Kaisar Gaozu dari Tang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ibukota → ibu kota |
k namun (di tengah kalimat) → tetapi |
||
Baris 28:
== Kehidupan awal ==
Li Yuan dilahirkan di Chang'an (sekarang [[Xi'an]], [[Shaanxi]]), ia adalah generasi ketujuh dari salah seorang raja pada [[Zaman Enam Belas Negara]], yaitu [[Li Gao]], pendiri [[Liang Barat (Enam Belas Kerajaan)|Kerajaan Liang Barat]]. Ketelah runtuhnya kerajaan itu, cucu Li Gao, Li Chong’er menjadi pejabat di [[Wei Utara|Kekaisaran Wei Utara]],
Selama masa pemerintahan Kaisar Wen, Li Yuan menjabat sebagai gubernur sebanyak tiga kali masa jabatan. Pada awal pemerintahan Kaisar Yang (putra Kaisar Wen) ia menjadi gubernur pos militer karena Kaisar Yang mengubah provinsi menjadi pos-pos militer. Belakangan ia diberi jabatan sebagai menteri junior dalam kabinet Kaisar Yang. Tahun [[613]]. ketika kaisar sedang melakukan kampanye militer kedua melawan [[Kerajaan Goguryeo]], [[Korea]], Li diberi tanggung jawab untuk mengurus urusan logistik. Memanfaatkan absennya kaisar yang sedang memimpin serangan ke [[Liaodong]], Jenderal [[Yang Xuan'gan]] melakukan pemberontakan di dekat ibu kota timur [[Luoyang]]. Kaisar Yang menugasi Li Yuan untuk menjaga bagian barat Terusan Tong,
== Pemberontakan melawan Kaisar Yang ==
Kaisar Yang tidak puas atas kinerja Li dan Wang Rengong, gubernur pos militer Mayi (sekarang [[Shuozhou]], Shanxi) karena ketidakmampuan keduanya mengatasi gangguan di perbatasan oleh suku [[Tujue Timur]] (suku [[Turki]]) dan pemberontakan petani yang semakin merajarela, terutama setelah kekalahan dari [[Liu Wuzhou]], Dingyang Khan, seorang pemberontak petani yang didukung oleh Tujue Timur, Liu berhasil membunuh Wang dan mencaplok istana kekaisaran kedua di dekat Taiyuan. Mendengar sebuah isu ramalan yang mengatakan bahwa kelak akan ada seorang kaisar bermarga Li, Kaisar Yang membunuh seorang pejabatnya yang bernama Li Hun beserta seluruh keluarganya. Hal ini mulai membuat Li Yuan takut dan mulai berjaga-jaga terhadap kemungkinan terburuk yang berisiko menimpanya.
Pada saat yang sama, putra keduanya, Li Shimin yang juga sedang bersamanya di Taiyuan, diam-diam berencana untuk memberontak tanpa sepengetahuan ayahnya, ia menjalin hubungan dengan [[Pei Ji]], kepala pengurus istana kekaisaran kedua, dan [[Liu Wenjing]], pejabat kabupaten Jinyang. Li Shimin membujuk Pei untuk mengatur sedemikian rupa agar ayahnya terlibat affair dengan dayang-dayang di istana kedua sehingga Li Yuan tidak punya pilihan lain selain memberontak. Li lalu mulai mengumpulkan pasukan dari wilayahnya dengan alasan untuk dipakai mempertahankan diri dari serbuan Tujue,
Begitu ketiganya tiba di Taiyuan, Li Yuan pun mendeklarasikan pemberontakannya dengan mengangkat cucu Kaisar Yang, [[Yang You]], Pangeran Dai, sebagai kaisar dan menjadikan Kaisar Yang sebagai mantan kaisar (Taishanghuang). Ia menghubungi Ashina Duojishi, menawarkan hadiah dan sebagai balasannya ia menerima bantuan logistik dari Tujue Timur. Ia mengangkat Li Shimin dan Li Jiancheng sebagai komandan pasukannya dan Li Yuanji diserahi tanggung jawab menjaga Taiyuan. Bersama kedua putranya, Li Yuan memimpin pasukannya ke selatan. Mendengar pemberontakannya, para pejabat Sui di Hedong menahan putranya yang masih di Hedong, Li Zhiyun dan mengirimnya ke Chang’an untuk dihukum mati.
