Perkembangan distribusi anoa berada di wilayah daratan Sulawesi dan Pulau Buton<ref name=":1" />. Saat ini anoa, baik anoa dataran rendah maupun anoa dataran tinggi sudah tidak memiliki habitat yang khas lagi<ref name=":2">Groves, C.P. 1969. Systematic of Anoa (Mammalia, Bovidae) Beaufortia 17:1-12.</ref>. Kadangkala anoa dataran rendah dapat ditemukan juga di dataran tinggi dan sebaliknya anoa dataran tinggi juga sering dijumpai di daerah-daerah dataran rendah.Populasi anoa di alam diperkirakan semakin lama semakin menurun<ref name=":2" />. Diperkirakan populasi anoa kurang dari 2.500 ekor individu dewasa<ref>Semiadi, G., B. Mannullang, J. Burton, A. Schreiber, A. H. Mustari, dan the IUCN SSC Asian Wild Cattle Specialist Group. 2008. Bubalus depressicornis. In: IUCN 2011. ''IUCN Red List of Threatened Species''. Version 2011.2. <nowiki>http://www.iucnredlist.org</nowiki></ref>. Penyebab utama penurunan populasi anoa diduga karena kerusakan pada habitatnya yang disebabkan oleh pengalihan fungsi hutan dan perburuan liar yang cenderung meningkat sehingga satwa ini semakin sulit untuk dijumpai<ref>Tandilolo, S., Wulandari, R., dan Rukmi. 2013. Komposisi Jenis Vegetasi Habitat Anoa (''Bubalus'' sp.) di Cagar Alam Pangi Binangga Kabupaten Parigi Moutong. Warta Rimba 1(1):1-8.</ref>. Pengelolaan habitat menjadi sangat penting untuk mendukung populasi yang sehat dan berkembang biak secara normal. Untuk itu, guna menjamin kelestarian anoa maka perlu dilakukan kajian terhadap habitat anoa<ref>Alikodra, H. S. 2012. ''Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan''. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.</ref>.
Berdasarkan hasil pemantauan di Sulawesi Utara pada akhir abad ke-19 menunjukkan bahwa ''Bubalus depressicornis'' masih mempunyai daerah penyebaran yang luas dari ujung Utara Sulawesi. Bahkan setengah abad yang lalu Bubalus depressicornis masih dijumpai di dalam hutan Bolaang Mongondow dan Gorontalo. Kemudian semenjak itu terjadi penurunan yang sangat drastis, selain karena kerusakan habitat juga akibat<ref name=":3">Whitten, A.J, F. Mustafa, and G.S Hendersen. 1987. ''Ekologi Sulawesi''. Gadjah Mada Press. Yogyakarta.</ref>. Hasil kesimpulan dari beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan populasi anoa semakin hari semakin mengalami penurunan<ref name=":3" />.