Pertanian organik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Airul Isma (bicara | kontrib) |
k namun (di tengah kalimat) → tetapi |
||
Baris 76:
=== Hewan ternak ===
Usaha pemeliharaan hewan ternak yang menghasilkan [[daging]], [[susu]], dan [[telur]] secara organik dapat menjadi pelengkap bagi usaha pertanian organik. Berbagai pembuat kebijakan memiliki sikap yang bervariasi mengenai [[kesejahteraan hewan]],
== Keekonomian ==
Baris 82:
=== Persebaran produsen ===
Pasar produk organik paling kuat berada di [[Amerika Utara]] dan [[Eropa]], yang pada tahun 2001 diperkirakan telah menguasai antara US$ 6 hingga 8 miliar dari pangsa pasar global yang sebesar US$ 20 miliar.<ref name=Lotter2003>{{Cite journal|last1=Lotter |first1= D. |year=2003 |url=http://donlotter.net/lotter_organicag.pdf| title= Organic Agriculture |journal=Journal of Sustainable Agriculture | volume = 21 |issue=4 |format = PDF|doi=10.1300/J064v21n04_06|pages=59 }}</ref>{{rp|6}} [[Australasia]] memiliki 39% pangsa lahan usaha tani organik di seluruh dunia,
Selain Australia, negara dengan lahan usaha tani organik terbesar adalah Argentina yang mencapai 3.1 juta hektare, China 2.3 juta hektare, dan Amerika Serikat 1.6 juta hektare. Kebanyakan lahan organik di Argentina adalah lahan penggembalaan seperti Australia. Brazil merupakan eksportir produk organik terbesar.
Baris 124:
Sebuah survei di Amerika Serikat yang dipublikasikan pada tahun 2001 menganalisis 150 musim tanam serealia dan kacang kedelai dan mendapati bahwa pertanian organik menghasilkan antara 5% lebih sedikit hingga setara dibandingkan pertanian konvensional.<ref name="Welsh, Rick 1999"/>
Sebuah studi yang berlangsung selama dua dekade dan dipublikasikan pada tahun 2002 mendapatkan bahwa pertanian organik menghasilkan 20% lebih sedikit dibandingkan pertanian konvensional dengan menggunakan pupuk 50% lebih sedikit, pestisida 97% lebih sedikit, dan input energi 34-53% lebih sedikit.<ref name="Fließbach et al 2002">{{cite journal | author=Mader, et al. | title=Soil Fertility and Biodiversity in Organic Farming | journal=Science | year=2002 | volume=296 | issue= 5573| pages=1694–1697 | doi=10.1126/science.1071148 | pmid=12040197 | last2=Fliessbach | first2=A | last3=Dubois | first3=D | last4=Gunst | first4=L | last5=Fried | first5=P | last6=Niggli | first6=U |bibcode = 2002Sci...296.1694M }}</ref> Meski lebih sedikit menghasilkan,
Sebuah studi pada tahun 2003 menemukan bahwa di musim kering, pertanian organik menghasilkan lebih banyak dibandingkan pertanian konvensional.<ref>{{cite journal | author=Lotter, D. W., Seidel, R. & Liebhardt W. | title=The performance of organic and conventional cropping systems in an extreme climate year | journal=American Journal of Alternative Agriculture | year=2003 | volume=18 | pages=146–154 | doi=10.1079/AJAA200345 | issue=3}}</ref><ref>Welsh (1999) [http://www.winrock.org/wallace/wallacecenter/documents/pspr13.pdf The Economics of Organic Grain and Soybean Production in the Midwestern United States].</ref> Pertanian organik juga mampu bertahan melawan gangguan cuaca seperti [[badai]] dan [[topan]], lebih baik dibandingkan pertanian konvensional. Lapisan tanah atas pada pertanian organik tidak menghilang sebanyak pertanian konvensional ketika diterpa angin kencang.<ref>A study of 1,804 organic farms in Central America hit by Hurricane Mitch: Holt-Gimenez, E. (2000) [http://www.panna.org/legacy/gpc/gpc_200012.10.3.02.dv.html Hurricane Mitch Reveals Benefits of Sustainable Farming Techniques]. PANNA.</ref>
Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2005 membandingkan pertanian konvensional, pertanian organik berbasis hewan, dan pertanian organik berbasis legum pada [[Institut Rodale]] selama 22 tahun. Studi ini mendapati bahwa untuk penanaman [[jagung]] dan [[kedelai]] cenderung menghasilkan dalam jumlah yang setara di antara ketiganya,
Pada studi yang dilakukan pada tahun 2007 menggabungkan 293 penelitian yang telah dilakukan untuk menilai efisiensi secara keseluruhan antara kedua sistem pertanian dan menemukan bahwa metode organk dapat memproduksi bahan pangan yang mencukupi bagi populasi dunia untuk mendukung kelangsungan hidup manusia dengan kebutuhan lahan yang lebih sedikit. Para peneliti juga menemukan bahwa di negara maju meski pertanian organik menghasilkan 8% lebih sedikit dibandingkan pertanian konvensional,
