Steve Biko: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 16:
 
<!--Early life-->
Sebagai orang [[suku Xhosa|Xhosa]], Biko dibesarkan di [[Ginsberg, Tanjung Harapan Timur]]. Pada 1966, ia mulai belajar kedokteran di [[Universitas Natal]]. Disana, ia makin terpolitisasi dan naik ke jabatan senior dalam [[Serikat Pelajar Afrika Selatan Nasional]] (National Union of South African Students, disingkat NUSAS). Ia sangat menentang sistem [[apartheid]] terhadap [[pemisahan rasial]] dan kekuasaan [[minoritas dominan|minoritas kulit putih]] di Afrika Selatan, namuntetapi juga menyayangkan gerakan anti-apartheid, termasuk NUSAS, karena juga didominasi oleh [[liberalisme|kaum liberal]] kulit putih ketimbang orang kulit hitam yang paling banyak terkena dampak sistem apartheid. Ia mengembangkan pandangan bahwa untuk menghindari dominasi kulit putih, orang kulit hitam harus terorganisir secara independen dan berfokus pada kemajuan mereka sendiri dari esensi inferioritas rasial. Untuk mewujudkannya, ia menjadi figur utama dalam pembentukan [[Organisasi Pelajar Afrika Selatan]] (South African Students' Organisation, disingkat SASO) pada 1968. Keanggotaannya hanya terbuka untuk "[[orang kulit hitam]]"—sebuah istilah yang Biko gunakan dalam rujukan tak hanya kepada [[suku bangsa Bantu di Afrika Selatan|orang-orang Afrika pemakai bahasa Bantu]] namun juga [[Coloured]] dan [[India Afrika Selatan|India]]—meskipun ia masih berteman dengan beberapa kaum liberal kulit putih, dan menentang [[rasisme balasan|rasisme anti-kulit putih]] .
 
<!--Later life-->
Baris 33:
Nama pemberian Biko "Bantu" artinya "orang"; Biko menafsirkan hal ini dengan berkata ''"Umuntu ngumuntu ngabantu"'' ("seseorang adalah seseorang dalam hal orang lain").{{sfn|Wilson|2012|p=18}} Pada masa kecil, ia dijuluki "Goofy" dan "Xwaku-Xwaku", sebuah rujukan kepada penampilannya yang tak selaras.{{sfn|Mangcu|2014|p=32}} Ia dibesarkan dalam kepercayaan Kristen [[Gereja Anglikan Afrika Selatan|Anglikan]] dari keluarganya.{{sfnm|1a1=Woods|1y=1978|1p=96|2a1=Wilson|2y=2012|2p=19}} Pada 1950, saat Biko berusia empat tahun, ayahnya jatuh sakit, dirawat di [[St. Matthew's Hospital]], [[Keiskammahoek]], dan meninggal,{{sfnm|1a1=Smit|1y=1995|1p=18|2a1=Wilson|2y=2012|2p=19|3a1=Mangcu|3y=2014|3p=88}} membuat keluarganya bergantung pada pemasukan ibunya.{{sfn|Wilson|2012|p=20}}
 
Biko menajalani dua tahun di St. Andrews Primary School dan empat tahun di Charles Morgan Higher Primary School, keduanya di Ginsberg.{{sfnm|1a1=Woods|1y=1978|1p=49|2a1=Smit|2y=1995|2p=18|3a1=Mangcu|3y=2014|3pp=97–98}} Dianggap sebagai murid yang cerdas, ia dibolehkan untuk [[penundaan kelas|menunda setahun]].{{sfn|Mangcu|2014|p=98}} Pada 1963, ia pindah ke Forbes Grant Secondary School di kotapraja tersebut.{{sfnm|1a1=Smit|1y=1995|1p=18|2a1=Wilson|2y=2012|2p=22|3a1=Mangcu|3y=2014|3pp=100–101}} Biko mengambil jurusan matematika dan bahasa Inggris dan memuncaki peringkat di kelasnya dalam jurusan-jurusan tersebut.{{sfn|Mangcu|2014|p=102}} Pada 1964, komunitas Ginsberg menawarkannya rawaran untuk bergabung dengan saudaranya Khaya sebagai murid di [[Lovedale (Afrika Selatan)|Lovedale]], sebuah [[sekolah asrama]] prestisius di [[Alice, Tanjung Harapan Timur]].{{sfnm|1a1=Wilson|1y=2012|1p=23|2a1=Mangcu|2y=2014|2pp=104–105}} Dalam tiga bulan kdatangan Steve, Khaya dituduh memiliki hubungan dengan [[Poqo]], angkatan bersenjata dari [[Kongres Pan Afrikanis Azania|Kongres Pan Afrikanis]] (PAC), sebuah kelompok [[nasionalisme Afrika|nasionalis Afrika]] yang dicekal pemerintah. Khaya dan Steve ditangkap dan diperiksa oleh kepolisian; Khaya dihukum, kemudian mengajukan banding.{{sfnm|1a1=Smit|1y=1995|1p=18|2a1=Wilson|2y=2012|2pp=23, 27|3a1=Mangcu|3y=2014|3p=106|4a1=Hill|4y=2015|4p=xxi}} Tak ada bukti jelas dari hubungan Steve dengan Poqo, namuntetapi ia dikeluarkan dari Lovedale.{{sfnm|1a1=Smit|1y=1995|1p=18|2a1=Wilson|2y=2012|2p=23|3a1=Mangcu|3y=2014|3p=107}} Menanggapi keadaan tersebut, ia berkata: "Aku mulai mengembangkan sikap yang makin menyoroti otoritas ketimbang hal lainnya. Aku benci otoritas seperti halnya neraka."{{sfn|Wilson|2012|p=23}}
 
