Kerajaan Ptolemaik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k ibukota → ibu kota
Baris 27:
}}
 
'''Kerajaan Ptolemaik''' ({{lang-el|Πτολεμαϊκὴ βασιλεία}})<ref>Diodoros Sikolos, ''Bibliotheke historika'', 18.21.9</ref> adalah kerajaan [[Periode Hellenistik|Hellenistik]] yang meliputi wilayah [[Mesir]] dan sekitarnya setelah penaklukan oleh [[Aleksander Agung]] pada tahun 332 SM. Kerajaan Ptolemaik berdiri ketika [[Ptolemaios I]] Soter menyatakan dirinya sebagai [[Firaun]] Mesir pada tahun 305 SM dan berakhir pada saat kematian [[Cleopatra VII|Kleopatra VII]] dan [[Aegyptus (provinsi Romawi)|penaklukan oleh Romawi]] pada tahun 30 SM. Kerajaan ini membentana dari [[Suriah]] selatan di sebelah timur, sampai [[Kirene]] di sebelah barat, dan sampai [[Nubia]] di sebelah selatan. Kerajaan Ptolemaik banyak berperan dalam menyebarkan [[peradaban Hellenistik]] di Mesir. [[Alexandria]] (Iskandariyah) adalah ibukotaibu kota Kerajaan Ptolemaik dan merupakan pusat peradaban dan perdagangan [[Yunani Hellenistik|Yunani]] di Mesir. Untuk memperoleh pengakuan dari penduduk asli Mesir, orang-orang Yunani yang memimpin kerajaan ini menyatakan diri sebagai penerus para Firaun. Banyak dari raja Ptolemaik pada masa selanjutnya yang menyerap tradisi Mesir, di antaranya menikahi saudara kandung mereka sendiri, membuat penggambaran diri mereka pada monumen Mesir dengan pakaian dan gaya Mesir, dan bepartisipasi dalam kehidupan keagamaan Mesir.<ref>{{cite book|last=Bowman|first = Alan K|title= Egypt after the Pharaohs 332 BC – AD 642|publisher=[[University of California Press]]|location=Berkeley|year=1996|edition=2nd ed.|pages=25–26|isbn=0520205316}}</ref><ref>{{cite book|last=Stanwick|first = Paul Edmond|title= Portraits of the Ptolemies: Greek kings as Egyptian pharaohs|publisher=[[University of Texas Press]]|location=Austin|year=2003|isbn=0292777728}}</ref> Kerajaan Ptolemaik ini akhirnya runtuh setelah banyaknya pemberontakan dari penduduk asli, perang dengan bangsa lain, serta perang saudara, yang menyebabkan kerajaan ini diambil alih oleh [[Kekaisaran Romawi]]. Sementara kebudayaan Helenistik sendiri terus berkembang di Mesir sampai [[Penaklukan Islam di Mesir|penaklukan oleh Muslim]]. Periode Kerajaan Ptolemaik di Mesir adalah periode dari [[Periode Hellenistik|Zaman Hellenistik]] yang terdokumentasikan paling baik. Banyak naskah papirus yang ditulis oleh orang Yunani dan Mesir ditemukan di sana.<ref>Lewis, Naphtali (1986). ''Greeks in Ptolemaic Egypt: Case Studies in the Social History of the Hellenistic World''. Oxford: Clarendon Press. hlm. 5. ISBN 0-19-814867-4.</ref>
 
== Sejarah ==
Baris 59:
| separator =
| postscript =
}}</ref> Dia diterima oleh [[bangsa Mesir]] sebagai seorang pembebas sehingga dia tidak memperoleh banyak perlawanan. Dia mengunjungi [[Memphis, Mesir|Memphis]], dan mendatangi [[orakel]] [[Amun]] di [[Oasis Siwa]]. Sang orakel menyatakan Aleksander sebagai putra dewa Amun.<ref>Peters, F.E. ''The Harvest of Hellenism'' hlm. 42</ref> Aleksander tidak menghancurkan Mesir karena dia sangat menghormati agama orang Mesir, tetapi dia menempatkan orang-orang Yunani dalam posisi pemerintahan yang penting di Mesir. Aleksander juga mendirikan sebuah kota Yunani di Mesir yang dia beri nama [[Aleksandria]] (Iskandariyah) sesuai dengan namanya.<ref name="ReferenceA">Peters, F.E. ''The Harvest of Hellenism'' hlm. 41</ref> Kota itu menjadi ibukotaibu kota Mesir yang baru. Aleksander memanfaatkan kekayaan Mesir untuk mendukung kelanjutan serangannya terhadap sisa-sisa wilayah Kekaisaran Akhemeniyah. Pada awal tahun 331 AM, Aleksander meninggalkan Mesir menuju [[Fenisia]] setelah terlebih dahulu mendirikan [[garnisun]] militer di Memphis dan [[Pelusion]]. Dia menunjuk [[Kleiomenes dari Naukratis|Kleiomenes]] untuk memimpin Mesir selama kepergiannya,<ref>Peters, F.E. ''The Harvest of Hellenism'' hlm. 42-3</ref> tetapi Aleksander tak pernah kembali lagi ke Mesir. Di kemudian hari jenazah Aleksander dibawa ke Aleksandria,<ref>Peters, F.E. ''The Harvest of Hellenism'' hlm. 174</ref> yang telah menjadi pusat intelektual dan politik di Mesir.<ref name="ReferenceA"/>
 
