Gereja Kristen Pemancar Injil Tarakan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k ibukota → ibu kota
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 41:
Perintis pekerjaan misi di Kalimantan Timur adalah David C. Clench dan George E. Fisk yang masuk kesana pada tahun 1929. Setelah David Clench tinggal di [[Balikpapan]] selama setahun, ia pindah ke [[Samarinda]] dan melakukan Pekabaran Injil terhadap orang [[Dayak]] di Hulu Sungai [[Mahakam]]. Sedangkan Fisk berlayar ke Pulau Tarakan, pulau kecil di Kalimantan Timur, dimana perusahaan minyak [[Belanda]] berada. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 11 Juli 1929. Namun karena ia kesulitan berhubungan dengan orang-orang Dayak di pedalaman [[Kalimantan]], ia pindah ke [[Tanjung Selor]], ibu kota Kabupaten [[Bulongan]], Kalimantan Timur. Dari sana ia menjalin hubungan dengan orang [[Dayak Kayan]] dan [[Dayak Kenyah]] di Kalimantan Timur bagian Utara.
 
Dalam pelayanannya, Fisk berjumpa dengan Jalung Ipui, seorang yang sangat berpengaruh di antara suku Dayak Uma’ Alim di Pujungan. Ipui diantar oleh bapak Karua, yang berasal dari Minahasa, ketika ia sedang mengunjungi anak-anaknya yang bersekolah di Tanjung Selor. Fisk bersaksi tentang Tuhan Yesus, bahkan mengajak untuk berdoa. Walaupun pada saat itu ia belum menerima Kristus, namuntetapi perjumpaan itu menimbulkan kesan yang mendalam dalam dirinya. Akhirnya pada tanggal 17 September 1931, Jalung Ipui bersama 220 rakyatnya di baptis di Sungai [[Bahau]]. Hingga tahun 1932 sudah terdapat tiga kampungdi Hulu Sungai Bahau yang menerima Yesus sebagai juru selamat.
 
Pada tahun 1934/1935 di daerah Bulongan terdapat tujuh jemaat dengan 3000-an orang Kristen. Untuk mempersiapkan kader penginjilan, pada tahun 1937 CMA mendirikan [[Sekolah Alkitab]] Persiapan (Preparetory Bible School ) di Tanjung Selor. Sebagai sarana transportasi penginjilan, pada tahun 1939 R. A Jaffray menghubungi CMA di Amerika untuk meminta sebuah pesawat terbang. Pada tahun itu juga orang-orang di [[Amerika Utara]] menyokong dan membelikan pesawat terbang [[PK-SAM]].
Baris 51:
 
==== Pdt. Elisa Mou, Tokoh Pencetus ====
GKPI Tarakan berdiri pada tanggal 30 Mei 1959 di [[Desa Tanjung Lapang]], [[Kecamatan Malinau Barat]], [[Kabupaten Malinau]], Kalimantan Timur. Pencetus berdirinya GKPI adalah adalah Pdt. Elisa Mou, seorang mantan pendeta (Gembala Sidang) KINGMI di [[Long Bia]]. Ia memutuskan hubungan dengan KINGMI karena kurang puas dengan pelayanan KINGMI yang hanya memperhatikan hal-hal rohani saja, tanpa memikirkan kesejahteraan warga jemaat. Padahal kehidupan warga jemaat di pedalaman Kalimantan Timur yang merupakan pelayanan KINGMI sangat miskin. Dengan keadaan kehidupan jemaat yang demikian, menurutnya, itu tidak dapat dijawab dengan pengembangan rohani saja, namuntetapi juga terkait dengan segi-segi lainnya yang dianggap bersifat duniawi oleh CMA.
Sejarah berdirinya GKPI Tarakan tidak terlepas pula dari sejarah pendirinya. Elisa Mou lahir pada tahun 1925 di [[Krayan]]. Pada tahun 1941 ia dikirim oleh CMA ke sekolah Alkitab Kalam Hidup (sekarang [[Sekolah Tinggi Jaffray]]) di [[Makassar]], [[Sulawesi Selatan]]. Pada waktu itu, sebenarnya tidak mudah orang pedalaman Kalimantan Timur ([[Dayak]]) untuk melanjutkan sekolah. Selain karena tidak mempunyai dukungan finansial, mereka juga belum mengenal “dunia luar”. Jadi hanya orang-orang yang memiliki kemauan keras sajalah yang berani meneruskan sekolahnya. Elisa Mou termasuk salah seorang yang beruntung mendapat bantuan CMA untuk melanjutkan sekolah ke Makassar. Selain itu, ia juga didorong kemauannya yang kuat untuk memajukan masyarakat Dayak yang taraf hidupnya pada saat itu sangat rendah/terbelakang (dari segi pendidikan). Pikiran itu rupanya dimilikinya sejak misi masuk ke Krayan. Elisa Mou melihat bahwa misionaris itu memiliki pendidikan dan pengetahuan yang cukup, dan tingkat kesejahteraan yang lebih baik daripada masyarakat setempat, sehingga ia pun ingin memajukan masyarakat di daerahnya. Sebab menurutnya, orang yang memiliki pendidikan dan kesejahteraan yang baiklah yang dapat maju.