Brangkasan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
k namun (di tengah kalimat) → tetapi |
||
Baris 7:
Brangkasan merupakan limbah pertanian yang sangat potensial sebagai pakan ternak karena jumlahnya yang melimpah karena hasil pertanian yang melimpah pula. Setiap hektare tanaman [[jagung]] mampu menghasilkan brangkasan (tidak termasuk biji) sebanyak 4200 kg.<ref name="baiq">{{cite journal |url = http://peternakan.litbang.deptan.go.id/fullteks/semnas/pro11-40.pdf |title = POTENSI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG DAN LIMBAHNYA SEBAGAI PAKAN TERNAK DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN SEJUTA SAPI DI NUSA TENGGARA BARAT |author = BAIQ TRI RATNA ERAWATI dan A. HIPI |date = 2011 |publisher = Penelitian dan Pengembangan Peternakan Kementerian Pertanian Republik Indonesia}}</ref> Brangkasan jagung secara umum memiliki kandungan serat kasar 27,8% dan protein 7,4%,<ref name="baiq"/> namun angka ini dapat bervariasi tergantung varietas dan perlakuan saat penanaman.
Namun brangkasan juga tidak selalu dapat dijadikan pakan utama karena berbagai masalah yang mungkin menghinggapi, seperti serangan [[rayap]] ketika penyimpanan dan kualitas nutrisi yang tidak lebih baik<ref name="kiambu"/> dikarenakan cara penanaman dan penyimpanan yang buruk. Brangkasan jagung, dibandingkan jerami padi, memiliki kandungan protein lebih tinggi.<ref>{{cite journal |url = http://ntb.litbang.deptan.go.id/ind/2004/TPH/prospekpertanaman.doc |title = PROSPEK PERTANAMAN JAGUNG DALAM PRODUKSI BIOMASSA HIJAUAN PAKAN |author = Subandi dan Zubachtirodin |date = 2004 |publisher = Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia}}</ref> Brangkasan kacang tanah memiliki kandungan protein lebih tinggi dibandingkan rumput,
Kualitas nutrisi dan usia simpan brangkasan dapat ditingkatkan dengan teknologi [[silase]]. Silase jagung memiliki konsentrasi protein lebih tinggi hingga dua kali lipat dibandingkan brangkasan jagung basah.<ref name="FAO">{{cite web |url = http://www.fao.org/wairdocs/ilri/x5494e/x5494e04.htm |title = Efforts to enhance maize stover utilization for smallholder livestock producers in Malawi |author = B H Dzowela |accessdate = 5 Desember 2013 |website = FAO}}</ref>
|