Desa wisata: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ibukota → ibu kota |
k Perubahan kosmetik tanda baca |
||
Baris 4:
== Komponen Utama Desa Wisata ==
Terdapat dua konsep yang utama dalam komponen desa wisata
1. [[Penginapan|Akomodasi]]
2. [[Atraksi]]
Sedangkan Edward Inskeep, dalam Tourism Planning An Integrated and Sustainable Development Approach, hal. 166 memberikan definisi
Village Tourism, where small groups of tourist stay in or near traditional, often remote villages and learn about village life and the local environment.
Inskeep
== Pendekatan Pengembangan Desa Wisata ==
Baris 20:
=== Interaksi tidak langsung ===
Model pengembangan didekati dengan cara bahwa desa mendapat manfaat tanpa interaksi langsung dengan wisatawan. Bentuk kegiatan yang terjadi semisal
=== Interaksi setengah langsung ===
Baris 30:
=== Kriteria Desa Wisata ===
Pada pendekatan ini diperlukan beberapa kriteria yaitu
# Atraksi wisata; yaitu semua yang mencakup alam, [[budaya]] dan hasil ciptaan [[manusia]]. Atraksi yang dipilih adalah yang paling menarik dan atraktif di desa.
# Jarak Tempuh; adalah jarak tempuh dari kawasan wisata terutama tempat tinggal wisatawan dan juga jarak tempuh dari [[ibu kota]] [[provinsi]] dan jarak dari ibu kota [[kabupaten]].
Baris 42:
# Mengonservasi sejumlah rumah yang memiliki nilai budaya dan arsitektur yang tinggi dan mengubah fungsi rumah tinggal menjadi sebuah museum desa untuk menghasilkan biaya untuk perawatan dari rumah tersebut. Contoh pendekatan dari tipe pengembangan model ini adalah Desa Wisata di Koanara, Flores. Desa wisata yang terletak di daerah wisata [[Gunung Kelimutu]] ini mempunyai aset wisata budaya berupa rumah-rumah tinggal yang memiliki arsitektur yang khas. Dalam rangka mengkonservasi dan mempertahankan rumah-rumah tersebut, penduduk desa menempuh cara memuseumkan rumah tinggal penduduk yang masih ditinggali. Untuk mewadahi kegiatan wisata di daerah tersebut dibangun juga sarana wisata untuk wisatawan yang akan mendaki Gunung Kelimutu dengan fasilitas berstandar resor minimum dan kegiatan budaya lain.
# Mengonservasi keseluruhan desa dan menyediakan lahan baru untuk menampung perkembangan penduduk desa tersebut dan sekaligus mengembangkan lahan tersebut sebagai area pariwisata dengan fasilitas-fasilitas wisata. Contoh pendekatan pengembangan desa wisata jenis ini adalah Desa Wisata Sade, di Lombok.
# Mengembangkan bentuk-bentuk akomodasi di dalam wilayah desa tersebut yang dioperasikan oleh penduduk desa tersebut sebagai industri skala kecil. Contoh dari bentuk pengembangan ini adalah Desa wisata Wolotopo di [[Flores]]. Aset wisata di daerah ini sangat beragam antara lain
=== Prinsip dasar dari pengembangan desa wisata ===
Baris 51:
== Jenis Wisatawan Pengunjung Desa Wisata ==
Karena bentuk wisata pedesaan yang khas maka diperlukan suatu segmen pasar tersendiri. Terdapat beberapa tipe wisatawan yang akan mengunjungi desa wisata ini yaitu
=== Wisatawan Domestik ===
Wisatawan domestik ; terdapat tiga jenis pengunjung domestik yaitu
# Wisatawan atau pengunjung rutin yang tinggal di daerah dekat desa tersebut. Motivasi kunjungan
# Wisatawan dari luar daerah (luar provinsi atau luar kota), yang transit atau lewat dengan motivasi, membeli hasil kerajinan setempat.
# Wisatawan domestik yang secara khusus mengadakan perjalanan wisata ke daerah tertentu, dengan motivasi mengunjungi daerah pedesaaan penghasil kerajinan secara pribadi.
Baris 68:
=== Tipe terstruktur ''(enclave)'' ===
Tipe terstruktur ditandai dengan karakter-karakter sebagai berikut
# Lahan terbatas yang dilengkapi dengan infrastruktur yang spesifik untuk kawasan tersebut. Tipe ini mempunyai kelebihan dalam citra yang ditumbuhkannya sehingga mampu menembus pasar internasional.
# Lokasi pada umumnya terpisah dari masyarakat atau penduduk lokal, sehingga dampak negatif yang ditimbulkannya diharapkan terkontrol. Selain itu pencemaran sosial budaya yang ditimbulkan akan terdeteksi sejak dini.
|