=== Pendirian Kerajaan ===
Baris 94:
Semua pemimpin dinasti Ptolemaik yang pria menamai diri dengan nama "Ptolemaios", sementara putri dan permaisurinya mengambil nama [[Kleopatra]], Arsinoe atau Berenike. Karena raja-raja Ptolemaios mengadopsi adat Mesir dengan menikahi saudari mereka sendiri, maka banyak raja yang berkuasa berdua bersama pasangan mereka, yang masih berasal dari keluarga kerajaan. Kebiasaan ini membuat dinasti Ptolemaik sangat bersifat inces dan mengakibatkan para pemimpin Ptolemaik pada masa berikutnya menjadi lemah. Ratu Ptolemaik yang secara resmi berkuasa sendirian hanyalah [[Berenike III dari Mesir|Berenike III]] dan [[Berenike IV dari Mesir|Berenike IV]]. [[Kleopatra V dari Mesir|Kleopatra V]] memerintah berdua, tetapi bersama perempuan, yaitu Berenike IV. [[Kleopatra VII]] secara resmi memerintah berdua dengan [[Ptolemaios XIII Theos Philopator]], kemudian dengan [[Ptolemaios XIV dari Mesir|Ptolemaios XIV]], lalu dengan [[Ptolemaios XV dari Mesir|Ptolemaios XV]], akan tetapi sebenarnya dia berkuasa sendirian.
 
Ptolemaios-Ptolemaios pada masa awal tidak mengganggu kegiatan agama dan tradisi [[bangsa Mesir]], mereka bahkan membangun kuil-kuil baru yang indah untuk dewa-dewa Mesir dan dengan cepat mengadopsi penampilan para Firaun terdahulu. Pada masa pemerintahan Ptolemaios II dan Ptolemaios III, ribuan veteran Yunani diberi ladang pertanian di Mesir, dan banyak orang Yunani yang tinggal di koloni dan garnisun atau bermukim di desa-desa di seluruh Mesir. [[Mesir Hulu]], yang jauh dari pusat pemerintahan, tidak menerima pengaruh itu dengan cepat, meskipun Ptolemaios mendirikan koloni [[Ptolemais Hermiou]] sebagai ibukotanyaibu kotanya. Tapi dalam waktu satu abad, pengaruh [[Bangsa Yunani|Yunani]] berhasil menyebar di Mesir dan pernikahan antara orang Yunani dan orang Mesir banyak menghasilkan kaum Yunani-Mesir yang terdidik. Meskipun demikian, orang Yunani tetap menjadi kaum minoritas yang memperoleh keistimewaan di Mesir masa Ptolemaik ini. Orang Yunani berada di bawah hukum Yunani, menerima pendidikan Yunani, diadili di pengadilan Yunani, dan merupakan warga negara kota-kota di Yunani. Sementara orang Mesir tidak banyak yang tertarik terhadap level yang tinggi dari kebudayaan Yunani.
 
=== Ptolemaios I ===
Baris 151:
Perselisihan mencapai puncaknya ketika Oktavianus menyatakan perang terhadap Kerajaan Ptolemaik. Armada laut Oktvianus berhadapan dengan pasukan Kleopatra dan Markus Antonius di [[Aktium]], lepas pantai Yunani di [[Laut Adriatik]]. Dalam [[Pertempuran Actium|pertempuran itu]], pasukan Oktavianus, yang dipimpin oleh jenderal [[Markus Vipsanius Agrippa]], berhasil mengalahkan pasukan Ptolemaik. Oktavianus menunggu dulu selama satu tahun sebelum dia mengklaim Mesir sebagai provinsi Romawi. Dia tiba di Aleksandria dan dengan mudahnya mengalahkan Markus Antonius di luar kota itu. Menyadari kekalahannya, Markus Antonius tidak mau dibunuh oleh Oktavianus dan memutuskan untuk bunuh diri dengan pedangnya sendiri.
 
