Jing Ke: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
k ibukota → ibu kota |
||
Baris 10:
Ketika tiba saat keberangkatannya menjalankan tugas negara, Pangeran Dan dan rakyat Yan mengantar dan mengucapkan perpisahan padanya di tepi sungai Yi. Mereka berpakaian serba putih karena tahu bahwa Jing berangkat dan tidak akan pernah kembali lagi. Di sana Jing meminum arak perpisahan dan melantunkan puisi patriotik yang berbunyi “''Angin meratap // Sungai Yi dingin membeku // Pahlawan berangkat // dan tak pernah kembali lagi''”
Jing lalu berangkat ke [[Xianyang]],
Qin Shihuang kaget dan berusaha melawan sehingga tusukan tadi meleset, hanya kerah bajunya saja yang robek. Pejabat lain juga kaget melihat tindakan nekad itu tetapi mereka tidak bisa berbuat banyak karena hukum Qin tidak memperbolehkan pejabat membawa senjata ke dalam istana dan para pengawal tidak boleh masuk tanpa dipanggil. Beberapa orang yang mencoba membela kaisar tumbang oleh serangan Jing. Kaisar lari ke sudut lain istana sambil menghunus pedangnya tetapi mengalami kesulitan karena pedangnya yang panjang dan situasi saat itu membuatnya gugup. Saat itu Jing menerjang ke arahnya dan hendak menikam. Pada saat yang kritis itu, tabib istana, Xia Xun, melemparkan sebuah benda pada Jing dan mengenai tangannya sehingga pisau itu terjatuh. Tepat pada waktu itu, kaisar berhasil menghunus pedangnya dan menebas putus sebuah kaki Jing. Dengan menahan sakit Jing melemparkan pisau itu pada kaisar, namun sayang berhasil dihindari.
|