Kekaisaran Aksum: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Ibukota → Ibu kota
LaninBot (bicara | kontrib)
k ibukota → ibu kota
Baris 103:
Akhirnya Kekaisaran Islam menguasai Laut Merah dan sebagian besar Nil, memaksa Aksum kedalam isolasi ekonomi. Baratlaut Aksum yang sekarang [[Sudan]], negara-negara Kristen [[Kerajaan Makuria|Makuria]] dan [[Alodia]] berlangsung sampai abad ke-13 sebelum menjadi Islam. Aksum yang terisolasi masih tetap Kristen.<ref name="Munro-Hay57" />
 
Setelah [[jaman keemasan]] kedua diawal abad ke-6, kekaisaran mulai menurun dan akhirnya berhenti memproduksi koin diawal abad ke-7. Pada sekitar waktu yang sama, populasi Aksumite dipaksa untuk pergi lebih jauh kepedalaman dataran tinggi untuk perlindungan dan meninggalkan Aksum sebagai ibukotaibu kota. Penulis-penulis Arab dimasa itu terus menggambarkan Ethiopia (tidak lagi disebut sebagai Aksum) sebagai negara yang luas dan kuat, meskipun mereka telah kehilangan kendali atas sebagian besar pantai dan sungai mereka. Sewaktu kehilangan lahan diutara, diselatan dimenangkan, dan meskipun Ethiopia tidak lagi menjadi kekuatan ekonomi masih menarik para pedagang Arab. Ibu kota dipindahkan kelokasi baru, saat ini tidak diketahui, meskipun mungkin telah disebut Ku'bar atau Jarmi.<ref name="Munro-Hay57" />
 
Sejarah setempat menyatakn bahwa sekitar tahun 960 seorang Ratu Yahudi yang bernama Yodit (Judith) atau "[[Gudit]]" mengalahkan kekaisaran tersebut dan membakar gereja-gereja beserta literaturnya, namun sementara ada bukti dari gereja-gereja yang dibakar dan invasi pada saat itu, keberadaannya telah dipertanyakan oleh beberapa penulis modern. Kemungkinan lain adalah bahwa kekuatan Aksumite diakhiri oleh seorang Ratu pagan selatan yang bernama Bani al-Hamwiyah, kemungkinan suku al-Damutah atau Damoti ([[Sidama]]). Hal ini jelas dari sumber-sumber kontemporer bahwa perampas perempuan memang memerintah negara pada saat itu dan bahwa pemerintahannya berakhir beberapa waktu sebelum tahun 1003. Setelah zaman kegelapan, Kekaisaran Aksumite digantikan oleh [[Agaw]] [[Wangsa Zagwe]] diabad ke-11 atau 12 (kemungkinan besar tahun 1137), meskipun terbatas dalam ukuran dan ruang lingkup. Namun [[Yekuno Amlak]], yang membunuh raja Zagwe yang terakhir dan mendirikan [[Dinasti Salomo]] pada sekitar tahun 1270 menelusuri nenek moyangnya dan haknya untuk memerintah dari kaisar terakhir Aksum, [[Dil Na'od]]. Perlu disebutkan bahwa akhir dari Kekaisaran Aksumite tidak berarti akhir dari budaya dan tradisi Aksumite; misalnya arsitektur wangsa Zagwe di [[Lalibela]] dan [[Gereja Yemrehana Krestos]] menunjukkan pengaruh besar Askumite.<ref name="Munro-Hay57" />
Baris 120:
Manfaat dari transformasi besar dari sistem perdagangan maritim yang menghubungkan [[perdagangan Romawi dengan India|Kekaisaran Romawi dan India]]. Perubahan ini terjadi pada sekitar awal abad ke-1. Semakin tua sistem perdagangan yang terlibat berlayar dipesisir dan banyak pelabuhan perantara Laut Merah yang menjadi kepentingan sekunder bagi [[Teluk Persia]] dan koneksi darat ke [[Levant]]. Mulai sekitar 100 SM sebuah rute dari Mesir ke India didirikan, memanfaatkan Laut Merah dan menggunakan angin monsoon untuk menyeberangi [[Laut Arab]] langsung ke [[India Selatan]]. Permintaan Romawi dari India meningkat secara dramatis, sehingga sejumlah besar kapal-kapal besar berlayar ke Laut Merah dari kekuasaan Romawi di Mesir ke Laut Arab dan India.
 
Kekaisaran Aksum berletak strategis untuk mengambil keuntungan dari situasi perdagangan baru. [[Adulis]] segera menjadi pelabuhan utama untuk ekspor barang-barang dari Afrika seperti gading, kemenyan, emas, budak dan binatang eksotis. Dalam rangka memasokkan barang-barang seperti itu para penguasa Aksum bekerja untuk mengembangkan dan memperluas jaringan perdagangan pedalaman. Sebuah saingan, dan banyak jaringan perdagangan yang lebih tua yang mengetuk wilayah interior Afrika yang sama adalah [[Kerajaan Kush]], yang sudah lama melayani Mesir dengan barang-barang Afrika melalui koridor [[Nile]]. Namun pada abad ke-1 Masehi, Aksum telah mendapatkan kontrol atas wilayah Kushite sebelumnya. ''Periplus dari Laut Erythraea'' menjelaskan terang-terangan bagaimana gading dikumpulkan di dalam wilayah Kushite sedang diekspor melalui pelabuhan Adulis bukannya dibawa ke [[Meroë]], ibukotaibu kota Kush. Selama abad ke-2 dan 3 Kekaisaran Aksum terus memperluas kendali mereka dari cekungan selatan Laut Merah. Sebuah rute kafilah ke Mesir didirikan yang dilewati seluruhnya oleh koridor. Aksum berhasil menjadi pemasok utama barang Afrika untuk Kekaisaran Romawi, paling tidak sebagai akibat dari mengubah sistem perdagangan Samudera Hindia.<ref>The effect of the Indian Ocean trading system on the rise of Aksum is described in [http://www.historycooperative.org/proceedings/interactions/burstein.html State Formation in Ancient Northeast Africa and the Indian Ocean Trade], by Stanley M. Burstein.</ref>
 
== Masyarakat ==