Dou Jiande: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ibukota → ibu kota |
k namun (di tengah kalimat) → tetapi |
||
Baris 2:
== Kehidupan awal ==
Dou Jiande dilahirkan di Kabupaten Zhangnan (sekarang [[Handan]], Provinsi Hebei) pada masa Dinasti Sui. Sejak muda ia dikenal sebagai seorang yang jujur dan suka menolong orang susah sehingga namanya terkenal di wilayah tempat tinggalnya. Pernah suatu ketika, seorang teman sekampungnya ditinggal mati orang tuanya,
Tahun [[611]], [[Kaisar Yang dari Sui]] merekrut banyak orang untuk kampanye militer menyerang [[Kerajaan Goguryeo]], [[Korea]]. Dou masuk dalam daftar perekrutan dan ia mengepalai 2000 orang yang akan dikirim ke Korea. Pada saat yang sama banjir melanda wilayah timur [[Pegunungan Taihang]]. Salah satu teman sekampung Dou bernama Sun Anzu, yang juga masuk dalam daftar, kehilangan rumahnya akibat bencana itu, istrinya juga meninggal akibat kelaparan. Karena itu, Sun meminta pembebasan dari wajib militer pada seorang pejabat lokal,
Kemudian ia mengumpulkan ratusan orang dari daerahnya untuk dipimpin oleh Sun, mereka pun menjadi bandit di wilayah pelabuhan Gaoji. Sementara itu di Qinghe (sekarang [[Xingtai]], Hebei) yang masih satu provinsi juga berkuasa komplotan bandit lainnya yang dipimpin oleh [[Gao Shida]] dan [[Zhang Jincheng]]. Mereka tahu dan kagum akan reputasi Dou sehingga tidak pernah mengganggu wilayahnya. Para pejabat lokal dari wilayah sekitar mencurigai Dou berkomplot dengan para bandit itu sehingga pada suatu ketika Dou sedang tidak di rumah, mereka menyerbu rumahnya dan membunuh keluarganya. Bersama 200 orang, Dou melarikan diri ke wilayah Gao yang mengklaim diri sebagai Adipati Donghai, Gao mengangkatnya sebagai jenderal. Tak lama kemudian Sun Anzu dibunuh oleh Zhang dan sebagian besar bawahan Sun melarikan diri ke Dou. Kekuatan Dou pun kini bertambah besar yaitu lebih dari 10.000. Dou seorang yang terbuka dan menerima pendapat orang-orangnya sekalipun berbeda pandangan dengannya, ia juga adil dalam membagi barang rampasan dan tugas sehingga anak buahnya pun rela bertempur dan berkorban nyawa baginya.
Baris 17:
Musim semi [[617]], Dou menggelari dirinya sebagai Pangeran Changle, dan mengubah nama rezim Daye yang dipakai Kaisar Yang menjadi Dingchou sebagai tanda secara resmi memisahkan diri dari pemerintahan Sui.
