Gereja Santo Laurentius, Bandung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di hari + pada hari)
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 24:
 
== Sejarah ==
Cikal bakal Paroki St.Laurentius dimulai tahun 1950-an oleh sekitar 10 keluarga Katolik yang tinggal di Bandung Utara yaitu di daerah jalan karang Setra, Jurang, Cipaganti, Hegarmanah, Ciumbuleuit, dan Sukajadi bawah. Keluarga-keluarga tersebut mendapatkan pembinaan dan pelayanan iman dari Paroki St.Petrus Katedral, secara teratur di Jl.Karang Tingggal 13, rumah keluarga de Vink.Ketika rumah tersebut diambil-alih oleh Negara (1957) tempat perayaan Ekaristi terpaksa dipindahkan ke SD GIKI di Jl.Karangsari 23 , atas seijin Kepala Sekolahnya yaitu Ibu Tiwon. Pada periode inilah lahirnya stasi Karangsari yang merupakan stasi dari Paroki St.Petrus Katedral.
 
Untuk mewadahi kegiatan umat, Pak Soehardjo, pimpinan CV. Sabang Merauke, mengizinkan rumah dinasnya di Jl.Setiabudi 17 (sekarang Nomor 31) digunakan sebagai Sekretariat stasi. Pastor Sjaak Lammers OSC kembali ke Belanda tahun 1959 dan karyanya di stasi karangsari dilanjutkan antara lain oleh Pator Koster OSC dan Pastor Van Hareen OSC. Berkembangnya daerah Bandung Utara dan jumlah umat di stasi Karangsari mendapat perhatian dari Uskup saat itu yaitu Mgr.Arntz OSC, Dialah bersama Pastor Hidayat OSC yang pertama kali menggagas dibangunnya gedung gereja di stasi Karangsari sampai uskup berkenan menyediakan tanah di Jl.Sukajadi atas (sekarang Jl.Sukajadi 223).