Kepausan Avignon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ridwanong (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Ridwanong (bicara | kontrib)
Baris 20:
 
== Latar belakang ==
=== Kepindahan ke Avignon ===
Setelah wafatnya [[Paus Benediktus XI]] di tahun 1304, Raymond Bertrand de Got, Uskup Agung Bordeaux, terpilih menjadi penerusnya dengan nama [[Paus Klemens V]] di bulan Juni 1305. Jabatannya ini diresmikan dalam sebuah upacara gereja pada tanggal 14 November 1305. Terpilihnya ia menjadi paus adalah sekitar setahun setelah terjadinya kebuntuan masa pemerintahan tahta suci akibat perseteruan antara para kardinal Perancis dengan para kardinal Italia, yang berjumlah sama kuat di dalam [[konklaf]] yang harus diselenggarakan di Perugia. Bertrand sendiri bukanlah seorang Italia maupun seorang kardinal, dan terpilihnya dirinya mungkin dianggap sebagai sebuah sikap menuju netralitas.
 
Penulis sejarah masa itu Giovanni Villani melaporkan gosip yang menyatakan bahwa Sri Paus yang baru sebelumnya telah menyatakan tunduk kepada Raja Perancis [[Philippe IV]] (1285-1314) dalam sebuah persetujuan resmi sebelum pengangkatannya yang dibuat di St. Jean d'Angély di Saintonge. Benar atau tidaknya gosip ini tidaklah penting semenjak kemungkinan besar Sri Paus yang baru ini telah dipilih dengan persyaratan yang ketat yang diberikan oleh persekutuan para kardinal di dalam [[konklaf]]. Di Bordeaux, Bertrand secara resmi diberitahu pemilihan dirinya sebagai Sri Paus dan didorong untuk segera datang ke Italia. Namun ia memilih untuk ditahbiskan di Lyon pada tanggal 14 November 1305 yang dirayakan dengan mewah dan dihadiri oleh Philippe IV. Diantara tindakan-tindakan awalnya adalah pengangkatan sembilan kardinal Perancis.
 
Pada awal tahun 1306, [[Paus Klemens V]] menjelaskan isi dari surat resmi ''[[Clericis Laicos]]'' yang nampak ditujukan bagi Raja Perancis dan pada dasarnya menghapuskan surat resmi ''[[Unam Sanctam]]'', dua surat resmi yang dikeluarkan oleh [[Paus Bonifasius VIII]] yang sangat menyinggung pemerintahan [[Philippe IV]] yang sangat ambisius. Ia dinilai membawa jabatan Sri Paus sebagai alat dari monarki Perancis, sebuah perubahan radikal dalam kebijaksanaan tagta kepausan.
 
Pada tanggal 13 Oktober 1307, ratusan [[Ksatria Templar]] ditangkap di Perancis, sebuah tindakan yang nyata-nyata bermotivasi masalah uang dan dilaksanakan oleh birokrasi kerajaan dengan sangat cepat untuk meningkatkan wibawa tahta kerajaan. [[Philippe IV]] berada di belakang tindakan kejam ini, namun kejadian ini juga merusak reputasi historis [[Paus Klemens V]]. Semenjak hari pertama pentahbisan Paus Klemens V, sang raja telah menuduh para Ksatria Templar sebagai pengikut ajaran sesat, tidak bermoral dan tidak berperikemanusiaan. Juga, kesangsian Sri Paus atas kasus Ksatria Templar ini diredam oleh pemikiran yang semakin meluas bahwa negara Perancis yang semakin besar mungkin tidak akan menunggu gereja untuk mengadili Ksatria Templar dan melainkan akan melakukannya sendiri.
 
Pada bulan Maret 1309 seluruh anggota tahta kepausan pindah dari Poitiers (dimana mereka berada selama empat tahun terakhir) ke Avignon, yang saat itu bukan bagian wilayah Perancis tapi merupakan sebuah perkebunan kerajaan milik Raja Sisilia. Perpindahan tahta kepausan ke Avignon dibenarlan oleh para teolog Perancis pendukung Sri Paus atas dasar keamanan karena Roma (dimana pertikaian antar-bangsawan Romawi dan tentara mereka telah sampai pada situasi yang sangat parah, dan dimana Basilika San Giovanni di Laterano telah hancur terbakar) sedang dalam kondisi tidak stabil dan berbahaya. Namun keputusan ini kemudian menjadi pelopor dari Kepausan Avignon yang lama, yang dijuluki [[Francesco Petrarca]] sebagai "Tawanan [[Babilonia]]" (1309-1377), dan menandai awal dari hilangnya konsep Gereja Katolik bahwa Sri Paus adalah Uskup Dunia.
 
=== Gaya Kepausan Avignon ===
Pada akhir [[Abad Pertengahan]] tahta kepausan memainkan sebuah peran lain yang besar selain peranannya di bidang rohani. Konflik antara Sri Paus dan [[Kaisar Romawi Suci]] pada dasarnya berakar pada suatu pertikaian tentang siapa di antara mereka berdua yang menjadi pemimpin Dunia Kristen dalam masalah-masalah sekular. Pada awal abad ke-14, tahta kepausan tidak lagi memiliki kekuasaan yang besar dalam aturan-aturan sekular; suatu kekuasaan yang dimilikinya pada abad ke-12 dan -13. Kesuksesan [[Perang Salib|Perang-perang Salib]] awal menambahkan kewibawaan Sri Paus sebagai pemimpin sekular Dunia Kristen, dengan monarki-monarki seperti Raja [[Inggris]], [[Perancis]] dan bahkan Kaisar sekalipun hanya bertindak sebagai panglima Sri Paus, dan memimpin tentara-tentara "mereka". Perkecualian dari hal ini adalah [[Frederick II, Kaisar Romawi Suci|Frederick II]], yang dua kali dikucilkan oleh Sri Paus dalam satu perang salib. Frederick II mengabaikan pengucilan ini dan bahkan berperang cukup sukses di [[Tanah Suci]].