Musim gugur tahun itu, Kaisar Yang memerintahkan Xue Shixiong yang berkedudukan di pos militer Zhuo untuk memimipin 30.000 pasukan menuju selatan memerangi [[Li Mi]], yang saat itu dianggap sebagai pemimpin pemberontak terkuat. Ketika pasukan Xue melewati pos militer Hejian (sekarang [[Cangzhou]], Hebei) dekat wilayah kekuasaan Dou, pasukan Dou merasa takut dan melarikan diri. Hal ini membuat Xue memandang enteng terhadap Dou, menganggapnya bukan sebagai ancaman. Sebaliknya Dou memanfaatkan kesempatan ini untuk melancarkan serangan dadakan. Ia memimpin 280 pasukan terbaiknya untuk menyerang di malam hari, sementara sisa pasukannya mengikuti dari belakang. Ia membuat kesepakatan dengan orang-orangnya, bila berhasil mencapai kemah Xue pada malam hari, mereka akan melancarkan serangan dadakan,
Tiba-tiba, kabut tebal datang menyelimuti daerah itu, Dou pun membatalkan rencana menyerahnya dan dengan yakin berkata, ''“Langit sedang menolong kita”.'' Kemudian ia menyerang kemah Xue, menyebabkan pasukan yang tidak siap itu panik dan kocar-kacir. Xue mundur ke wilayahnya hanya dengan kurang dari 100 sisa pasukannya dan disana ia meninggal dalam keadaan depresi. Dou yang menyadari Li Mi, yang telah menduduki Henan tengah dan timur, memiliki pasukan yang jauh lebih kuat darinya, mengirim utusan padanya untuk menyatakan menyerah. Musim semi [[618]], Li Mi memperoleh kemenangan besar atas Jenderal [[Wang Shichong]] yang dikirim pemerintah Sui untuk membantu mempertahankan ibu kota timur, [[Luoyang]]. Li menggelari dirinya sebagai Adipati Wei. Dou dan beberapa pemimpin pemberontak lainnya membujuk Li agar memakai gelar kekaisaran untuk mengukuhkan kedudukannya,
Tak lama kemudian, datang kabar dari Jiangdu (sekarang [[Yangzhou]], [[Jiangsu]]) bahwa Kaisar Yang telah terbunuh dalam sebuah [[kudeta]] yang dipimpin oleh jenderalnya sendiri, [[Yuwen Huaji]]. Seorang pejabat Sui bernama Wang Cong, yang sedang mempertahankan Hejian dari serbuan Dou mengumumkan masa berduka bagi kaisar. Mengetahui hal ini, Dou juga mengirim utusan untuk menyatakan turut berdukacita. Wang kemudian menyatakan menyerah pada Dou. Para prajurit Dou menginginkan agar Wang dihukum mati karena sebelumnya telah beberapa kali mengalahkan mereka,
Dou mulai menata orang-orangnya seperti layaknya struktur pemerintahan, ia menetapkan ibu kotanya di Leshou (sekarang [[Cangzhou]]). Musim gugur [[618]], lima ekor burung besar muncul di Leshou di antara 10.000 lebih burung-burung kecil. Setelah mereka pergi, Dou merasa bahwa mereka adalah burung phoenix yang melambangkan sesuatu yang baik, maka ia mengubah nama rezimnya menjadi Wufeng (五凤, yang berarti lima [[phoenix]]). Kemudian atas saran pejabatnya yaitu Song Zhengben dan Kong Deshao, ia mengubah gelarnya menjadi Pangeran Xia. Tahun itu juga ia melakukan serangan dadakan dan membunuh seorang pemimpin pemberontak bernama Wei Dao’er, yang mengklaim dirinya sebagai Kaisar Wei. Ia lalu mengirim surat pada Luo Yi dan membujuknya untuk bergabung. Luo, yang sebelumnya juga menerima surat serupa dari [[Gao Kaidao]], pemimpin pemberontak lainnya, menganggap Dou dan Gao hanyalah bandit dan ia tidak pantas tunduk pada mereka, maka ia menyerahkan diri pada pemerintah Tang. Dou memimpin pasukannya untuk menyerang Luo,
Sementara itu di tempat lain, Yuwen Huaji setelah membunuh kaisar, memimpin pasukan elit Xiaoguo ke utara. Sebelumnya ia mengangkat keponakan Kaisar Yang, [[Yang Hao]] sebagai kaisar,
Dou menangkap Yuwen dan secara resmi menemui permaisuri Kaisar Yang, [[Permaisuri Xiao]], dihadapan permaisuri ia menyebut dirinya sebagai ‘hamba’. Ia lalu mengumumkan masa berkabung bagi Kaisar Yang sambil menenangkan para pejabat Sui yang dipaksa bergabung dengan Yuwen. Ia juga menghukum mati Yuwen dan kroni-kroninya, serta membubarkan pasukan Xiaoguo dan selir-selir Kaisar Yang yang dibawa serta oleh Yuwen. [[Kitab Tang]] yang ditulis berdasarkan sudut pandang pemerintah Tang pun, memuji tindakan Dou, ''“Setiap kali Dou Jiande memenangkan pertempuran ataupun menguasai suatu kota, ia akan membagi-bagikan harta rampasan perang di antara para prajuritnya dengan adil sementara ia sendiri tidak mengambil apapun. Kehidupan sehari-harinya sangat hemat dan bersahaja, ia tidak makan daging dalam pesta, ia hanya makan sayuran dan gandum kualitas rendah. Istrinya, Nyonya Cao, hanya memakai pakaian seadanya, bukan sutra, dan hanya memiliki kurang dari 100 dayang.”''
