Dou Jiande: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-duka cita +dukacita)
LaninBot (bicara | kontrib)
k ibukota → ibu kota
Baris 19:
Musim gugur tahun itu, Kaisar Yang memerintahkan Xue Shixiong yang berkedudukan di pos militer Zhuo untuk memimipin 30.000 pasukan menuju selatan memerangi [[Li Mi]], yang saat itu dianggap sebagai pemimpin pemberontak terkuat. Ketika pasukan Xue melewati pos militer Hejian (sekarang [[Cangzhou]], Hebei) dekat wilayah kekuasaan Dou, pasukan Dou merasa takut dan melarikan diri. Hal ini membuat Xue memandang enteng terhadap Dou, menganggapnya bukan sebagai ancaman. Sebaliknya Dou memanfaatkan kesempatan ini untuk melancarkan serangan dadakan. Ia memimpin 280 pasukan terbaiknya untuk menyerang di malam hari, sementara sisa pasukannya mengikuti dari belakang. Ia membuat kesepakatan dengan orang-orangnya, bila berhasil mencapai kemah Xue pada malam hari, mereka akan melancarkan serangan dadakan, namun bila sampai ketika fajar menyingsing mereka akan menyerah pada Xue. Fajar menyingsing ketika Dou hampir mencapai kemah Xue sehingga karena khawatir pasukannya bukan tandingan Xue, ia mulai berunding dengan para bawahannya mengenai rencana menyerah.
 
Tiba-tiba, kabut tebal datang menyelimuti daerah itu, Dou pun membatalkan rencana menyerahnya dan dengan yakin berkata, ''“Langit sedang menolong kita”.'' Kemudian ia menyerang kemah Xue, menyebabkan pasukan yang tidak siap itu panik dan kocar-kacir. Xue mundur ke wilayahnya hanya dengan kurang dari 100 sisa pasukannya dan disana ia meninggal dalam keadaan depresi. Dou yang menyadari Li Mi, yang telah menduduki Henan tengah dan timur, memiliki pasukan yang jauh lebih kuat darinya, mengirim utusan padanya untuk menyatakan menyerah. Musim semi [[618]], Li Mi memperoleh kemenangan besar atas Jenderal [[Wang Shichong]] yang dikirim pemerintah Sui untuk membantu mempertahankan ibukotaibu kota timur, [[Luoyang]]. Li menggelari dirinya sebagai Adipati Wei. Dou dan beberapa pemimpin pemberontak lainnya membujuk Li agar memakai gelar kekaisaran untuk mengukuhkan kedudukannya, namun Li menolak bujukan ini. Salah seorang bawahan Li, Fang Yanzao, menyurati Dou untuk menemui Li sebagai tanda kesetiaanya. Dou membalas surat itu yang berisi penolakan secara halus dengan alasan sedang sibuk mempertahankan diri dari serangan [[Luo Yi]], seorang mantan jenderal Sui yang telah mencaplok pos militer Zhuo. Pada akhir tahun itu Wang balas mengalahkan Li dan memaksanya kabur ke barat dan menyerah pada [[Kaisar Tang Gaozu]] (Li Yuan), seorang mantan jenderal Sui yang memberontak tahun 617 dan mendirikan dinasti baru yaitu Dinasti Tang tahun 618. Namun tak lama kemudian Li dihukum mati karena mencoba memberontak.
 
Tak lama kemudian, datang kabar dari Jiangdu (sekarang [[Yangzhou]], [[Jiangsu]]) bahwa Kaisar Yang telah terbunuh dalam sebuah [[kudeta]] yang dipimpin oleh jenderalnya sendiri, [[Yuwen Huaji]]. Seorang pejabat Sui bernama Wang Cong, yang sedang mempertahankan Hejian dari serbuan Dou mengumumkan masa berduka bagi kaisar. Mengetahui hal ini, Dou juga mengirim utusan untuk menyatakan turut berdukacita. Wang kemudian menyatakan menyerah pada Dou. Para prajurit Dou menginginkan agar Wang dihukum mati karena sebelumnya telah beberapa kali mengalahkan mereka, namun Dou malah menandaskan bahwa kesetiaan Wang terhadap Sui pantas dihargai, maka ia memberi jabatan pada Wang sebagai kepala prefektur. Sejumlah pos militer Sui juga menyerah padanya setelah mendengar kemurahan hatinya dan penghargaanya terhadap mereka yang setia dan mampu.
 