Dari 1964 sampai 1965, Biko belajar di St. Francis College, sebuah sekolah asrama [[Gereja Katolik di Afrika Selatan|Katolik]] di [[Mariannhill]], [[Provinsi Natal|Natal]].{{sfnm|1a1=Woods|1y=1978|1p=49|2a1=Smit|2y=1995|2p=18|3a1=Wilson|3y=2012|3pp=24, 27|4a1=Mangcu|4y=2014|4p=108}} Kolese tersebut memiliki budaya politik [[liberalisme|liberal]], dan Biko mengembangkan hati nurani politiknya disana.{{sfn|Mangcu|2014|pp=109–110}} Ia menjadi meminati penggantian [[Afrika Selaran#Republik|pemerintah kolonial]] [[minoritas dominan|minoritas kulit putih]] Afrika Selatan dengan sebuah pemerintahan yang mewakili mayoritas orang kulit hitam di negara tersebut.{{sfn|Wilson|2012|p=25}} Beberapa pemimpin [[anti-kolonialisme|anti-kolonialis]] yang menjadi pahlawan Biko pada waktu itu adalah [[Ahmed Ben Bella]] dari Aljazair dan [[Jaramogi Oginga Odinga]] dari Kenya.{{sfn|Wilson|2012|p=25}} Ia kemudian berkata bahwa sebagian besar "orang politik" dalam keluarganya bersimpati pada PAC, yang memegang gagasan [[anti-komunisme|anti-komunis]] dan rasialis Afrika. Biko memajukan apa yang ia sebut sebagai "organisasi yang sangat bagus" dari PAC dan mendorong beberapa anggotanya, namuntetapi ia tak sepakat dengan kesepakatan eksklusioner rasialnya, meyakini bahwa para anggota seluruh kelompok rasial harus bersatu melawan pemerintah.{{sfn|Wilson|2012|p=27}} Pada Desember 1964, ia datang ke [[Zwelitsha]] untuk acara [[penyunatan]] [[ulwaluko]], yang secara simbolis menandai peralihannya dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.{{sfn|Mangcu|2014|pp=111–112}}
 
=== Kegiatan pelajar awal: 1966–68 ===
Baris 41:
[[Berkas:ApartheidSignEnglishAfrikaans.jpg|jmpl|ka|Sistem apartheid dari pemisahan rasial diberlakukan di seluruh ranah kehidupan; Biko berniat untuk melengserkannya.]]
 
