Buku ibadat harian: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 33:
Buku-buku ibadat harian bekas seringkali dimodifikasi sesuai keinginan pemilik barunya. Beberapa di antara pemilik-pemilik baru ini adalah raja-raja. Setelah mengalahkan [[Richard III dari Inggris|Raja Richard III]], [[Henry VII dari Inggris|Henry VII]] memberikan buku ibadat harian sang raja kepada ibunya. Buku ini selanjutnya dimodifikasi ibunya, agar namanya tertera di dalamnya. Lambang kebesaran biasanya dihapus atau ditimpa lukisan lambang kebesaran pemilik baru. Banyak tambahan dan catatan ditambahkan sendiri, tetapi beberapa pemilik baru dari buku-buku ibadat hairan bekas ini juga menggunakan jasa tenaga ahli untuk memperbanyak ilustrasi maupun teks. Sir Thomas Lewkenor dari [[Trotton]] mengupah seorang ilustrator untuk menambahkan sejumlah detail ke dalam naskah yang kini dikenal dengan sebutan ''Buku Ibadat Harian Lewkenor''. Halaman-halaman lepas yang tersisip dalam beberapa buku ibadat harian meliputi catatan pembukuan rumah tangga atau catatan tanggal-tanggal kelahiran dan kematian anggota keluarga, sama seperti yang terdapat dalam Alkitab milik keluarga pada masa-masa sesudahnya. Sejumlah buku ibadat harian juga memuat koleksi tanda tangan para tamu agung yang pernah berkunjung ke rumah pemiliknya. Buku-buku ibadat harian seringkali merupakan satu-satunya buku yang dimiliki sebuah keluarga, sehingga lazim digunakan untuk mengajarkan kemampuan membaca kepada anak-anak, dan oleh karena itu adakalanya dilengkapi dengan satu halaman berisi urutan [[abjad]].
 
Menjelang akhir abad ke-15, rumah-rumah percetakan menghasilkan buku-buku ibadat harian yang dihiasi gambar-gambar [[cukil kayu]]. Buku-buku ibadat harian juga tergolong salah satu kelompok buku utama yang dihiasi gambar-gambar [[cukil logam]], yakni teknik pembuatan ilustrasi yang masih erat kaitannya dengan teknik cukil kayu.<!--
 
== Buku ibadat harian mewah ==
==The luxury book of hours==
[[Image:Hastings book of the hours.jpg|thumb|right|TheLukisan lavishbingkai illusionisticyang borderstampak ofhidup thisdalam Flemishbuku bookibadat ofharian hoursbuatan fromFlandria thedari lateakhir 1470sera are1470-an typicalini ofadalah luxurycontoh booksbuku ofmewah thisyang period,lazim whichdihasilkan werepada nowkurun waktu ini, oftenseringkali decoratedtiap-tiap onhalaman everydiberi pagehiasan. TheUjung butterflysayap wingkupu-kupu cuttingyang intosengaja thedigambar textpada areabidang ishalaman anyang exampledisediakan ofuntuk playingtulisan withmerupakan salah satu contoh permainan visual conventions,yang typicallazim ofpada thekurun periodwaktu ini.<br>(AmongTumbuh-tumbuhan thedalam plantsgambar areantara thelain ''[[Veronica (plant)|officinalis]]''Veronica'']], ''[[Vinca]]'', ''[[Viola tricolor]]'', ''[[Bellis perennis]]'', anddan ''[[Chelidonium majusmaius]]''. TheKupu-kupu butterflydalam isgambar adalah ''[[Aglais urticae]]''. TheTeks Latin textyang istertera aadalah devotiondevosi tokepada [[SaintSanto ChristopherKristoforus]]).]]<!--
 
In the 14th century the book of hours overtook the psalter as the most common vehicle for lavish illumination. This partly reflected the increasing dominance of illumination both commissioned and executed by laymen rather than monastic clergy. From the late 14th century a number of [[bibliophile]] royal figures began to collect luxury illuminated manuscripts for their decorations, a fashion that spread across Europe from the [[House of Valois|Valois]] courts of France and the [[Duchy of Burgundy|Burgundy]], as well as [[Prague]] under [[Charles IV, Holy Roman Emperor]] and later [[Wenceslaus, King of the Romans|Wenceslaus]]. A generation later, Duke [[Philip the Good]] of Burgundy was the most important collector of manuscripts, with several of his circle also collecting.<ref>Thomas, 8-9</ref> It was during this period that the [[Flanders|Flemish cities]] overtook Paris as the leading force in illumination, a position they retained until the terminal decline of the illuminated manuscript in the early 16th century.
 
The most famous collector of all, the French prince [[John, Duke of Berry]] (1340–1416) owned several books of hours, some of which survive, including the most celebrated of all, the ''[[Très Riches Heures du Duc de Berry]]''. This was begun around 1410 by the [[Limbourg brothers]], although left incomplete by them, and decoration continued over several decades by other artists and owners. The same was true of the ''[[Turin-Milan Hours]]'', which also passed through Berry's ownership.-->
 
ByPada thepertengahan mid-15thabad centuryke-15, asemakin muchbanyak widerkaum groupningrat ofdan nobilityusahawan andkaya richyang businesspeoplemampu werememesan ablebuku toibadat commissionharian highlyyang decorated,dihias oftensecara small,mewah booksdan ofseringkali hoursberukuran kecil. WithKemunculan themesin arrivalcetak ofmembuat printing,pesanan theturun marketdrastis. contractedPada sharplytahun 1500, andbuku-buku byibadat 1500harian theberkualitas finestterbaik qualitykembali booksdibuat, weretetapi oncehanya againuntuk beingmemenuhi producedpesanan only forraja-raja royalatau orkolektor veryyang grandsangat collectorsterkemuka. Salah Onesatu ofbuku theharian lastberkualitas majorterbaik illuminatedyang bookterakhir of hours was theadalah ''[[buku ibadat harian Farnese Hours]]'', completed for thedibuat Romanuntuk [[Alessandro Farnese (cardinalkardinal)|CardinalKardinal Alessandro Farnese]] inpada tahun 1546 byoleh [[Giulio Clovio]], whosalah wasseorang alsoiluminator thebesar lastyang major manuscript illuminatorterakhir.-->
 
== Galeri ==