Baris 32:
== Rezim independen sebagai Pangeran Xia ==
Musim panas 619, Wang Shichong mendepak Yang Tong dari tahta dan mengangkat dirinya sendiri sebagai Kaisar Zheng. Dou menanggapinya dengan memutuskan hubungan dengan Wang, lalu ia mulai menggunakan tata cara kerajaan dalam hal pengeluaran titah dan upacara ritual,
Musim gugur 619, Jenderal Li Shentong yang bertanggung jawab atas operasi militer di wilayah itu kalah dan mengundurkan diri ke Liyang (sekarang [[Hebi]], [[Henan]]) dimana ia bergabung dengan jenderal Tang lainnya, [[Li Shiji]], mantan pengikut Li Mi. Pada musim dingin tahun itu, ketika sedang dalam perjalanan ke Weizhou (sekarang [[Xinxiang]], Henan), Dou disergap oleh Li Shiji sehingga dengan murka ia membalas dengan menyerbu Liyang dan berhasil menawan Li Shentong, Li Gai (ayah Li Shiji), [[Wei Zheng]], dan Putri Tong’an (saudari Kaisar Gaozu). Li Shiji walaupun berhasil lolos, kembali beberapa hari kemudian untuk menyerah karena ayahnya berada di tangan Dou. Dou mengangkat Wei Zheng sebagai salah satu staffnya, dan Li Shiji ditugasi menjaga Liyang, ia tetap menyandera Li Gai, Li Shentong, dan Putri Tong’an namun tetap memperlakukan mereka dengan hormat. Ia memindahkan ibu kotanya dari Leshou ke Mingzhou (sekarang Handan, Hebei). Hingga saat itu, sebagian besar wilayah utara [[Sungai Kuning]] dan timur Pegunungan Taihang telah berada di bawah kekuasaannya. Wilayah-wilayah itu telah bebas dari pengaruh Luo Yi (yang kini telah berganti marga menjadi Li atas anugerah Kaisar Gaozu) dan Gao Kaidao.
Musim dingin 619, Li Shiji mempertimbangkan hendak melarikan diri ke wilayah Tang,
Musim panas 620, Dou sekali lagi menyerang Li Yi namun kembali gagal merebut Youzhou. Pada saat yang sama, Wang Fubao, salah seorang jenderal terbaiknya, terlibat perselisihan dengan jenderal lainnya yang iri akan prestasinya. Wang difitnah berkhianat dan Dou yang termakan fitnah itu menghukum mati Wang. Konon katanya, sejak itu Dou mulai mengalami banyak kekalahan militer. Pada musim gugur tahun itu, Kaisar Gaozu menawarkan negosiasi damai yang disetujui oleh Dou, sebagai tanggapannya ia membebaskan Putri Tong’an,
== Kejatuhan dan kematian ==
Pada tahun itu juga, [[Kaisar Tang Taizong|Li Shimin]], putra Kaisar Gaozu melakukan serbuan besar terhadap ibu kota Zheng, Luoyang. Wang Shichong yang tidak sanggup menahan serangan itu sendirian meminta bantuan Dou walaupun hubungan keduanya memburuk sejak Wang membunuh Yang Tong. Seorang pejabat Dou, Liu Bin menyarankan agar ia membantu Wang dengan alasan bila Tang berhasil mengalahkan Zheng, maka akan terjadi efek domino dan Xia pun akan terancam, dan bila menang mereka dapat memakai kesempatan ini untuk mencaplok wilayah Zheng. Dou menyetujui saran ini dan mengirim utusan pada Wang untuk menjanjikan bala bantuan, pada saat yang sama ia juga mengirim Li Dashi, sebagai utusan untuk menghadap Li Shimin, memintanya agar menghentikan serangan terhadap kota Luoyang. Namun Li Shimin menawan Li Dashi dan tidak membalas pesan Dou.
