Hamparan Perak, Deli Serdang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mahardika98 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
LaninBot (bicara | kontrib)
k ibukota → ibu kota
Baris 16:
[[Berkas:Hamparan perak tempo dulu.jpg|jmpl|357x357px|Peringatan 17 agustus pada tahun 70-an di Hamparan Perak]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Administrateur Sijthof met J.H. Blumer op de tabaksplantage Boeloe Tjina van de Deli-Maatschappij TMnr 60015885.jpg|jmpl|Komoditas Tembakau Deli yang merupakan Komoditas yang banyak ditanam di Kecamatan Hamparan Perak Pada Masa Hindia Belanda]]
'''Hamparan Perak''' berada di Pesisir Timur Pulau Sumatra. Di masa kini, Hamparan Perak termasuk salah satu desa dalam kecamatan Hamparan Perak yang berafiliasi ke Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara, Negara Republik Indonesia. Berjarak 20 km dari Medan, Hamparan Perak adalah ibukotaibu kota terakhir dari Sepuluh Dua Kuta, sebuah kampung rintisan [[Guru Patimpus]] yang pertama kali beribukotaberibu kota di Medan. Bagaimana ceritanya, akan kita telisik melalui catatan ini.
 
Kerajaan Haru.
Baris 82:
Setelah Hafdza Muda meninggal dunia, kekuasaan beralih ke tangan anaknya yang bernama Muhammad Syah. Dia mempunyai 3 anak masing-masing bernama Masanah, Ahmad dan Mahmud.
 
Muhammad Syah membuat kampung di Kuala Berkalla dan Terjun. Anak pertama dan kedua mempunyai perangai yang buruk sehingga Muhammad Syah mengandalkan anak paling kecil sebagai penerusnya. Karena khawatir dengan ancaman kedua anaknya yang jahat itu, Muhammad Syah merajakan anaknya yang paling kecil (Mahmud) di Terjun. Secara otomatis pindahlah ibukotaibu kota Sepuluh Dua Kota ke Terjun. Sementara Musannah tinggal di Pulau Bening dan Ahmad di Medan.
 
Datuk Mahmud mempunyai 3 orang anak pula. Yang pertama diberi nama Ali, yang kedua Zainal dan yang ketiga tidak disebutkan namanya, tetapi mati dalam keadaan perawan.