Tun Sri Lanang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib) |
k ibukota → ibu kota |
||
Baris 28:
Pemerintahan Kerajaan Islam Aceh Darussalam menerapkan pendekatan lunak maupun tegas untuk menjaga keutuhan wilayahnya, dari ancaman disintegrasi bangsa baik yang bersumber dari dalam negeri maupun luar negeri. Strategi lunak yaitu "''politik meubisan''" dan "''rotasi pimpinan daerah taklukan Aceh''". Kalau jalan ini tidak berhasil Sultan akan mengerahkan angkatan perangnya menundukkan daerah taklukannya yang melawan terhadap kebijakan pusat.
Politik meubisan ini seperti pernah dilakukan oleh Sultan Iskandar Muda dengan mengawinkan adiknya dengan Sultan Abdullah Ma'ayat Shah.<ref>H.Buyong Adil, '''''Sejarah Pahang''''', hlm 71-77</ref> Kemudian Sultan Murka karena adik yang dicintainya diceraikan oleh Sultan Abdullah. Iskandar Muda memerintahkan pasukannya untuk membumi hanguskan Batu Sawar,
Politik meubisan berhasil juga menundukkan Perak dan Pahang. Setelah pembesar-pembesar pahang mengetahui anak negerinya Raja Mughal anak Sultan Ahmad dinobatkan sebagai sultan Kerajaan Islam Aceh Darussalam menggantikan Iskandar Muda pada tahun 1637 M, Adik Sultan Iskandar Tsani, Raja Sulong menjadi Sultan Perak ke-10 dengan gelar Sultan Muzaffar Shah II maka rakyat ke dua negeri langsung melakukan ikrar kesetiaan mendukung keutuhan Kerajaan Islam Aceh Darussalam.
|