Li Jiancheng: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ibukota → ibu kota |
k namun (di tengah kalimat) → tetapi |
||
Baris 9:
Sebelum Li Jiancheng, Li Yuanji, dan Chai Shao tiba di Taiyuan, Li Yuan telah lebih dulu menyatakan pemberontakannya. Ia mendukung [[Yang You]], Pangeran Dai, cucu Kaisar Yang, sebagai kaisar yang baru dan menyatakan Kaisar Yang telah menjadi Taishang Huang (mantan kaisar). Para pejabat Sui meresponnya dengan menangkap Li Zhiyun, membawanya ke Chang’an dan menjatuhinya hukuman mati.
Li Yuan mengangkat Li Jiancheng dan Li Shimin sebagai jenderal utamanya. Dalam waktu sembilan hari mereka telah berhasil menaklukkan barak militer Xihe (sekarang [[Luliang]], [[Shanxi]]) dan membuat ayah mereka terkesan. Setelah itu Li Yuan membagi pasukannya dalam 6 divisi, Li Jiancheng dan Li Shimin masing-masing mengomandani 3 divisi. Ia juga memberikan gelar kebangsawanan Adipati Longxi pada Li Jiancheng dan Adipati Dunhuang pada Li Shimin. Kemudian, Li Yuan bergerak ke Chang’an,
Musim semi [[618]], Li Yuan mengirim Li Jiancheng dan Li Shimin ke [[Luoyang]] yang saat itu sedang diserang oleh [[Li Mi]], Adipati Wei, salah satu pemimpin pemberontak yang berpengaruh untuk membantu pasukan Sui di sana. Namun pasukan Luoyang menolak tawaran mereka sehingga keduanya kembali lagi ke Chang’an. Pada akhir musim semi tahun itu, Kaisar Yang, yang saat itu sedang dalam pengungsian di Jiangdu (sekarang [[Yangzhou]], [[Jiangsu]]) terbunuh dalam kudeta militer pimpinan Jenderal [[Yuwen Huaji]]. Setelah mendengar berita ini, Li Yuan memaksa Kaisar Gong menyerahkan tahta padanya dan mendeklarasikan berdirinya Dinasti Tang dengan dirinya sebagai kaisar pertama bergelar Kaisar Tang Gaozu. Li Jiancheng sebagai putra sulung otomatis mendapat gelar putra mahkota.
Tahun [[619]], Kaisar Gaozu menugaskan Li Jiancheng memerangi pemimpin pemberontak Zhu Shanhai, Adipati Huxiang. Li berhasil mengalahkan Zhu dan menyelesaikan misinya. Pada akhir tahun itu, An Xinggui, mata-mata Tang yang berpura-pura menyerah pada pemimpin pemberontak [[Li Gui]], baru saja mengkudeta dan meringkus atasannya itu. Kaisar Gaozu menyuruh Li Jiancheng untuk menyambut kedatangan An dan mengawal Li Gui ke Chang’an di mana akhirnya ia dijatuhi hukuman mati. Li Jiancheng walaupun memiliki reputasi sebagai seorang yang toleran,
Musim gugur [[620]], Kaisar Gaozu mencurigai Li Zhongwen, jenderal yang saat itu bertanggung jawab atas Taiyuan, terlibat persekongkolan dengan suku Tujue dan berencana melakukan pemberontakan. Kaisar mengirim Li Jiancheng ke Pufan (masih dalam wilayah Hedong) untuk berjaga-jaga dari kemungkinan Li Zhongwen menyerang daerah itu, pada saat yang sama ia juga memanggil Li Zhongwen ke Chang’an. Li memenuhi panggilan itu dan akhirnya dihukum mati. Musim semi [[621]], kepala suku [[Xiongnu]], Liu Xiancheng, menyerang perbatasan Tang. Li Jiancheng dipercaya ayahnya untuk menghalau mereka. Mula-mula Li menangkap sejumlah orang Xiongnu dan membebaskan para pemimpinnya sehingga lebih banyak dari mereka yang menyerah padanya. Namun setelah mereka menyerah, Li malah memerintahkan semuanya dibantai. Hanya Liu yang berhasil lolos dari pembantaian massal itu dan meminta perlindungan dari [[Liang Shidu]], Kaisar Liang, salah satu pemimpin pemberontak. Tahun [[622]], Li Jiancheng kembali mendapat tugas untuk menghalau serbuan suku Tujue bersama dengan adiknya, Li Shimin, Li Zihe, dan Duan Decao.
Baris 20:
Sejak Dinasti Tang berdiri, perselisihan Li Jiancheng dengan adiknya, Li Shimin, semakin menajam. Jasa Li Shimin dalam mempersatukan negara lebih besar darinya, para pesaing Dinasti Tang kelas kakap seperti [[Xue Rengao]] (Kaisar Qin), [[Wang Shichong]] (Kaisar Zheng), dan [[Dou Jiande]] (Pangeran Xia) semua dikalahkan olehnya sehingga reputasinya di mata pasukannya dan rakyat pun semakin melambung. Hal ini menimbulkan perasaan iri dan dengki dalam hati Li Jiancheng. Li Yuanji, Pangeran Qi, juga mendukungnya, ia sering memprovokasi kakak sulungnya agar berani bersikap lebih keras pada Li Shimin yang dituduhnya mengincar gelar putra mahkota dan ayah mereka telah mempertimbangkan hal itu. Kedua pangeran ini dekat dengan para selir muda kesayangan ayah mereka (Nyonya Dou telah meninggal sebelum berdirinya Dinasti Tang) sehingga mereka sering menyanjung-nyanjung Li Jiancheng di depan kaisar. Kaisar pun mengurungkan niatnya mengalihkan gelar putra mahkota pada Li Shimin karena bujukan mereka.