Li Yuan menulis surat pada seorang pemimpin pemberontak lainnya bernama [[Li Mi]], Adipati Wei yang berkuasa di sekitar [[Luoyang]], dalam suratnya ia ingin melihat apakah Li Mi berniat untuk bekerjasama dengannya. Namun Li Mi, yang terlalu percaya pada kekuatannya sendiri, menyuruh sekretarisnya, Zu Junyan membalas surat Li Yuan, ia menulis, ''“Walaupun saya dan anda, kakak, bukan satu keluarga,
: <small>''(Ziying adalah kaisar terakhir [[Dinasti Qin]] yang menyerah di Xianyang, Raja Zhou Xin adalah raja terakhir [[Dinasti Shang]] yang terkenal sebagai seorang tiran).''</small>
Li Yuan walau tersinggung dengan surat balasan itu, membalasnya dengan rendah hati karena tidak ingin menciptakan musuh baru, apalagi Li Mi adalah pemimpin pemberontak yang cukup berpengaruh pada saat itu. Ia menulis, ''“Walaupun saya hanya orang biasa dan bodoh,
Li Mi sangat terkesan dengan surat Li Yuan ini, ia berpikir bahwa Li Yuan tulus mendukungnya sehingga sejak itu keduanya sering bertukar pesan. Li Mi pun tidak menentang kampanye militer Li Yuan menyerang Chang’an. Ketika Li Yuan dan pasukannya tiba di dekat Hedong, mereka terhalang cuaca buruk dan mulai kehabisan makanan, tersiar sebuah isu yang mengatakan bahwa Tujue Timur dan Liu Wuzhou akan menyerang Taiyuan. Awalnya, Li Yuan berencana untuk menarik mundur pasukan,
== Berdirinya Dinasti Tang, langkah awal penyatuan negara ==
Baris 55:
Sementara, Li Gui, walau telah menyatakan tunduk pada Tang ia menolak gelar Pangeran Liang yang dianugerahkan padanya dan mengangkat dirinya sebagai Kaisar Tang. Kaisar Gaozu pun memutuskan hubungan dengannya. Musim panas 619, seorang bawahannya bernama An Xinggui, yang juga mantan pejabat Tang, berontak terhadapnya dan menangkapnya. An menyerahkan Li Gui pada Gaozu dan menyatakan tunduk pada Tang. Gaozu menjatuhkan hukuman mati pada Li dan mencaplok seluruh wilayah kekuasaannya. Dalam waktu yang hampir bersamaan, seorang pemimpin pemberontak yang berkuasa di selatan [[Anhui]] bernama [[Du Fuwei]] menyerah pada Tang. Gaozu menganugerahi Du gelar Pangeran Wu. [[Luo Yi]], mantan jenderal Sui yang menguasai wilayah [[Beijing]] juga menyerah dan dianugerahi gelar Pangeran Yan. Kedua orang itu juga memperoleh hak istimewa memakai marga kekaisaran, marga Li.
Gaozu juga masih harus menghadapi ancaman dari Liu Wuzhou, musuh lamanya dari utara. Liu memimpin pasukannya ke selatan untuk melawannya. Kaisar Gaozu mengirim Pei Ji untuk menghadapi Liu,
Tahun 620, Li Fuwei berhasil mencaplok wilayah-wilayah di selatan [[Sungai Yangtze]]. Ia mengalahkan [[Li Zitong]], Kaisar Wu. Li Zitong, yang dalam kekalahannya masih sempat meraih kemenangan dari [[Shen Faxing]], Pangeran Liang, mantan pejabat Sui yang berkuasa di [[Zhejiang]].
Baris 63:
Pada tahun 621 juga, Li Xiaogong berhasil mengalahkan [[Xiao Xi]], Kaisar Liang, yang menguasai wilayah [[Hubei]], [[Hunan]], dan [[Guangxi]]. Di tempat lain, Li Zitong dikalahkan dan terpaksa menyerah pada [[Fu Gongshi]], seorang letnan bawahan Li Fuwei. Wilayah Tang pun bertambah luas lagi dengan dianeksasinya wilayah kedua orang itu.
Kaisar Gaozu walaupun tidak seperti Liu Bang ([[Kaisar Han Gaozu]]) yang membunuhi para pejabat yang berjasa membantunya setelah naik tahta,
* Liu Wenjing, tahun 619, atas tuduhan terlibat praktik sihir yang dilarang semasa Dinasti Tang.
