Budaya Timor: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
'''Budaya Timor''' adalah adat-istiadat, kepercayaan, seni, dan kebiasaan yang dijalankan oleh masyarakat (suku-suku) penghuni [[Pulau Timor]] dan pulau-pulau kecil yang rapat di sekitarnya; baik yang termasuk dalam [[Timor Barat]] maupun [[Timor Leste]]. Suku-suku asli penghuni Pulau Timor adalah [[orang Rote]], [[orang Helong]], [[orang Atoni]] (Dawan), [[orang Belu]] (Tetun), [[orang Kemak]], [[orang Marae]] (Buna'), dan [[orang Kupang]].<ref>{{Cite book
| url = https://books.google.co.id/books?id=eU1MDQAAQBAJ&pg=PA72&dq=budaya+pulau+timor&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwju2uTfkq7WAhWHto8KHRBSB9EQ6AEIXTAI#v=onepage&q=budaya%20pulau%20timor&f=false| title = Fakta Menakjubkan Tentang Indonesia; Wisata Sejarah, Budaya, dan Alam di 33 Provinsi: Bagian 3
| last = Kristi| first = Navita| year = 2012| publisher = Cikal Aksara| isbn = 602-8526-67-3}}</ref>
== Kepercayaan dan agama ==
Kepercayaan tradisional orang Timor sebelum datangnya agama Kristen adalah kepercayaan kepada [[dewa]] dan [[Makhluk gaib|makhluk halus]]. Dewa tertinggi bernama ''Uis Neno'' (tuan langit), yang menciptakan alam dan memeliharanya.<ref name=":0" /> Selain itu, terdapat pula dewi bumi bernama ''Uis Afu,'' yang merupakan dewi kesuburan bagi tanah pertanian. Tempat-tempat tertentu seperti di hutan, mata air, sungai, atau pohon dipercayai dapat dihuni oleh makhluk halus.<ref name=":0" /> Upacara dan sesaji dilakukan dengan pimpinan adat yang dinamakan ''tobe''. Benda-benda keramat disebut dengan nama ''nono''.<ref name=":0" /> Pengobatan atau penolak malapetaka biasanya dikerjakan oleh para [[dukun]], yang dipercayai mampu mengusir makhluk halus atau serangan sihir dari dukun lainnya.<ref name=":0" />
Semua praktik kepercayaan tradisional orang Timor, biasanya harus ditinggalkan apabila mereka memeluk agama Kristen.<ref name=":0" /> Benda-benda ''nono'' juga harus dihancurkan, dan siklus kehidupan mereka dihubungkan dengan upacara dalam [[Kekristenan]].<ref name=":0" /> Namun, nama ''Uis Neno'' tetap dipakai sebagai penerjemahan kata [[Tuhan]] dalam [[Alkitab]]. [[Gereja Protestan]] menyelenggarakan perkawinan resmi dihadapan pendeta dan pegawai catatan sipil untuk masyarakat; namun tetap mengakui perkawinan yang dilangsungkan secara adat.<ref name=":0">{{cite book |title = Manusia dan Kebudayaan di Indonesia|author = Koentjaraningrat|year = 2004|publisher = Djambatan |isbn = 979-428-510-2}}</ref>
== Lihat pula ==
|