Barongan Gembong Amijoyo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
LaninBot (bicara | kontrib)
k Menghilangkan spasi sebelum tanda koma dan tanda titik dua
Baris 8:
Parikan ini ingin menyatakan bahwa semangat perjuangan anak bangsa tak mengenal kompromi dalam melawan penjajah [[Belanda]]. Hal ini semakin jelas apabila kita mendengar lirik selanjutnya '''ndhas pethak ditempiling'''. Menggambarkan semangat para seniman yang waktu itu ingin sekali menempeleng kepala para pejabat Belanda yang kebanyakan berkepala botak.
 
Barongan Blora sendiri dibawa dan dikembangkan oleh Samin Suro Sentiko setelah tinggal di Sumoroto, [[Ponorogo]] , tempat leluhurnya dimana nama Reyog di sumoroto saat itu lebih populer dikenal Barongan. dari segi bentuk saat itu juga kepala Reyog dengan mulut terbuka dengan mahkota merak yang besar, namun saat di Blora sangat sulit untuk mendapatkan bulu merak, sehingga di ganti dengan bahan ijuk yang di bentuk seperti dadak merak dan di selipkan beberapa bulu merak saja di ijuk sebagai rambut barongan blora.
 
Samin suro sentiko ke Sumoroto atas perintah ayahnya untuk menemui saudaranya disaat namanya masih Raden Kohar. selama di Sumoroto, Suro Sentiko berganti nama yang sebelumnya raden kohar atas saran saudaranya, serta mendapatkan berbagai pengetahuan seperti bertani, kebathinan, bela diri, barongan serta pemahaman masyarakat Sumoroto yang anti Belanda, terutama kalangan warok. Barongan dari Sumoroto dibawa ke Blora sebagai media menarik simapti rakyat Blora untuk hidup lebih mandiri dan menolak kesewenangan yang merugikan rakyat, kini pola pikir tersebut dikenal dengan [[ajaran Samin]].