Tuti Marini Puspowardojo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 34:
 
=== Ketika Jepang Menginvasi Indonesia ===
Pada tahun 1942, tersiar kabar bala tentara Jepang akan memasuki wilayah Parepare sehingga keluarga Tuti bersama warga lainnya terpaksa meninggalkan rumah serta sebagian kekayaannya untuk mengungsi ke desa Tete Aji. Setelah Belanda menyerah kepada tentara Jepang, keluarga Tuti Marini kembali ke Parepare, namuntetapi tidak lama kemudian sekutu datang menyerang. Ketika peperangan antara sekutu melawan Jepang semakin sengit, Tuti Marini bersama keluarga terpaksa mengungsi kembali dengan dibantu oleh Aru Malusitasi mereka menyingkir ke Desa Landrai di kota Kecamatan Palanro yang terletak di jalan besar tepi pantai antara Makassar dan Parepare. Mereka kembali ke Parepare setelah Jepang dikalahkan oleh sekutu dan setelah itu datang tentara Australia untuk mengambil alih kekuasaan.
 
=== Setelah Indonesia Merdeka dan Alwi Habibie Wafat ===
Pada tahun 1947 suami Tuti, Alwi Abdul Jalil Habibie dipromosikan menjadi Kepala Pertanian untuk wilayah Indonesia Timur yang berkedudukan di Makassar, sehingga Tuti dan keluarga pindah ke Makassar dan dapat berkumpul kembali dengan B.J. Habibie dan kakak-kakaknya. Pada tanggal 3 September 1950 ketika sedang Sholat Isya, Alwi Abdul Jalil Habibie mendapat serangan jantung, seketika kepanikan melanda keluarga ini. Tuti Marini meminta anak tertuanya untuk mencari pertolongan, namuntetapi sebelum melakukan pertolongan lebih jauh nyawa Alwi Abdul Jalil Habibie sudah tidak dapat diselamatkan. Saat ayahnya meninggal Rudy baru menginjak kelas 2 Concordante HBS.
 
=== Pindah ke Bandung ===