Kaisar Hongwu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ibukota → ibu kota |
k namun (di tengah kalimat) → tetapi |
||
Baris 1:
[[Berkas:明太祖.jpg|jmpl|250px|Kaisar Hongwu (Zhu Yuanzhang)]]
'''Kaisar Hongwu''' ([[Hanzi]]: 洪武, {{lahirmati|[[Fengyang]], Provinsi [[Anhui]]|21|10|1328||24|6|1398}}), yang nama aslinya '''Zhu Yuanzhang''' (朱元璋), adalah pendiri dan kaisar pertama [[Dinasti Ming]] di [[Tiongkok]]. Ia menjadi kaisar dan mendirikan dinastinya setelah berhasil menggulingkan [[Dinasti Yuan]] ([[Mongol]]). Dalam sejarah Tiongkok, Zhu Yuanzhang adalah satu dari dua kaisar yang berasal dari golongan rakyat jelata (yang lain adalah Liu Bang/ [[Kaisar Han Gaozu]], pendiri [[Dinasti Han]]). Ia adalah seorang kaisar yang kontroversial, di satu pihak ia memperhatikan kesejahteraan rakyatnya dan berusaha keras meningkatkan taraf hidup mereka,
== Biografi singkat ==
Zhu lahir di [[Fengyang]], Provinsi [[Anhui]] dari keluarga petani miskin dengan nama '''Zhu Chongba''' (朱重八). Pada masa mudanya bekerja sebagai penggembala sapi. Karena kedapatan memanggang dan memakan seekor ternak itu, tuannya memecatnya. Suatu ketika wabah penyakit menyerang desanya dan merenggut nyawa orang tua dan saudara-saudaranya. Kemudian ia menjadi [[biksu]] di Kuil Huangjue hanya untuk hidup di tengah bencana kelaparan saat itu. Di biara itulah ia mulai belajar membaca dan menulis,
Di tengah gelombang anti-Mongol yang saat itu sedang marak di Tiongkok, Zhu bergabung dengan [[Pemberontakan Serban Merah]], sebuah kelompok pemberontakan anti-Yuan yang berbasiskan campuran ajaran-ajaran keagamaan seperti [[Budha]], [[Zoroaster]], dan agama lainnya. Ia bekerja di bawah komando [[Guo Zixing]]. Berkat kecakapannya, dalam waktu singkat ia telah mendapat posisi penting dalam kelompok tersebut. Sejak itulah ia mengganti namanya menjadi Zhu Yuanzhang. Zhu menikah dengan putri angkat Guo, [[Ma Xiuying]] (kelak menjadi permaisuri pertama Ming). Ia sering berhubungan dengan sarjana-sarjana [[Konfusius]] dan tuan tanah, dari mereka ia memperoleh pelajaran mengenai cara-cara mengatur negara, sedangkan dari kelompok Serban Merah ia banyak belajar mengenai kemiliteran.
Baris 24:
=== Bidang militer ===
Walaupun bangsa Mongol telah diusir dari Tiongkok,
Pelatihan prajurit diadakan di distrik militer masing-masing. Ketika diperlukan untuk berperang kesatuan-kesatuan dari seluruh penjuru negeri akan dipanggil dan berada di bawah komando sebuah dewan perang, lalu seorang komandan akan ditunjuk untuk mengepalai mereka. Begitu perang berakhir, mereka akan dikembalikan ke wilayah masing-masing dan kuasa militer sang komandan berakhir. Hal ini mencegah terulangnya kembali masalah seperti pada masa akhir Dinasti Tang dan [[Zaman Lima Dinasti dan Sepuluh Negara]] di mana para komandan militer memiliki kekuasaan terlalu besar sehingga mereka cenderung menyalahgunakannya untuk kepentingan pribadi dan memperbaiki kelemahan militer pada masa [[Dinasti Song]] di mana militer terlalu dikekang oleh pemerintah pusat sehingga strategi berperang menjadi kaku dan tidak efisien. Kaisar Hongwu menyadari beratnya beban untuk memberi makan prajurit dalam jumlah sebesar itu, dengan sistem Weiso ini kekuatan militer tetap terjaga tanpa terlalu membebani rakyat.