Dou menggabungkan pasukannya dengan pasukan dua orang pemimpin pemberontak yang telah tunduk padanya, Meng Haigong dan [[Xu Yuanlang]]. Dari markas Meng di Caozhou mereka bertolak ke Luoyang untuk bergabung dengan pasukan Zheng yang dikomandani Jenderal Guo Shiheng. Mereka berhasil mengalahkan beberapa kota yang dikuasai pasukan Tang. Ia memberitahu Wang bahwa pasukannya sedang dalam perjalanan dan sekali lagi mengirim pesan pada Li Shimin agar menarik mundur pasukan dan mengembalikan beberapa kota Zheng yang telah direbutnya. Li mendiskusikan proposal ini dengan jenderal-jenderalnya yang sebagian besar berpendapat mereka harus menghindari Dou. Namun salah seorang jenderal Tang, Guo Xiaoke, berpendapat lain, ia yakin bahwa ini adalah kesempatan emas untuk mengalahkan Wang dan Dou. Guo menyarankan pada Li Shimin agar ia memimpin pasukannya ke Terusan Hulao, di timur Luoyang dan mempertahankannya dari serbuan Dou. Li setuju, ia memerintahkan adiknya, [[Li Yuanji]] dan Jenderal [[Qutu Tong]] untuk tetap di Luoyang melanjutkan pengepungan, sementara ia dan pasukannya menuju ke Terusan Hulao. Wang sebenarnya telah melihat pergerakan pasukan Li,
Pasukan Li Shimin segera berhadapan dengan pasukan garis depan Dou. Li Shimin yang sedang berada di atas angin mengirim pesan pada Dou agar ia menarik dukungannya terhadap Wang,
Namun Dou menolak saran istrinya dan berkata, ''“Engkau perempuan tidak akan pernah mengerti masalah beginian. Kita akan bergerak menyelamatkan Luoyang yang sedang kritis dan hampir jatuh. Bila kita mengabaikannya dan kabur, itu akan menunjukan kita takut pada musuh dan itu sangat bertentangan dengan kesetiaan dan kebenaran. Aku tidak akan melakukan seperti itu.”'' Satu hari dalam musim panas 621, Dou melancarkan serbuan besar-besaran terhadap Terusan Hulao,
Li Shimin membawa Dou, Wang Wan, dan Zhangsun Anshi ke garis depan untuk diperlihatkan pada Wang Shichong. Wang berpikir hendak melakukan upaya terakhir menerobos kepungan dan kabur ke Xiangyang (sekarang [[Xiangfan]], [[Hubei]]),
Liu Xu, penulis Kitab Tang, yang ditulis berdasarkan perspektif Dinasti Tang, memuji Dou dalam karyanya, ia menulis, ''“Dou Jiande seorang yang menjunjung tinggi kesetiaan dan kebenaran sehingga orang-orang menghormatinya. Dengan kehebatannya ia menaklukan wilayah utara Sungai Kuning. Ia melatih dan memerintah prajuritnya dengan baik, juga merekrut orang-orang berbakat. Ia memutus hubungan dengan Wang Shichong dan menghukum mati Yuwen Huaji. Ia mengampuni Xu Gai (Li Gai sebelum berganti marga) dan membebaskan Li Shentong. Ia seorang yang hati-hati dan tangkas, penuh pengertian dan mampu mengambil keputusan. Ketika rezimnya baru akan bangkit, sangat disayangkan ia menghukum mati Song Zhengben dan Wang Fubao karena fitnah, dan tidak menerima strategi cemerlang Ling Jing dan Nyonya Cao. Akhirnya ia harus jatuh dan menemui akhir yang buruk. Semua ini bukanlah karena Langit telah berpihak pada yang lain,
[[Kategori:Kelahiran 573]]
|