Tirto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Backup00 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Backup00 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 42:
 
== Kontroversi ==
===Laporan Dugaan Makar===
Pada 19 April 2017, Tirto.id memuat berita yang berjudul "Investigasi Allan Nairn: Ahok Hanyalah Dalih untuk Makar"<ref>{{cite news
|url = https://tirto.id/investigasi-allan-nairn-ahok-hanyalah-dalih-untuk-makar-cm2X
Baris 55 ⟶ 56:
 
Dewan Pers menolak tuntutan Harry Tanoe berupa pencabutan laporan Allan Nairn dari situsweb dan menyebarluaskan pencabutan tersebut di media sosial sedikitnya 65 ribu kali di berbagai media sosial. Selain itu, Dewan Pers juga menyatakan bahwa sengketa pers ini tidak untuk dibawa ke jalur hukum.<ref name="tir"/> Pihak The Intercept selaku penerbit rilis laporan orisinil dan pertama dair Allan Nairn tetap bersikukuh dengan investigasi yang dirilis, mendukung penuh Tirto untuk melakukan kerja-kerja jurnalistik yang bebas dari intimidasi atau serangan balasan.<ref name="tir2">{{cite news|url = https://tirto.id/the-intercept-we-stand-by-our-story-cnfu|title = The Intercept: "We Stand by Our Story"|accessdate=2017-07-08}}</ref>
 
===Penangkapan Massal Lawan Politik Prabowo===
Pada 15 April 2019, Tirto.id kembali memberitakan laporan Allan Nairn, yang telah dimuat terlebih dahulu di blog pribadinya,<ref>{{cite news
|url = https://www.allannairn.org/2019/04/breaking-news-prabowo-strategy-session.html|title = Breaking News: Prabowo strategy session planned mass arrests of political opponents, Islamist allies; behind-the-scenes effort to please US includes Prabowo order to kill lawsuit v Freeport-McMoRan, pledge to "crush" FPI, HTI, PKS; SBY's Demokrats also targeted; plan to return Army to "New Order" role|accessdate=2019-10-06}}</ref> tentang rencana Prabowo Subianto yang akan melakukan penangkapan massal, baik terhadap lawan-lawan politik maupun koalisinya, jika nantinya memenangkan [[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2019|Pemilu Presiden 2019]]. Laporan Allan berdasarkan notulensi rapat yang digelar di kediaman Prabowo di Jalan Kartanegara Nomor 4, Jakarta Selatan. Pertemuan ini digelar usai Prabowo bertemu [[Susilo Bambang Yudhoyono]] di Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Pertemuan dihadiri 11 orang dan berasal dari 8 jenderal purnawirawan dan tiga orang sipil. Rapat itu membentuk tim untuk melakukan tugas-tugas khusus “mengadili sebanyak-banyaknya lawan politik,” dan “melumpuhkan” kelompok-kelompok Islamis yang menyokong kampanye Prabowo-Sandiaga. Prabowo berencana membuat [[Partai Gerindra]] semakin kuat dengan menugaskan [[Badan Intelijen Negara]] melumpuhkan kelompok Islam radikal, yakni HTI, FPI, JAD dan menangkap ulama-ulama radikal, serta partai koalisi oposisi, termasuk berencana menjatuhkan [[Partai Demokrat]] dan PKS.<ref>{{cite news
|url = https://tirto.id/allan-nairn-rilis-skenario-prabowo-lemahkan-hti-dan-pks-di-blognya-dmaS|title = Allan Nairn Rilis Skenario Prabowo Lemahkan HTI dan PKS di Blognya|accessdate=2019-10-06}}</ref>
 
Laporan tersebut dibantah oleh Arief Poyuono, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra yang namanya termasuk dalam salah satu dari tiga orang sipil yang hadir dalam rapat rahasia tersebut. Poyuono menyebut laporan Nairn sebagai fitnah dan menyudutkan Prabowo Subianto. Poyuono balik menuduh laporan Nairn adalah pesanan asing sambil menunjukkan bukti transfer uang ke atas nama Allan Nairn sebesar 1.844.947 dolar AS. Uang itu di transfer pada 14 Maret 2019 dengan menggunakan Bank DBS di Singapura.<ref>{{cite news
|url = https://tirto.id/allan-rilis-laporan-intelijen-gerindra-sebut-ada-transfer-uang-dmcq|title = Allan Rilis Laporan Intelijen, Gerindra Sebut Ada Transfer Uang|accessdate=2019-10-06}}</ref> Pandaopotan Lubis, koordinator Masyarakat Demokrasi Indonesia Anti-Hoaks melaporkan Allan Nairn ke Bareskrim Polri karena memuat informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.<ref>{{cite news
|url = https://tirto.id/bareskrim-tunda-penerimaan-laporan-terhadap-allan-nairn-dmgQ|title = Bareskrim Tunda Penerimaan Laporan terhadap Allan Nairn|accessdate=2019-10-06}}</ref>
 
Nairn menyebut bukti transfer yang dipublikasikan oleh Poyuono itu adalah cek palsu. Tirto.id pada 18 April 2019 memuat laporan pendek yang berusaha mengidentifikasi banyak kejanggalan terhadap keaslian bukti transfer seperti detail logo DBS yang teramat buram, ukuran font yang tidak sama di bagian-bagian penting seperti nama dan tanggal tranfer, dan alamat kantor DBS Singapura yang tidak akurat.<ref>{{cite news
|url = https://tirto.id/kejanggalan-bukti-transfer-ke-allan-nairn-yang-disampaikan-gerindra-dmes|title = Kejanggalan Bukti Transfer ke Allan Nairn yang Disampaikan Gerindra|accessdate=2019-10-06}}</ref>
 
== Penghargaan ==