Islam di Jerman: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Perancis +Prancis) |
k ibukota → ibu kota |
||
Baris 8:
Perkenalan antara Jerman dan Islam bermula dari masa khalifah Harun al-Rashid pada abad ke-8. Dalam dongeng "[[Seribu Satu Malam|1001 malam]]" al-Rashid dikatakan telah mengembara di jalan-jalan di Baghdad pada malam hari dan berpakaian sebagai pedagang untuk belajar tentang kebutuhan rakyatnya. Berbagai sumber menyebutkan bahwa Charlemagne, pemimpin yang berasal dari Suku Germanic saat itu menjalin hubungan diplomatik dengan penguasa Abbasiyah ini pada tahun 797 atau 801. Kedua belah pihak dilaporkan menjamin kebebasan beragama bagi anggota agama lain di kerajaan masing-masing. Faktanya, gajah [[Abul-Abbas|Abul Abbas]] meninggal pada 810. Ternyata binatang mamalia ini telah dikirim oleh khalifah ke [[Charlemagne]] di [[Aachen]] sebagai tanda persahabatannya. Walau Jerman telah menjalin hubungan dengan pemimpin Islam dalam waktu yang telah lama, keberadaan agama Islam di Jerman baru mulai pada abad ke-17.<ref>{{Cite news|url=http://www.spiegel.de/international/germany/allah-and-the-occident-how-islam-came-to-germany-a-559927.html|title=Allah and the Occident: How Islam Came to Germany|last=Spuler-Stegemann|first=Ursula|date=2008-06-16|newspaper=Spiegel Online|access-date=2017-10-03}}</ref>
Sejarah Islam di Jerman juga tak terlepas dari hubungan antara Jerman dan Turki. Pada 1683 terjadi pengepungan [[Wina]] yang dilakukan oleh pasukan Kesultanan Ottoman terhadap tentara [[Austria]] dan Polandia di
Perkembangan Islam di Jerman kemudian berlanjut saat terjadi perang antara Rusia dengan Turki pada 1735 hingga 1739. Konflik saat itu didasari dengan keinginan [[Rusia]] untuk memperluas wilayah ke [[Laut Hitam]].<ref>{{Cite news|url=https://tirto.id/perang-dan-damai-yang-terus-mewarnai-hubungan-rusia-turki-b93b|title=Perang dan Damai yang Terus Mewarnai Hubungan Rusia-Turki|newspaper=tirto.id|language=id-ID|access-date=2017-10-03}}</ref>
|