Dou mulai menata orang-orangnya seperti layaknya struktur pemerintahan, ia menetapkan ibukotanyaibu kotanya di Leshou (sekarang [[Cangzhou]]). Musim gugur [[618]], lima ekor burung besar muncul di Leshou di antara 10.000 lebih burung-burung kecil. Setelah mereka pergi, Dou merasa bahwa mereka adalah burung phoenix yang melambangkan sesuatu yang baik, maka ia mengubah nama rezimnya menjadi Wufeng (五凤, yang berarti lima [[phoenix]]). Kemudian atas saran pejabatnya yaitu Song Zhengben dan Kong Deshao, ia mengubah gelarnya menjadi Pangeran Xia. Tahun itu juga ia melakukan serangan dadakan dan membunuh seorang pemimpin pemberontak bernama Wei Dao’er, yang mengklaim dirinya sebagai Kaisar Wei. Ia lalu mengirim surat pada Luo Yi dan membujuknya untuk bergabung. Luo, yang sebelumnya juga menerima surat serupa dari [[Gao Kaidao]], pemimpin pemberontak lainnya, menganggap Dou dan Gao hanyalah bandit dan ia tidak pantas tunduk pada mereka, maka ia menyerahkan diri pada pemerintah Tang. Dou memimpin pasukannya untuk menyerang Luo, namun ia gagal merebut markas Luo di Youzhou (bekas pos militer Zhuo) dan terpaksa mengundurkan diri.
 
Sementara itu di tempat lain, Yuwen Huaji setelah membunuh kaisar, memimpin pasukan elit Xiaoguo ke utara. Sebelumnya ia mengangkat keponakan Kaisar Yang, [[Yang Hao]] sebagai kaisar, namun tak lama kemudian ia meracuni Yang Hao. Setelah mengalami kekalahan berturut-turut dari Li Mi dan [[Li Shentong]] (jenderal Tang yang juga sepupu Kaisar Gaozu), Yuwen kabur ke kota [[Liaocheng]], [[Shandong]] dan disana ia mengangkat dirinya sebagai Kaisar Xu. Pada musim semi [[619]], Dou mengeluarkan pernyataaan, ''“Aku adalah rakyat Sui dan kaisar Sui adalah tuanku.Karena Yuwen Huaji telah membunuh tuanku, maka ia adalah musuhku dan aku harus menyerangnya.”'' Ia lalu memimpin pasukan ke Liaocheng, kedua pasukan itu berhadapan di luar tembok kota dan Dou berhasil mengalahkan dan memaksanya mundur kembali ke kota. Dou mengepung Liaocheng dengan ketat, seorang pemimpin pemberontak bernama Wang Bo, yang pernah disuap Yuwen untuk membantunya mempertahankan kota, berkhianat, ia membukakan pintu kota bagi Dou dan menyambutnya.
Baris 34:
Musim panas 619, Wang Shichong mendepak Yang Tong dari tahta dan mengangkat dirinya sendiri sebagai Kaisar Zheng. Dou menanggapinya dengan memutuskan hubungan dengan Wang, lalu ia mulai menggunakan tata cara kerajaan dalam hal pengeluaran titah dan upacara ritual, namun ia tetap memakai gelarnya sebagai Pangeran Xia dan tidak mengubahnya menjadi kaisar. Ia mengangkat cucu kaisar Yang yang masih balita, Yang Zhengdao sebagai Adipati Xun dan memberi nama anumerta Min bagi almarhum Kaisar Yang. Dou menjalin persekutuan dengan [[Shibi Khan]] (Ashina Duojishi) dari [[Tujue Timur]] (suku [[Turki]]), atas permintaan istri Ashina, [[Putri Yicheng dari Sui]], ia mengirimkan Permaisuri Xiao, Pangeran Yang Zhengdao, dan kepala Yuwen Huaji padanya. Beberapa bulan selanjutnya, Dou memperluas wilayahnya hingga ke bagian utara Sungai Kuning yang saat itu masih belum dikuasai Wang Shicong maupun pemerintah Tang.
 
Musim gugur 619, Jenderal Li Shentong yang bertanggung jawab atas operasi militer di wilayah itu kalah dan mengundurkan diri ke Liyang (sekarang [[Hebi]], [[Henan]]) dimana ia bergabung dengan jenderal Tang lainnya, [[Li Shiji]], mantan pengikut Li Mi. Pada musim dingin tahun itu, ketika sedang dalam perjalanan ke Weizhou (sekarang [[Xinxiang]], Henan), Dou disergap oleh Li Shiji sehingga dengan murka ia membalas dengan menyerbu Liyang dan berhasil menawan Li Shentong, Li Gai (ayah Li Shiji), [[Wei Zheng]], dan Putri Tong’an (saudari Kaisar Gaozu). Li Shiji walaupun berhasil lolos, kembali beberapa hari kemudian untuk menyerah karena ayahnya berada di tangan Dou. Dou mengangkat Wei Zheng sebagai salah satu staffnya, dan Li Shiji ditugasi menjaga Liyang, ia tetap menyandera Li Gai, Li Shentong, dan Putri Tong’an namun tetap memperlakukan mereka dengan hormat. Ia memindahkan ibukotanyaibu kotanya dari Leshou ke Mingzhou (sekarang Handan, Hebei). Hingga saat itu, sebagian besar wilayah utara [[Sungai Kuning]] dan timur Pegunungan Taihang telah berada di bawah kekuasaannya. Wilayah-wilayah itu telah bebas dari pengaruh Luo Yi (yang kini telah berganti marga menjadi Li atas anugerah Kaisar Gaozu) dan Gao Kaidao.
 
