Lakilaponto: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 58:
=== Silsilah Lakilaponto ===
Lakilaponto adalah Raja Muna VII, putra Raja Muna VI [[Sugi Manuru]] dengan pasangannya [[Wa Tubapala]], dan merupakan keturunan para sugi. Sebagai anak yang tercerdas dan berwibawa dari seorang raja dengan sistem Monarki Absolutisme, sudah jelas bahwa Lakilapontolah yang menjadi putera mahkota untuk kelak menggantikan Sugi Manuru sebagai Raja Muna.
=== '''Sepak
Saat menjadi Raja Muna, laki la ponto dikenal sebagai raja masyhur penuh kharisma, seorang pendekar, sang jenderal, berjiwa pejuang, bahkan terbilang cerdas dibidang ketatanegaraan. Kehebatannya dibidang pemerintahan juga dibuktikan dengan kemampuannya menyatukan beberapa kerajaan di [[Sulawesi Tenggara]], yang sebelumnya saling berseteru. Laki la ponto pun memiliki pertalian yang longgar menurut keturunan maupun perkawinan. Sehingga namanya terlukis indai di semua lembaran sejarah kerajaan-kerajaan di Sulawesi Tenggara, seperti di Kerajaan Muna, Kerajaan Buton (Wolio), Kerajaan Konawe, dan di Kerajaan Moronene.
<br>
Baris 66 ⟶ 67:
Pada sebuah hikayat disebutkan, saat Lakilaponto menjadi Raja di Kerajaan Muna, Buton dan Konawe, kerajaan-kerajaan lainya yaitu Kerajaan kaledupa, Kerajaan Mokole dan Mekongga ikut menggabungkan diri dibawa kekuasaan Lakilaponto, sebagai mana kutipan berikut ‘Adapun tatkala Murhum menjadi raja di Negeri Buton ini, tatkala dikaruniai Murhum, maka menjadilah sekalian Negeri, karena ia raja La Kilaponto membawahi negeri yang besar yaitu Buton dan Wuna, jadi ikut sekalian negeri seperti kaledupa dialihkan, Mekongga dialihkan, dan kabaena di Alihkan. Maka sekalian negeri pun dialihkan oleh Murhum”.
=== Lakilaponto
Lakilaponto menjadi raja muna VII setelah menggantikan ayahandanya, Sugi Manuru sebagai raja muna. Lakilaponto memerintah kerajaan muna selama kurang lebih 3 tahun sebelum digantikan oleh adiknya sendiri, La Posasu.
Seperti telah disebutkan terdahulu, bahwa Lakilaponto adalah putra sulung Sugi Manuru dan Wa Tubapala. sebagai anak sulung, dari seorang raja dengan sistem Monarchi Absolutisme, sudah jelas bahwa Lakilaponto-lah yang menjadi putera mahkota untuk kelak menggantikan Sugi Manuru sebagai raja muna.<ref>Rustam E Tamburaka, 2007, Sejarah dan Kebudayaan Sulawesi Tenggara, Badan Riset Daerah Sulawesi Tenggara</ref>
Lakilaponto pada saat memerintah Kerajaan Muna, menanamkan falsafa atau nilai-nilai dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara seperti yang diajarkan oleh SUGI MANURU yaitu
# Pobini-biniti kuli, ( saling tengang rasa )
# Poangka-angka tau, ( Saling harga-menghargai )
Baris 82 ⟶ 83:
Falsafah dasar dan Konstitusi kerajaan Muna yang telah di ajarkan oleh Ayahandanya Raja Muna VI Sugi Manuru kemudian disebar luaskan pada kerajaan-kerajaan yang dipimpin oleh Lakilaponto berikutnya.
=== La kilaponto
Pada saat islam masuk ke kerajaan Buton yang dibawa oleh imam arab, Syeh Abdul Wahid bentuk pemerintahan dari kerajaan berubaha menjadi kesultanan dimana Lakilaponto menerima islam sebagai agama resmi. Pada menjadi kesultanan, Lakilaponto diangkat sebagai Sultan Pertama bergelar Sultan Muhammad Isa Kaimuddin Khalifatul Khamis. Pengangkatan lakilaponto sebagai sultan mendapat persetujuan langsung dari Khalifah di [[Kesultanan Utsmaniyah]]. Lakilaponto memerintah kesultanan buton cukup lama yaitu selama 43 tahun.
===
Setelah bertahta di Buton La Kilaponto pada suatu hari berjalan-jalan di tepi pantai kendari sebagai orang biasa, kemudian beliau di tangkap oleh nelayan untuk dijadikan budak, tak lama kemudian perahu sang nelayan stelah menagkap la kilaponto itu ternyata tak mampu berjalan untuk membawa la kilaponto ke pasar budak, karena beliau sakti mandraguna. akhirnya la kilaponto di turunkan kembali ke pantai kendari. pada suatu ketika beliau sedang tidur pulas maka seorang penduduk dari kerajaan konawe hendak memenggal kepalanya namun beliu terlindungi oleh kesaktiannya. akhirnya beliau hanya ditangkap dan dibawah ke istana sang Raja konawe. Sebagai tawanan beliau dianggap orang jahat dan hendak di bunuh setelah sang Raja makan siang bersama keluarga. Tak lama kemudian tiba-tiba tanah tempat duduk La Kilaponto naik setinggi jendela sang Raja, Raja Konawe begitu ketakutan dan mengirah beliau adalah jin. dengan penuh rasa ketakutan akhirnya sang raja mengajak La Kilaponto untuk makan siang bersama. Sang Raja bertanya kepada beliau apakah dia mencari seorang istri di kerajaan Konawe?, beliau menjawab iya ingin tapi bagaimana iya akan menikah sementara sang Raja tidak tau asal usulnya, akhirnya beliau membuka latar belakangnya dan Menikahi putri sang Raja dan Menggantikan Raja Konawe.
=== Rujukan ===
<references
{{bio-stub}}
[[Kategori:Kesultanan Buton]]
|