Transubstansiasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Nampak, +Tampak; -nampak, +tampak; -Nampaknya, +Tampaknya; -nampaknya, +tampaknya)
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 37:
 
=== Rupa dan aksiden ===
Istilah "substansi" merujuk pada kenyataan yang mendasarinya, sementara istilah "aksiden" (''accidere'') adalah kualitas-kualitas yang dialami secara [[empiris]]. Substansi adalah hakikat atau [[esensi]] dasar dari suatu hal, yang mana sifatnya mempertahankan dan mengumpulkan satu kesatuan aksiden.<ref>{{en}} {{cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=Q-2CRzlijgwC|title=The Sacramental Mystery|author=Paul Haffner|publisher=Gracewing Publishing|edition=1999|isbn=9780852444764|page=91-92}}</ref> Substansi di sini berarti sesuatu di dalamnya sendiri, hakikatnya. Misalnya: bentuk sebuah topi bukanlah topi itu sendiri; bukan juga warna, ukuran, kelembutan atau hal apapun dari topi tersebut yang bisa dicerna oleh [[panca indra]] manusia. Topi itu sendiri (sang "substansi") ''memiliki'' bentuk, warna, ukuran, kelembutan dan ciri-ciri lainnya, namuntetapi topi itu sendiri berbeda dengan hal-hal tersebut.<ref>{{en}} {{cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=4cU9AAAAIAAJ|title=Catholic Evidence Training Outlines|author=Maisie Ward, Francis Joseph Sheed|publisher=Sheed and Ward|year=1935|edition=3, digital: 27 Ags 2007}}</ref> Walau penampilannya — yang mana juga dirujuk oleh istilah 'aksiden' — dapat dicerna oleh indra manusia, tetapi substansinya tidak.
 
Pembedaan "[[substansi]]" dengan "[[aksiden]]" sebenarnya berasal dari filsafat Aristoteles, yang meyakini bahwa setiap perubahan substansial melibatkan suatu perubahan penampilan —atau yang disebutnya "aksiden" (''accidere'').<ref name="giorni">{{en}} {{citation |url=http://www.30giorni.it/articoli_id_9352_l3.htm?id=9352 |author=Avery Cardinal Dulles, SJ |title=Christ’s Presence in the Eucharist: True, Real and Substantial |publisher=30GIORNI}}</ref> [[Kardinal]] [[Avery Dulles]] memberikan contoh: saat seseorang memakan sebuah apel, apel tersebut kehilangan kualitas-kualitas yang kelihatan sebagaimana juga substansinya sebagai sebuah apel, karena apel yang telah dimakan itu menjadi bagian dari orang tersebut. Oleh sebab itu teologi Ekaristi Katolik Roma tidak berdasar pada filosofi dari Aristoteles tersebut, karena penampilan luar roti dan anggur tetap tidak berubah saat konsekrasi roti dan anggur dalam [[Misa]].<ref name="giorni"/>
Baris 63:
 
== Seni konseptual ==
''[[An Oak Tree]]'' (Sebuah Pohon Ek) adalah sebuah [[seni konseptual]] karya [[Michael Craig-Martin]], yang terdapat di [[Tate Modern]], berupa segelas [[air]] dimana sang [[seniman]] menyatakannya telah berubah menjadi "sebuah [[pohon ek]] dewasa" tetapi "tanpa mengubah [[aksiden]] dari gelas air tersebut".<ref name =CMtext>[http://www.cl.cam.ac.uk/~ig206/oak_tree.html Artist's Text]{{dead link}}</ref> Craig-Martin mengklaim bahwa ia telah mengubah substansi (hakikat) nya, tetapi tidak penampilannya. Dalam naskah yang dijadikannya bagian dari karyanya itu disebutkan bahwa: "Ini bukanlah sebuah simbol. Saya telah mengubah hakikat fisik dari segelas air ini menjadi sebuah pohon ek. Saya tidak mengubah penampilannya. Pohon ek yang sebenarnya hadir secara fisik, namuntetapi dalam bentuk segelas air."<ref name =CMtext/> Dalam suatu [[Kuliah Richard Dimbleby]], pada 23 November 2000, [[Sir Nicholas Serota]] mengatakan: "Kita mungkin tidak 'menyukai' karya Craig-Martin, tetapi yang pasti karya tersebut mengingatkan kita bahwa apresiasi terhadap semua seni melibatkan suatu tindakan iman yang dapat dibandingkan dengan kepercayaan bahwa, melalui transubstansiasi, roti dan anggur [[Komuni Suci]] menjadi [[Tubuh Kristus|Tubuh]] dan [[Darah Kristus]]."<ref>[http://www.independent.co.uk/opinion/commentators/theres-no-need-to-be-afraid-of-the-present-625001.html]{{dead link}}</ref>
 
== Lihat pula ==