Musim dingin 619, Li Shiji mempertimbangkan hendak melarikan diri ke wilayah Tang, namun ia takut ayahnya yang disandera dihukum mati oleh Dou, maka ia menyerang Zheng, wilayah Wang Shichong untuk meraih kepercayaan Dou. Dalam suatu pertempuran melawan Zheng, Li berhasil menangkap seorang perwira bernama [[Liu Heita]]. Dou sangat terkesan pada Liu dan mengangkatnya sebagai Adipati Handong. Liu segera menjadi salah satu tangan kanan Dou, ia sering berperan dalam serangan kejutan dan misi mata-mata. Sekitar awal tahun [[620]], Li Shiji menyarankan agar Dou menyerang Caozhou dan Daizhou (keduanya sekarang merupakan wilayah [[Heze]], Shandong) yang dikuasai pemimpin pemberontak bernama Meng Haigong yang menyerah pada Wang Shichong. Li berencana untuk menyergap Dou begitu ia menyeberangi Sungai Kuning, namun kedatangan Dou tertunda karena istrinya, Nyonya Cao, sedang melahirkan. Namun seorang sekutu Li, Li Shanghu, tidak sabaran dan ia menyergap saudara Nyonya Cao, Cao Dan, tapi gagal membunuhnya. Mendengar kabar ini, Li Shiji kabur ke wilayah Tang, Para bawahan Dou mendesak agar Li Gai dihukum mati karena pengkhianatan anaknya, namun Dou berkata, ''“Li Shiji adalah orang Tang yang kita tangkap dan ia tidak melupakan bekas atasannya, ia adalah seorang yang setia, kesalahan apa yang diperbuat oleh ayahnya ?”'' Maka iapun menyelamatkan nyawa Li Gai. Tak lama kemudian ia mengalahkan dan membunuh Li Shanghu. Pada masa ia memerintah ia mengembangkan pertanian, rakyat aman dan tenteram tanpa dihantui oleh bandit-bandit lokal yang merupakan hal yang biasa pada masa transisi Sui-Tang yang kacau, pedagang dan pengelana merasa aman ketika harus melewati malam dalam perjalanan.
Baris 41:
 
== Kejatuhan dan kematian ==
Pada tahun itu juga, [[Kaisar Tang Taizong|Li Shimin]], putra Kaisar Gaozu melakukan serbuan besar terhadap ibukotaibu kota Zheng, Luoyang. Wang Shichong yang tidak sanggup menahan serangan itu sendirian meminta bantuan Dou walaupun hubungan keduanya memburuk sejak Wang membunuh Yang Tong. Seorang pejabat Dou, Liu Bin menyarankan agar ia membantu Wang dengan alasan bila Tang berhasil mengalahkan Zheng, maka akan terjadi efek domino dan Xia pun akan terancam, dan bila menang mereka dapat memakai kesempatan ini untuk mencaplok wilayah Zheng. Dou menyetujui saran ini dan mengirim utusan pada Wang untuk menjanjikan bala bantuan, pada saat yang sama ia juga mengirim Li Dashi, sebagai utusan untuk menghadap Li Shimin, memintanya agar menghentikan serangan terhadap kota Luoyang. Namun Li Shimin menawan Li Dashi dan tidak membalas pesan Dou.
 
