Gedung Merdeka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gilang Bayu Rakasiwi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 16:
Dengan keputusan pemerintah [[Republik Indonesia]] (1954) yang menetapkan Kota Bandung sebagai tempat Konferensi Asia Afrika, maka Gedung Concordia terpilih sebagai tempat konferensi tersebut. Pada saat itu Gedung Concordia adalah gedung tempat pertemuan yang paling besar dan paling megah di Kota [[Bandung]] . Dan lokasi nya pun sangat strategis di tengah-tengah Kota Bandung serta dan dekat dengan hotel terbaik di kota ini, yaitu [[Hotel Savoy Homann]] dan [[Hotel Preanger]]
 
Dan mulai awal tahun [[1955]] Gedung ini dipugar dan disesuaikan kebutuhannya sebagai tempat konferensi bertaraf International, dan pembangunannya ditangani oleh Jawatan Pekerjaan Umum Provinsi Jawa Barat yang dimpimpin oleh Ir. R. Srigati Santoso, dan pelaksana pemugarannya adalah :
1) Biro Ksatria, di bawah pimpinan R. Machdar Prawiradilaga
2) PT. Alico, di bawah pimpinan M.J. Ali
3) PT. AIA, di bawah pimpinan R.M. Madyono
 
Setelah terbentuk Konstituante [[Republik Indonesia]] sebagai hasil pemilihan umum tahun 1955, Gedung Merdeka dijadikan sebagai Gedung Konstituante. Karena Konstituante dipandang gagal dalam melaksanakan tugas utamanya, yaitu menetapkan dasar negara dan undang-undang dasar negara, maka Konstituante itu dibubarkan oleh [[Dekret Presiden]] tanggal [[5 Juli 1959]]. Selanjutnya, Gedung Merdeka dijadikan tempat kegiatan Badan Perancang Nasional dan kemudian menjadi Gedung [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara]] (MPRS) yang terbentuk tahun 1960. Meskipun fungsi Gedung Merdeka berubah-ubah dari waktu ke waktu sejalan dengan perubahan yang dialami dalam perjuangan mempertahankan, menata, dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia , nama Gedung Merdeka tetap terpancang pada bagian muka gedung tersebut.
 
[[Berkas:Conference Hall Gedung Merdeka.jpg|jmpl|240px|Ruang Konferensi di Gedung Merdeka pada 2010.]]