Hongwu memerintahkan pembangunan besar-besaran untuk memperkuat pertahanan di [[Tembok Besar]]. Pembangunan ini berlanjut hingga beberapa kaisar Ming berikutnya sehingga Tembok Besar yang berdiri hingga kini sebagian besar merupakan hasil rekonstruksi pada masa Dinasti Ming. Hongwu beberapa kali mengirimkan ekspedisi untuk mengatasi gangguan di perbatasan utara dan pasukannya banyak memperoleh kemenangan. Di [[Gansu]], mereka berhasil mengalahkan [[Wang Baobao]],
=== Bidang politik ===
Baris 40:
Hongwu menjalankan pemerintahannya dengan tangan besi, ia selalu menuntut agar semua bawahannya untuk menjadi pejabat yang jujur dan taat hukum. Terhadap mereka yang korup dan melanggar hukum ia tidak segan-segan menjatuhkan hukuman yang berat, bahkan terhadap keluarganya sendiri seperti Pangeran [[Zhu Liangzu]] dan menantunya, [[Ouyang Lun]] yang dihukum mati karena [[korupsi]]. Pernah ada seorang pejabatnya yang terbukti menggelapkan uang dihukum dengan cara dikuliti dan kulitnya dibuat tas yang lalu digantungkan di aula utama sebagai peringatan bagi yang lain. Sejarah mencatat selama masa pemerintahannya, Hongwu telah menghukum mati ribuan pejabat korup.
Kitab undang-undang yang disusun pada masa pemerintahan Hongwu adalah salah satu prestasi besar Dinasti Ming. Kitab undang-undang ini disebut ''Daming Lu'' (大明律). Hongwu secara pribadi menaruh perhatian besar dalam penyusunannya, kepada para menterinya ia memerintahkan agar isi undang-undang itu komprehensif dan mudah dimengerti, sehingga tidak meninggalkan celah hukum untuk interpretasi ganda dengan memelintir bahasanya. Undang-undang ini adalah hasil pengembangan dari masa Dinasti Tang dalam hal perlakuan terhadap budak. Pada zaman Tang, budak diperlakukan tidak manusiawi seperti binatang peliharaan saja, bila ia dibunuh oleh warga bebas, maka pembunuhnya tidak akan dikenai sanksi hukum,
=== Bidang religius ===
Baris 48:
[[Berkas:Oldhongwu.gif|jmpl|150px|Kaisar Hongwu di usia senja]]
Permaisuri pertama Hongwu, adalah Permaisuri Ma yang banyak berpengaruh dalam kehidupannya, seorang wanita yang bijak. Pernah suatu ketika Hongwu menangkap beberapa orang yang membuat teka-teki yang menghina Permaisuri Ma dan bemaksud menghukum mati mereka,
Selain Permaisuri Ma, Hongwu juga memiliki sejumlah selir, beberapa di antaranya adalah wanita [[Korea]], yang dikirim padanya oleh [[Raja Taejo dari Joseon]] (Yi Seonggye) untuk menandai persekutuan antara Tiongkok dan Korea yang juga baru melepaskan diri dari pengaruh Mongol. Dari hasil perkawinannya ia dikarunia puluhan putra dan putri. Ketika wafat tahun 1398, ia digantikan oleh cucunya [[Kaisar Jianwen|Zhu Yunwen]] karena putra sulungnya ([[Zhu Biao]]) yang seharusnya naik tahta mati muda tahun [[1392]]. Hongwu memiliki beberapa makam palsu dengan tujuan mencegah perusakan oleh lawan-lawan politiknya dan pencurian oleh penjarah makam. Makamnya yang asli baru ditemukan pada masa [[Dinasti Qing]] di Gunung Zijin, Nanjing.
|