Lumen Gentium: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 32:
 
== Para Uskup Indonesia ==
Sebagai hierarki Gereja Katolik yang baru didirikan ([[3 Januari]] 1961), para uskup dari [[Indonesia]] mengikuti persidangan Konsili Vatikan II dengan semangat bangsa yang baru saja merdeka dan ingin membangun, namuntetapi juga prihatin pada situasi dalam negeri yang kacau balau secara politis, cenderung menuju pemerintahan diktator. Suasana pembahasan yang terjadi dalam Konsili Vatikan II juga memberi cerminan situasi dalam negeri, sehingga Lumen Gentium memberikan pencerahan, termasuk pemahaman Gereja yang lebih luas, "berada" di tengah-tengah masyarakat yang pluralis, namuntetapi harus setia pada jati dirinya. Apa yang di Barat dipertentangkan oleh kelompok-kelompok yang diberi label "konservatif" dan "progresif" tidak dirasakan relevansinya bagi Indonesia. Paham eklesiologi baru Konsili Vatikan II dalam Lumen Gentium dirasakan sangat cocok dengan jiwa bangsa Indonesia, terutama dengan paham "komunio", persatuan dan kesatuan, partisipatif, dialog dan kerjasama, serta sikap terbuka (inklusif, merangkul semua pihak) dan tidak eksklusif menutup diri. Dokumen Lumen Gentium menjadi acuan bagi pengembangan Gereja di Indonesia.
 
== Referensi ==