Sebuah studi pada tahun 1999 oleh Badang Perlindungan Lingkungan Denmark menemukan bahwa, pertanian organik menghasilkan [[kentang]], [[bit gula]], dan rumput lebih sedikit, hingga 50%-nya saja, dibandingkan pertanian konvensional.<ref>The Bichel Committee. 1999. Report from the main committee. Danish Environmental Protection Agency. [http://www.mst.dk/udgiv/Publications/1998/87-7909-445-7/html/kap08_eng.htm#8.7.1 Conclusions and recommendations of the Committee: 8.7.1 Total phase-out.] "A total abolition of pesticide use would result in an average drop in farming yields of between 10% and 25%, at the farm level; the smallest losses would occur in cattle farming. On farms that have a large proportion of special crops, such as potatoes, sugar beet and seed grass, the production losses in terms of quantity would be closer to 50%. These crops would probably be ousted by other crops."</ref> [[Michael Pollan]], pengarang dari ''[[The Omnivore's Dilemma]]'', merespon publikasi ini dengan menyatakan bahwa hasil pertanian dunia rata-rata lebih rendah dibandingkan hasil [[pertanian berkelanjutan]] modern. Dengan menjadikan mayoritas usaha pertanian dunia berhaluan organik dapat meningkatkan hasil pangan dunia hingga 50% lebih banyak.<ref>{{cite news|author=Pollan, Michael|title=Chief farmer|work=New York Times|url=http://www.nytimes.com/2008/10/12/magazine/12policy-t.html?pagewanted=5&ei=5070&emc=eta1|accessdate=2008-11-15|date=2008-10-12}}</ref>
Baris 149:
Di Inggris pada tahun 2000, biaya eksternalitas negatif yang tidak terbayarkan mencapai 2343 juta pundsterling atau 208 poundsterling per hektare lahan pertanian.<ref name=Pretty2000>{{Cite journal| last1 = Pretty et al. | year = 2000 | title = An assessment of the total external costs of UK agriculture | journal = Agricultural Systems | volume = 65 | issue = 2 | pages = 113–136 | doi = 10.1016/S0308-521X(00)00031-7 | url = http://www.essex.ac.uk/bs/staff/pretty/AgSyst%20pdf.pdf | first1 = J| last2 = Brett| first2 = C.| last3 = Gee| first3 = D.| last4 = Hine| first4 = R.E.| last5 = Mason| first5 = C.F.| last6 = Morison| first6 = J.I.L.| last7 = Raven| first7 = H.| last8 = Rayment| first8 = M.D.| last9 = Van Der Bijl| first9 = G. | archiveurl = http://www.webcitation.org/5p4udiKF2 | archivedate = 2010-04-18}}</ref> Di Amerika Serikat, biaya eksternalitas negatif pada budi daya tanaman diperkirakan mencapai US$5 hingga 16 miliar atau US$30–96 per hektare, dan pada peternakan mencapau US$714 juta.<ref name=Tegtmeier2005>{{Cite journal| last1 = Tegtmeier | first1 = E.M. | last2 = Duffy | first2 = M. | year = 2005 | title = External Costs of Agricultural Production in the United States | journal = The Earthscan Reader in Sustainable Agriculture | url = http://www.organicvalley.coop/fileadmin/pdf/ag_costs_IJAS2004.pdf}}</ref>
Pertanian organik memiliki biaya eksternalitas negatif yang lebih rendah dibandingkan pertanian konvensional.<ref>{{cite web| author= New Zealand's Ministry of Agriculture and Forestry | title= A Review of the Environmental/Public Good Costs and Benefits of Organic Farming and an Assessment of How Far These Can be Incorporated into Marketable Benefits | work= | url=http://www.maf.govt.nz/mafnet/rural-nz/sustainable-resource-use/organic-production/organic-farming-in-nz/org10005.htm | accessdate=2008-04-20}}</ref> Beberapa survey menemukan bahwa pertanian organik lebih sedikit merusak lingkungan karena tingkat kehilangan keanekaragaman hayati lebih rendah dibandingkan pertanian konvensional, dan pertanian organik menggunakan lebih sedikit energi dan menghasilkan lebih sedikit limbah per unit luas lahan usaha tani.<ref>Stolze, M.; Piorr, A.; Häring, A.M. and Dabbert, S. (2000) Environmental impacts of organic farming in Europe. Organic Farming in Europe: Economics and Policy Vol. 6. Universität Hohenheim, Stuttgart-Hohenheim.</ref><ref>{{cite journal|last=Hansen|first=Birgitt|coauthors=Alrøe, H. J. & Kristensen, E. S.|title=Approaches to assess the environmental impact of organic farming with particular regard to Denmark|journal = Agriculture, Ecosystems & Environment| volume = 83|issue=1–2|pages = 11–26|month= January | year= 2001| doi = 10.1016/S0167-8809(00)00257-7}}</ref> Pada tahun 2003, Department for Environment Food and Rural Affairs di Inggris menemukan hasil yang serupa bahwa pertanian organik memiliki lebih banyak manfaat bagi lingkungan,
