Angkatan Udara Kaktus: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
k namun (di tengah kalimat) → tetapi |
||
Baris 41:
}}
{{Campaignbox Guadalcanal}}
'''Angkatan Udara Kaktus''' (''Cactus Air Force'') adalah sebutan untuk kumpulan kesatuan angkatan udara [[Blok Sekutu (Perang Dunia II)|Sekutu]] yang ditugaskan di Pulau [[Guadalcanal]] dari bulan Agustus 1942 hingga Desember 1942 selama tahap awal [[Kampanye Guadalkanal|Pertempuran Guadalkanal]], khususnya bagi mereka yang berpangkalan [[Bandar Udara Internasional Honiara|Lapangan Udara Henderson]]. Setelah Desember 1942, nama resmi untuk kesatuan ini adalah '''Angkatan Udara Sekutu di Kepulauan Solomon''' (''Allied Air Forces in the Solomons''),
== Latar belakang ==
Baris 61:
Ketika pesawat-pesawat pertama mulai berdatangan, Lapangan Udara Henderson hampir tidak dapat dikatakan sebagai lapangan terbang. Lapangan terbang ini dibangun di bekas perkebunan kelapa. Landas pacu juga terlalu pendek dan hanya ada beberapa tembok pelindung untuk melindungi pesawat dari pecahan peluru.<ref>Hubler and Dechant ''Flying Leathernecks'', p. 40-41.</ref> Setelah mendarat di Lapangan Udara Henderson pada 4 September 1942, Kolonel W. Fiske Marshall, Perwira Komando Gugus Pesawat Marinir 25, menggambarkan kondisi lapangan terbang ini "terlihat seperti lukisan neraka karya [[Gustave Doré|Doré]]."<ref>Hubler and De Chant (1944) p.154</ref>
Landas pacu melintang dari barat daya ke tenggara sepanjang 730 m. Permukaan landasan dari kerikil dengan tambahan [[Marsden Matting]] sepanjang 300 m yang sering bopeng-bopeng dengan lubang akibat tembakan artileri dan meriam kapal laut Jepang. Kondisi landas pacu di Henderson begitu buruk sehingga jumlah pesawat yang menjadi korban sama banyaknya dengan jumlah pesawat yang tertembak lawan. Di tengah hari yang panas, lapangan terbang ini bagaikan kawah debu hitam yang merusakkan mesin-mesin pesawat.<ref>Sherrod ''History of Marine Corps Aviation in WW II'', p.82.</ref> Ketika hari hujan, lapangan terbang ini dengan cepat berubah ladang lumpur yang membenamkan roda-roda pesawat. Mayor [[Marion Carl]] menggambarkannya sebagai "...satu-satunya tempat di Bumi yang memungkinkan Anda berdiri dengan lumpur hingga ke lutut, sementara debu masih bisa masuk ke mata."<ref name="Camp, p.99">Camp, ''Leatherneck Legends'', p.99.</ref> Pesawat pengebom tukik SBD menjadi korban paling parah. Roda-roda pendarat mereka yang keras karena dirancang untuk lepas landas dan mendarat di [[kapal induk]] menggali lumpur di landas pacu bagaikan [[mata bajak]]. Pemakaian roda kayu juga pernah dicoba,
Lapangan Udara ini juga sangat dekat letaknya dengan garis pertahanan Divisi Marinir 1 Amerika Serikat, sehingga keamanan selalu mengkhawatirkan. Tidak ada truk-truk bahan bakar, [[hanggar]] untuk pesawat, atau gedung untuk perbaikan. Pesawat-pesawat yang rusak dikanibalisasi sebagai sumber suku cadang, dan tidak adanya kerekan bom menjadikan semua amunisi harus diangkat dengan tangan ketika dipasang ke pesawat. Bahan bakar selalu dalam keadaan kritis, dan harus dipompa secara manual dari [[drum]] berukuran 55 galon.<ref name="Camp, p.99"/> Bahkan setelah kedatangan truk-truk bahan bakar, bahan bakar pesawat masih harus dipompa secara manual ke truk-truk.<ref name="Sherrod p.83"/>
|