Biko awalnya berminat untuk belajar hukum di universitas, namuntetapi beberapa orang di sekitarnya tak menyetujuinya, meyakini bahwa hukum terlalu dekat dengan kegiatan politik. Sebagai gantinya, mereka membujuknya untuk memilih jurusan kedokteran, sebuah subyek yang memiliki prospek karier yang lebih baik.{{sfnm|1a1=Smit|1y=1995|1p=18|2a1=Wilson|2y=2012|2p=28}} Ia menerima beasiswa,{{sfnm|1a1=Smit|1y=1995|1p=18|2a1=Wilson|2y=2012|2p=28}} dan pada 1966 masuk seksi "non-Eropa" dari Jurusan Kedokteran [[Universitas Natal]] di [[Wentworth, KwaZulu-Natal|Wentworth]], sebuah kotapraja di [[Durban]].{{sfnm|1a1=Smit|1y=1995|1p=18|2a1=Woods|2y=1978|2p=49|3a1=Wilson|3y=2012|3pp=28–29|4a1=Mangcu|4y=2014|4p=113}} Disana, ia bergabung dengan apa yang biografernya Xolela Mangcu sebut "sebuah kelompok pelajar kosmopolitan dan tersofistikasi" dari seluruh belahan Afrika Selatan;{{sfn|Mangcu|2014|p=115}} beberapa orang dari mereka kemudian memegang peran-peran penting dalam era pasca-apartheid.{{sfn|Mangcu|2014|p=116}} Akhir 1960an adalah hari puncak politik pelajar radikal di seluruh dunia, seperti yang terefleksi dalam [[unjuk rasa tahun 1968]],{{sfn|Mangcu|2014|p=150}} dan Biko bersemangat untuk melibatkan dirinya sendiri dalam ranah ini.{{sfn|Wilson|2012|p=30}} Tak lama setelah ia datang ke universitas, ia terpilih pada Dewan Perwakilan Pelajar (Students' Representative Council, SRC).{{sfnm|1a1=Smit|1y=1995|1p=18|2a1=Mangcu|2y=2014|2p=117}}
 
SRC dari universitas tersebut berafiliasi dengan [[Uni Pelajar Afrika Selatan Nasional]] (National Union of South African Students, NUSAS).{{sfn|Mangcu|2014|p=117}} NUSAS menghimpun keanggotaan multi-rasial namun masih dominan orang kulit putih karena mayoritas pelajar Afrika Selatan berasal dari minoritas orang kulit putih di negara tersebut.{{sfn|Woods|1978|p=31}} Clive Nettleton, seorang pemimpin kulit putih NUSAS, menyatakan: "esensi materi ini adalah bahwa NUSAS didirikan atas inisiatif orang kulit putih, dibiayai oleh uang orang kulit putih dan merefleksikan pendapat mayoritas para anggotanya yang merupakan orang kulit putih".{{sfn|Woods|1978|p=32}} NUSAS secara resmi menentang apartheid, namuntetapi memoderasikan penentangannya dalam rangka mengutamakan dukungan terhadap para murid orang kulit putih konservatif.{{sfn|Mangcu|2014|p=126}} Biko dan beberapa anggota NUSAS Afrika kulit hitam lainnya tertekan saat badan tersebut menghimpun parta-partai di dormitori-dormitori kulit putih, yang dilarang untuk dimasukki orang Afrika kulit hitam.{{sfn|Woods|1978|p=117}} Pada Juli 1967, sebuah konferensi NUSAS diadakan di [[Universitas Rhodes]] , [[Grahamstown]]; setelah para murid datang, mereka menemukan bahwa ijin masuk hanya diperuntukkan kepada para delegasi kulit putih dan [[orang India-Afrika Selatan]] dan tidak dengan orang Afrika kulit hitam, yang dikatakan bahwa mereka dapat tidur di sebuah gereja lokal. Biko dan para delegasi Afrika kulit hitam lainnya berjalan keluar dari konferensi tersebut dengan kemarahan.{{sfnm|1a1=Woods|1y=1978|1p=117|2a1=Wilson|2y=2012|2pp=30–31|3a1=Mangcu|3y=2014|3pp=123–125}} Biko kemudian mengaitkan bahwa peristiwa tersebut memaksanya untuk berpikir ulang terhadap keyakinannya terhadap kesepakatan multi-rasial pada kegiatan politik:{{sfn|Wilson|2012|p=31}}
 
<blockquote>Aku menyadari bahwa selama waktu panjang, aku memegang seluruh dogma nonrasisme ini hampir seperti sebuah agama&nbsp;... Namun sepanjang debat tersebut, aku mulai merasa terdapat kurangnya lahan dalam proponen-proponen gagasan nonrasis&nbsp;... mereka memiliki masalah ini, kau tau, dari superioritas, dan mereka menghambat kami untuk diterima dan menginginkan kami untuk menerima hal-hal yang merupakan kelas dua. Mereka tak dapat menyaksikan kenapa kami tak dapat singgah di gereja tersebut, dan aku mulai rasa bahwa pemahaman kami dari keadaan kami sendiri di negara ini tak selaras dengan orang-orang kulit putih liberal.{{sfn|Woods|1978|pp=153–154}}</blockquote>