Sebuah studi perbandingan yang dilakukan antara [[peternakan susu]] di Wisconsin dan Selandia Baru menemukan bahwa, dengan menggunakan jumlah emisi per kg susu yang dihasilkan, peternakan susu di Selandia Baru menghasilkan lebih banyak emisi gas [[metana]] dan di Wisconsin lebih banyak menghasilkan emisi gas [[karbon dioksida]]. Keduanya merupakan [[gas rumah kaca]]. Hal ini dikarenakan di Selandia Baru, sapi lebih banyak diberikan rumput dan [[hijauan]], sedangkan di Wisconsin lebih banyak berupa konsentrat. Selulosa diubah menjadi [[asetat]] (CH<sub>3</sub>COO<sup>-</sup>) di dalam perut sapi dan dapat berubah menjadi gas metana. Pada pakan konsentrat, kandungan selulosa lebih rendah sehingga ion [[propanoat]] (CH<sub>3</sub>CH<sub>2</sub>COO<sup>-</sup>) lebih banyak dihasilkan dibandingkan asetat, sehingga emisi metana berkurang.<ref name="Johnson">{{cite journal |pmid=8567486 |year=1995 |last1=Johnson |first1=KA |last2=Johnson |first2=DE |title=Methane emissions from cattle |volume=73 |issue=8 |pages=2483–92 |journal=Journal of animal science}}</ref><ref name="Capper">{{cite journal |doi=10.2527/jas.2009-1781 |title=The environmental impact of dairy production: 1944 compared with 2007 |year=2009 |last1=Capper |first1=J. L. |last2=Cady |first2=R. A. |last3=Bauman |first3=D. E. |journal=Journal of Animal Science |volume=87 |issue=6 |pages=2160–7 |pmid=19286817}}</ref>
Baris 158:
Ada lima jenis pestisida alami (berupa hasil tambang murni atau identik alami) yang digunakan dalam pertanian organik, yaitu toksin bakteri, [[piretrin]], [[rotenon]], [[tembaga]], dan [[sulfur]].<ref>{{cite doi|10.1021/jf980332b}}</ref><ref>{{cite web|last=Beckerman|first=Janna|title=Using Organic Fungicides|publisher=Planet Natural|url=http://www.planetnatural.com/site/xdpy/kb/organic-fungicides.html | accessdate=2009-02-05}}</ref> Namun petani organik pengguna pestisida jenis tersebut sangatlah sedikit; sebagian besar tidak menggunakan pestisida sama sekali. Hanya 10 persen petani organik yang menggunakan pestisida berbahan dasar tumbuhan, 12 persen menggunakan sulfur, dan 7 persen menggunakan pestisida berbahan dasar tembaga.<ref name=Lotter2003>{{Cite journal|last1=Lotter |first1= D. |year=2003 |url=http://donlotter.net/lotter_organicag.pdf| title= Organic Agriculture |journal=Journal of Sustainable Agriculture | volume = 21 |issue=4 |format = PDF|doi=10.1300/J064v21n04_06|pages=59 }}</ref>{{rp|26}}
Aliran air permukaan merupakan salah satu risiko lingkungan penggunaan pestisida yang sangat membahayakan. USDA melacak dampak lingkungan dari kontaminasi perairan dan menyimpulkan bahwa meski kebijakan penggunaan pestisida di tingkat negara telah mengurangi risiko lingkungan,
=== Kualitas dan keamanan pangan ===
Baris 175:
Pertanian organik diyakini mampu mengelola tanah dengan baik dengan kemampuan menahan air yang lebih tinggi.<ref>{{cite journal | author=Johnston, A. E. | title=Soil organic-matter, effects on soils and crops | journal=Soil Use Management | year=1986 | volume=2 | issue=3 | pages=97–105 | doi=10.1111/j.1475-2743.1986.tb00690.x}}</ref> Hal ini dipercaya menjadi sebab mengapa pertanian organik mampu bertahan pada tahun yang kering. Pertanian organik mampu membentuk bahan organik tanah lebih baik dibandingkan pertanian konvensional, yang dapat memberi manfaat jangka panjang.<ref>ARS (2007) [http://www.ars.usda.gov/is/pr/2007/070710.htm Organic Farming Beats No-Till?]</ref>
Dalam buku ''Dirt: The Erosion of Civilizations'', pakar [[geomorfologi]] [[David Montgomery]] mengemukakan krisis yang akan datang yang berasal dari [[erosi]]. Pertanian bergantung sepenuhnya pada tanah atas (''top soil'') yang kurang lebih sedalam satu meter,
=== Perubahan iklim ===
|