Dou menggabungkan pasukannya dengan pasukan dua orang pemimpin pemberontak yang telah tunduk padanya, Meng Haigong dan [[Xu Yuanlang]]. Dari markas Meng di Caozhou mereka bertolak ke Luoyang untuk bergabung dengan pasukan Zheng yang dikomandani Jenderal Guo Shiheng. Mereka berhasil mengalahkan beberapa kota yang dikuasai pasukan Tang. Ia memberitahu Wang bahwa pasukannya sedang dalam perjalanan dan sekali lagi mengirim pesan pada Li Shimin agar menarik mundur pasukan dan mengembalikan beberapa kota Zheng yang telah direbutnya. Li mendiskusikan proposal ini dengan jenderal-jenderalnya yang sebagian besar berpendapat mereka harus menghindari Dou. Namun salah seorang jenderal Tang, Guo Xiaoke, berpendapat lain, ia yakin bahwa ini adalah kesempatan emas untuk mengalahkan Wang dan Dou. Guo menyarankan pada Li Shimin agar ia memimpin pasukannya ke Terusan Hulao, di timur Luoyang dan mempertahankannya dari serbuan Dou. Li setuju, ia memerintahkan adiknya, [[Li Yuanji]] dan Jenderal [[Qutu Tong]] untuk tetap di Luoyang melanjutkan pengepungan, sementara ia dan pasukannya menuju ke Terusan Hulao. Wang sebenarnya telah melihat pergerakan pasukan Li, namun ia tidak tahu apa tujuannya, sehingga tidak berani bertindak.
 
Pasukan Li Shimin segera berhadapan dengan pasukan garis depan Dou. Li Shimin yang sedang berada di atas angin mengirim pesan pada Dou agar ia menarik dukungannya terhadap Wang, namun Dou tetap ngotot dan memimpin sendiri pasukannya ke Hulao. Kedua pasukan kini dalam posisi tidak maju dan tidak mundur di Hulao. Ahli strategi Dou, Ling Jing menyarankan agar membatalkan gerak pasukan ke Luoyang dan mengalihkannya ke Fenzhou (sekarang [[Luliang]], Shanxi) dan Jinzhou milik Tang sehingga menyeimbangkan situasi, lalu menyerang ibukotaibu kota Tang, Chang’an (sekarang [[Xi'an]], [[Shaanxi]]), dengan demikian pasukan Li yang sedang mengepung Luoyang terpaksa harus ditarik mundur untuk mempertahankan ibukotaibu kota. Namun utusan Wang Shichong, Wang Wan (keponakannya) dan Zhangsun Anshi mendesak Dou agar segera membantu Luoyang karena situasi semakin genting dan kota hampir jatuh. Nyonya Cao yang kebetulan mendengarnya, mencoba membujuk suaminya agar mengikuti saran Ling Jing, katanya, ''“Strategi sekretaris jenderal (Ling Jing) harus diterima, saya tidak mengerti mengapa Yang Mulia tidak menerimanya. Seharusnya Yang Mulia masuk lewat Fukou (sekarang Handan, Hebei) dan mengarah ke titik lemah pasukan Tang, menggabungkan kekuatan dan menguasai wilayah utara Pegunungan Taihang. Kemudian bergabung dengan suku Tujue dan menyerang [[Guanzhong]] (wilayah dekat ibukotaibu kota Tang) sehingga akan memaksa mereka mundur untuk menyelamatkan ibukotaibu kota. Untuk apa mengkhawatirkan tidak bisa membebaskan Luoyang dari kepungan ? Bila kita tetap disini, para perwira dan prajurit akan kelelahan dan menghabiskan banyak sumber daya, dan kita tidak akan menang.”''
 
Namun Dou menolak saran istrinya dan berkata, ''“Engkau perempuan tidak akan pernah mengerti masalah beginian. Kita akan bergerak menyelamatkan Luoyang yang sedang kritis dan hampir jatuh. Bila kita mengabaikannya dan kabur, itu akan menunjukan kita takut pada musuh dan itu sangat bertentangan dengan kesetiaan dan kebenaran. Aku tidak akan melakukan seperti itu.”'' Satu hari dalam musim panas 621, Dou melancarkan serbuan besar-besaran terhadap Terusan Hulao, namun Li Shimin tidak melayani tantangannya dengan maksud membiarkan semangat tempurnya menurun. Barulah ketika Pasukan Xia mulai kelelahan, Li melakukan serbuan balasan yang menyebabkan pasukan Xia dilanda kepanikan dan kocar-kacir. Dou terluka terkena tombak namun berhasil lolos, sayangnya ketika tiba di Sungai Kuning dan hendak menyeberanginya ia terjatuh dari kudanya. Dua jenderal Tang, Bai Shirang dan Yang Yuwei yang mengejarnya akhirnya menangkapnya dan membawanya menghadap Li Shimin. Li memarahinya, “Aku hanya menyerang Wang Shichong, apa yang kuperbuat padamu sampai kau harus mencampuri urusan ini ?” Dou menjawab dengan sinis, ''“Bila aku tidak datang membantu, kampanye militermu tentu akan terus berlanjut.”'' Mendengar berita penangkapan Dou, istrinya bersama pejabat Qi Shanxing melarikan diri ke Mingzhou.