* Dugu Huai’en, sepupu kaisar, tahun 620, atas tuduhan makar.
Baris 72:
{{utama|Kudeta di Gerbang Xuanwu}}
Musim semi 621, Li Shimin mengalahkan Liu Heita dan memaksanya kabur ke wilayah Tujue. Namun tak lama kemudian, Liu kembali beserta bala bantuan dari Tujue dan membunuh keponakan Gaozu, Li Daoxuan, Pangeran Huaiyang dalam pertempuran. Liu merebut kembali wilayah Xia walaupun saat itu sekutunya, Xu Yuanlang telah dikalahkan oleh Li Shimin dan Li Yuanji. Sementara itu perselisihan antara Li Shimin dengan kakaknya, Li Jiancheng semakin meruncing. Li Jiancheng walaupun banyak berkontribusi bagi berdirinya Dinasti Tang,
Hingga musim dingin [[622]], Liu Heita masih menjadi ancaman besar bagi pemerintah Tang. Bawahan-bawahan Li Jiancheng seperti [[Wang Gui]] dan [[Wei Zheng]] menyarankannya agar mengambil kesempatan ini untuk menaikan reputasinya. Maka Li Jiancheng pun menawarkan jasa pada ayahnya untuk menumpas pemberontakan Liu. Maka Kaisar Gaozu pun memberi tugas itu padanya dan Li Yuanji juga ditugasi untuk mendampinginya. Sekitar awal tahun [[623]], gerak laju pasukan Liu terhambat ketika mereka menyerang Weizhou (sekarang [[Handan]], Hebei) kekuasaan Tang. Kedua pangeran itu berhadapan dengan Liu di Guantao (juga di wilayah Handan) dan mengalahkannya. Liu melarikan diri ke utara ke wilayah Tujue,
Di tengah keberhasilan menaklukan para pesaingnya, konflik antara putra-putra Gaozu, Li Jiancheng dan Li Shimin semakin tajam. Tahun [[624]], Li Jiancheng mengambil sejumlah pasukan dari Jenderal Li Yi, Pangeran Yan, untuk memperkuat pasukan pengawal pribadinya, sebuah tindakan yang melawan peraturan yang dibuat ayahnya. Ketika hal ini diketahui Gaozu, ia memarahi Li Jiancheng dan mengasingkan kepala pengawalnya, Keda Zhi. Namun belakangan Li Jiancheng meminta Yang Wen’gan, komandan Qingzhou (sekarang [[Qingyang]], [[Gansu]]) untuk merekrut tentara, kemungkinan untuk berjaga-jaga dari Li Shimin. Dua orang perwira, Erzhu Huan dan Qiao Gongshan melaporkan hal ini pada Gaozu, mereka mengatakan bahwa putra mahkota mengajak Yang memberontak sehingga mereka dapat merebut tahta bersama. Dengan marah, Gaozu memanggil Li Jiancheng ke Istana Renzhi (di [[Tongchuan]], Shaanxi). Li Jiancheng tidak menuruti perintah itu,
Gaozu juga masih menghadapi masalah lain mengenai gangguan perbatasan oleh suku Tujue. Ia mempertimbangkan untuk membumihanguskan kota Chang’an lalu memindahkan ibu kota ke Fancheng (sekarang [[Xiangfan]], Hubei). Rencana ini juga mendapat dukungan dari Li Jiancheng, Li Yuanji, dan Pei Ji. Namun Li Shimin menentang keras rencana ini sehingga Gaozu pun membatalkannya. Sementara itu, Li Shimin mengirim kaki tangannya ke Luoyang untuk membangun kekuatannya disana. Gaozu berencana untuk mengirim Li Shimin untuk ditempatkan di Luoyang menjaga kota itu untuk mencegah konflik lebih jauh setelah sebuah insiden keracunan makanan yang menimpa Li Shimin dalam suatu jamuan di kediaman Li Jiancheng yang dianggap sebagai usaha pembunuhan. Namun Li Jiancheng dan Li Yuanji menentang pemindahan ini karena mereka takut saudaranya itu akan memakai kesempatan untuk membangun kekuatan bagi dirinya sendiri sehingga Gaozu pun akhirnya membatalkan rencana itu.
|