Sultan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 8:
 
== Etimologi ==
Pada awalnya, sultan merupakan kata benda yang berarti "kekuatan", "kewenangan", atau "kepemimpinan", diturunkan dari kata kerja ''''sulṭah'''' (سلطة) yang bermakna "wewenang" atau "kuasa". Wilayah kekuasaan sultan disebut kesultanan (سلطنة, ''''salṭanah''''). Dalam bahasa Ibrani, ''shilton'' atau ''shaltan'' ([[bahasa Ibrani]]: שלטן) berarti "wilayah kekuasaan" atau "rezim".
 
Bentuk wanita dari gelar sultan adalah sultanah dan dapat digunakan untuk merujuk pada sultan wanita atau istri dari sultan pria.
 
== Kepala negara ==
== Sejarah penggunaan gelar Sultan ==
Gelar sultan pertama kali diberikan oleh Khalifah al[[Al-Mu'tasimtashim Billah|Al-Mu'tashim]] (berkuasa 833 – 842) dari Dinasti Abbasiyah kepada seorang panglima muslim turki bernama Asynas at-Turki. Sebagai sultan, Asynas at-Turki mempunyai kekuasaan yang besar, tetapi ia tetap berada di bawah dan tunduk kepada Khalifah al-Mu'tasim. Setelah al-Mutawakkil wafat, khalifah-khalifah berikutnya tidak mampu lagi melawan kehendak tentara pengawal dan sultan-sultan. Bahkan turun-naiknya khalifah banyak ditentukan oleh tentara pengawal dan sultantashim.
Sultan merupakan gelar bagi seseorang yang memiliki kekuasaan tinggi dalam sebuah [[negara]] (pemerintahan) Islam. Gelar ini pertama kali dipakai dalam Islam pada zaman pemerintahan [[Dinasti Abbasiyah]] (750-1258). Pada mulanya kekuasaan sultan masih terbatas dan berada di bawah [[khalifah]], tetapi dalam perkembangan selanjutnya, kekuasaan sultan semakin besar, bahkan melebihi kekuasaan khalifah. Di zaman dinasti Abbasiyah, khalifah-khalifah masih diakui dan dihormati oleh sultan, meskipun kekuasaan politik dan militer berada ditangan sultan. Khalifah hanya sekadar simbol, sementara jalannya pemerintahan ditentukan oleh sultan. Dalam perkembangan selanjutnya, sultan betul-betul berkuasa penuh atas daerah dan wilayahnya serta tidak berada di bawah khalifah mana pun. Dalam kedudukan seperti ini, sultan adalah raja sehingga istilah sultan digunakan sebagai gelar bagi seorang raja yang muslim.
 
Dalam periode ini, sultan berperan selayaknya seorang amir, yakni setara dengan gubernur dan khalifah menjadi kepala negara dan pemerintahan dari sebuah kekaisaran besar. Pada keberjalanannya, kekuatan politik khalifah makin menyusut dan sultan secara ''de facto'' menjadi independen. Meski demikian, para sultan ini masih mengakui ketundukan kepada khalifah secara simbolis.
Gelar sultan pertama kali diberikan oleh Khalifah al-Mu'tasim dari Dinasti Abbasiyah kepada seorang panglima muslim turki bernama Asynas at-Turki. Sebagai sultan, Asynas at-Turki mempunyai kekuasaan yang besar, tetapi ia tetap berada di bawah dan tunduk kepada Khalifah al-Mu'tasim. Setelah al-Mutawakkil wafat, khalifah-khalifah berikutnya tidak mampu lagi melawan kehendak tentara pengawal dan sultan-sultan. Bahkan turun-naiknya khalifah banyak ditentukan oleh tentara pengawal dan sultan.
 
Setelah Baghdad hancur oleh serangan Mongol pada 1258, kekuatan politik khalifah lenyap sehingga khalifah setelah ini hanya berperan sebagai pemimpin umat Islam sepenuhnya simbolis, dan lebih dalam konteks keagamaan daripada pemerintahan seperti periode sebelumnya. Dengan keadaan demikian, tiap sultan menjadi pemimpin tertinggi di wilayah kekuasaannyamasing-masing secara resmi. Dengan demikian, sultan dapat disetarakan dengan [[Raja (gelar)|raja]] atau [[kaisar]]. Keadaan ini tetap berlangsung setelah kekhalifah dibubarkan pada 1924.
== Sultan di Indonesia ==
 
=== Kepala negara bawahan ===
Selain digunakan oleh penguasa dari negara berdaulat seperti [[Kesultanan Utsmaniyah|Kesultanan Utsmani]] dan [[Kesultanan Mamluk (Kairo)|Mamluk]], sultan juga digunakan untuk kepala monarki yang negaranya secara resmi menjadi bawahan negara lain. Pemimpin dari Kerajaan Aceh Darussalam juga menyandang gelar sultan, tetapi negara ini secara resmi menjadi bawahan Kesultanan Utsmani sejak abad keenam belas.
 
[[Malaysia]] merupakan sebuah negara monarki konstitusional yang terdiri dari [[Negara bagian dan wilayah persekutuan di Malaysia|tiga belas negara bagian]]. Beberapa kepala negara bagian ini bergelar sultan, seperti [[Johor]], [[Kedah]], dan [[Kelantan]].
 
Di Indonesia, Sultan Yogyakarta berperan sebagai gubernur dan menjadi bawahan dari presiden selaku kepala negara Indonesia.
 
=== Sultan di Indonesia ===
Di Indonesia, raja pertama yang diketahui menyandang gelar "Sultan" adalah [[Sultan Sulaiman]] (wafat 1211) dari [[Lamreh]] (kini di provinsi [[Aceh]]).
 
Baris 28 ⟶ 37:
* [[Kesultanan Ternate|Sultan Ternate]];
* [[Kesultanan Tidore|Sultan Tidore]];
* [[Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|Sultan Yogyakarta]] saat ini, yaitu [[Hamengkubuwana X|Sri Sultan Hamengkubuwana X]]. Sultan Yogyakarta adalah satu-satunya sultan di Indonesia yang masih memiliki kekuatan politik secara resmi.
 
=== Galeri ===