Musim dingin 622, [[Liu Heita]], Pangeran Handong, mantan pengikut Dou Jiande, yang telah dihukum mati setahun sebelumnya, melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Tang. Dua bawahan Li Jiancheng, [[Wei Zheng]] dan [[Wang Gui]], menyarankan bahwa ia membutuhkan kemenangan untuk membangun reputasinya. Maka sesuai saran kedua penasehatnya itu, Li mengajukan diri untuk memimpin pasukan melawan pemberontak Liu Heita. Kaisar pun memberi tanggung jawab itu padanya dan mengangkat Li Yuanji sebagai asistennya. Sekitar awal tahun [[623]], pasukan Liu tertahan ketika mereka menyerang Weizhou (sekarang [[Handan]], [[Hebei]]). Li Jiancheng dan Li Yuanji bertempur dengan para pemberontak di Guantao (juga di wilayah Handan) dan berhasil mengalahkan mereka. Liu kabur ke utara ke wilayah suku Tujue,
Pada tahun 623, ketika Tujue Timur kembali mengacau di perbatasan, kaisar kembali mengirim Li Jiancheng dan Li Shimin untuk menghalau serbuan mereka. Li Yuanji mendesak kakak sulungnya agar segera membunuh Li Shimin ketika ia berkunjung ke kediamannya. Namun Li Jiancheng merasa ragu dan tidak tega membunuh saudara sendiri sehingga ia menghentikan Li Yuanji bertindak gegabah. Tahun [[624]], Li Jiancheng melanggar peraturan yang dibuat ayahnya dengan meminta sejumlah prajurit dari pasukan jenderal [[Li Yi]], Pangeran Yan, untuk memperkuat pasukan pengawal pribadinya. Ketika hal ini diketahui Kaisar Gaozu, ia memarahi Li Jiancheng dan mengasingkan komandan pengawal putra mahkota, Keda Zhi. Tidak lama setelahnya, Li Jiancheng meminta kepada komandan Qingzhou (sekarang [[Qingyang]], Gansu), Yang Wen’gan, untuk merekrut tentara, tujuannya kemungkinan untuk berjaga-jaga dari Li Shimin. Dua orang perwira, Erzhu Huan dan Qiao Gongshan, melapor pada kaisar bahwa Li Jiancheng sedang membujuk Yang untuk memberontak sehingga mereka dapat bersama-sama merebut tahta. Mendengar laporan itu, kaisar yang saat itu berada di Istana Renzhi (di [[Tongchuan]], Shaanxi), sangat marah, ia memanggil Li Jiancheng yang saat itu di Chang’an untuk menghadapnya di istana Renzhi. Li Jiancheng setelah menerima perintah semula berniat menduduki Chang’an dan tidak mematuhi perintah ayahnya,
Pada akhir tahun 624, karena ancaman dari Tujue Timur makin serius, kaisar berniat membumihanguskan kota Chang’an dan memindahkan ibu kota ke Fancheng. Li Jiancheng, Li Yuanji, dan perdana menteri [[Pei Ji]] mendukung rencana ini,
== Kematian ==
Tahun 626, perseteruan antar saudara itu mencapai titik klimaks, Li Shimin semakin merasa tidak aman karena setiap saat terancam dibunuh oleh kakaknya sendiri, para bawahannya seperti [[Fang Xuanling]], [[Du Ruhui]], dan [[Zhangsun Wuji]] berkali-kali mendorongnya agar bertindak sesegera mungkin sebelum terlambat. Sementara di pihak Li Jiancheng, Wei Zheng juga terus menyarankannya melakukan hal yang sama. Li Jiancheng membujuk ayahnya untuk mendepak orang-orang kepercayaan Li Shimin seperti Fang dan Du, juga perwira pengawalnya Yuchi Jingde dan [[Cheng Zhijie]], dari jajaran staff Li Shimin. Zhangsun, yang masih tersisa di samping Li Shimin, terus mendesak atasan sekaligus iparnya itu untuk tidak ragu lagi untuk mengambil tindakan.
Musim panas tahun itu, Tujue Timur kembali menyerang. Kaisar Gaozu semula hendak mengirim Li Shimin untuk menghadapi mereka,
Para bawahan Li Jiancheng mendapat pengampunan, beberapa di antaranya seperti Wei Zheng dan Wang Gui bahkan kelak mendapat jabatan strategis di bawah pemerintahan baru. Namun kelima putranya dihukum mati. Li Jiancheng secara [[anumerta]] diturunkan statusnya menjadi rakyat biasa. Tak lama setelah Li Shimin bertahta, ia secara anumerta memberi gelar Pangeran Xi pada Li Jiancheng dan memasukkan salah seorang putranya, Li Fu, ke dalam garis keturunan kakaknya itu. Jenazahnya juga dikuburkan ulang dengan upacara pemakaman untuk pangeran. Tahun [[642]], secara anumerta gelar putra mahkota Li Jiancheng dipulihkan dan dikenal sebagai Putra Mahkota Yin (隐太子, secara harafiah berarti ‘''putra mahkota tersembunyi''’)
|