Oktavianus memasuki Aleksandria pada tahun 30 SM. Kleopatra ditangkap dan dibawa ke hadapannya, tetapi Oktavianus tidak tertarik sedikit pun dengan relasi, rekonsiliasi, ataupun negosiasi dengan Kleopatra. Menyadari bahwa dia sudah tidak berdaya, Kleopatra pun mengikuti langkah Markus Antonius dan membunuh dirinya sendiri. Tidak diketahui secara pasti bagaimana Kleopatra bunuh diri. Banyak yang percaya bahwa dia membiarkan dirinya digigit oleh seekor [[Asp (ular)|ular berbisa]], karena ketika mayat Kleopatra ditemukan, tidak terlihat adanya bekas tusukan, sehingga para pengawalnya berpikir bahwa dia pasti mati karena bisa ular. Dengan kematian Kleopatra, Kerajaan Ptolemaik pun berakhir. Aleksandria tetap menjadi ibukotaibu kota Mesir, akan tetapi sejak saat itu Mesir menjadi [[Mesir Romawi|provinsi Romawi]].
 
=== Mesir Romawi ===
Baris 179:
 
=== Aleksandria ===
Aleksandria didirikan pada tahun 331 SM oleh [[Aleksander Agung]] dan menjadi pelabuhan [[Laut Tengah]] yang sangat penting untuk Mesir, bahkan hingga saat ini. Terletak sekitar {{convert|20|mi|km}} sebelah barat muara sungai Nil, kota ini bebas dari deposit lumpur yang sering melanda pelabuhan di sekitar sungai. Aleksandria menjadi ibukotaibu kota Kerajaan Ptolemaik sejak dipimpin oleh oleh raja [[Ptolemaios I]]. Dengan kekayaan Mesir, kota ini dengan cepat melampaui [[Athena (kota)|Athena]] sebagai pusat kebudayaan di [[Peradaban Hellenistik|dunia Hellenistik]].
 
Aleksandria berada di antara laut di utara dan Danau Mareotis di selatan. Sebuah jalan sepanjang tiga perempat kilometer dibuat ke utara sampai ke pulau Pharos, sehingga membentuk pelabuhan ganda, timur dan barat. Di sebelah timur, ada pelabuhan utamanya, yang disebut Pelabuhan Besar, yang menghadap ke arah bangunan-bangunan penting di kota Aleksandria, termasuk istana kerajaan, perpustakaan, dan museum. Di mulut Pelabuhan Besar, berdiri [[Mercusuar Iskandariyah|Mercusuar Aleksandria]], yang dibangun sekitar tahun 280 SM. Mercusuar itu merupakan salah satu dari [[Tujuh Keajaiban Dunia Kuno]] karena tingginya yang luar biasa (kemungkinan 460 kaki). Bangunannya berbentuk menara persegi dan memiliki banyak jendela, di atasnya ada keranjang api dari logam dan patung Zeus.
Baris 210:
 
== Pengetahuan ==
Ptolemaios I, kemungkinan atas nasihat dari [[Demetrios dari Phaleron]], mendirikan Museum dan [[Perpustakaan Alexandria|Perpustakaan Aleksandria]].<ref name=X>F.E. Peters, ''The Harvest of Hellenism'' hlm. 193</ref> Museum ini adalah pusat penelitian yang didukung oleh raja dan terletak di sektor kerajaan di ibukotaibu kota. Para cendekiawan juga ditempatkan di sektor yang sama dan digaji oleh para raja.<ref name=X/> Mereka memiliki akses ke Perpustakaan. Kepala perpustakaan juga bertugas sebagai tutor yang mengajari putra mahkota.<ref name=Y>F.E. Peters, ''The Harvest of Hellenism'' hlm. 194</ref> Selama seratus lima puluh tahun pertama dari keberlangsungannya, pusat penelitian dan perpustakaan ini telah menarik banyak cendekiawan ternama dari Yunani.<ref name=Y/> Lembaga tersebut adalah pusat ilmu, sastra, dan pendidikan di Kerajaan Ptolemaik.<ref>F.E. Peters, ''The Harvest of Hellenism'' hlm. 195f</ref>
 
[[Perpustakaan Iskandariyah|Perpustakaan Aleksandria]] pada masa itu adalah perpusakaan terbesar di dunia, dan memiliki ratusan ribu buku serta mempekerjakan banyak sejarawan, cendekiawan, dan penyair. Selama zaman keemasan sastra yang singkat di Aleksandria (sek. 280 SM-240 SM), Perpustakaan Aleksandria mempekerjakan tiga penyair besar dari Yunani—[[Kallimakhos]], [[Apollonios dari Rodos|Apollonios Rhodios]], dan [[Theokritos]]. Karya-karya mereka melambangkan sastra Hellenistik terbaik. Para pemikir lainnya yang juga pernah berada di bawah lingkup Perpustakaan Aleksandria adalah matematikawan [[Euklides]] (sek. 300 SM), fisikawan [[Archimedes|Arkhimedes]] (287 SM – sek. 212 BSMC), dan polymath [[Eratosthenes]] (sek. 225 SM).<ref>{{cite web