah seorang tokoh masyarakat setempat, [[Ir H Maslani Samad]] (50), menjelaskan, sejarah Pasar Tegalgubug dimulai sekitar tahun 1914. Saat itu, warga setempat menggantungkan hidupnya dengan membuat dan menjual kemben, yakni perlengkapan kebaya kaum perempuan pada masa itu. Pasalnya, kaum perempuan di Tegalgubug memang mahir dalam menjahit. Para pembeli kemben itu berasal dari luar wilayah Cirebon . Mereka berdatangan dengan menggunakan pedati pada malam hari. Karena itulah, hingga kini, aktivitas perdagangan di Pasar Tegalgubug telah dimulai sejak malam hari sebelum ‘hari pasaran’ tiba. Tapi semakin hari pasar yang biasanya mulai tiap hari jum'at malam sabtu kitu mulai maju dari jum'at shubuh.
Seiring berlalunya waktu, aktivitas perdagangan di [https://grosirmurah.my.id/pasar-tegal-gubug-cirebon/ Pasar Tegalgubug] pun terus berjalan. Namun, aktivitas perdagangan itu belum dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Karenanya, kaum lelaki di desa tersebut lantas merantau ke Bandung untuk menjadi tukang becak. Tahun 1960-an, di Bandung mulai menjamur industri tekstil. Seringkali, pabrik-pabrik tekstil itu membuang sisa-sisa kain yang tidak mereka gunakan.
‘’Melihat hal itu, para tukang becak yang berasal dari Tegalgubug memungut sisa-sisa kain tersebut dan membawanya pulang. Mereka yakin kain-kain itu dapat dimanfaatkan bila diolah lebih lanjut oleh istri mereka yang memang pandai menjahit,
|