Ben 7: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 114.125.126.209 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh 111.94.220.188 Tag: Pengembalian |
k orangtua → orang tua |
||
Baris 115:
Suatu hari, Siti yang masih sebal sama Ben kembali mengerjai Ben. Siti mengundang Ben datang ke pesta ulangtahunnya. Di pesta itu, Siti kemudian dengan sengaja memanas-manasi Ben yang yatim piatu, sok mesra-mesraan sama orangtuanya hingga membuat Ben jadi cemburu. Terakhir Ben yang tidak tahan juga terus dipanas-panasi Siti akhirnya berlari pergi sambil menangis meninggalkan rumah Siti.
Ternyata kejadian itu berakibat panjang. Sepulang dari pesta, Ben langsung menemui bang Komeng, juru masak istana. Ben langsung mencak-mencak marah sama bang Komeng. Bang Komeng adalah juru masak padepokan yang sejak kecil merawat Ben. Bang Komeng selalu bilang pada Ben, kalau Ben tidak punya
Bang Komeng jadi gelagapan. Selama ini, bersama Kyai Bustomi ia memang menyimpan rahasia besar tentang siapa Ben sebenarnya. Ben jadi makin curiga dan terus mendesak bang Komeng, mencecarnya dengan pertanyaan siapa kedua orangtuanya yang sebenarnya. Tapi bang Komeng tetap tutup mulut. Ben akhirnya berlalu pergi sambil menahan kesal.
Baris 124:
Ben, Capung dan Chaplin lalu mempertemukan Zubaedah dengan bang Komeng. Zubaedah kontan histeris dan mengejar-ngejar bang Komeng sampai masuk ke dalam padepokan. Padepokan jadi heboh. Bang Komeng kelabakan mencari tempat ngumpet. Tapi lagi-lagi Ben mengerjai bang Komeng, memberitahu Zubaedah tempat persembunyian bang Komeng. Bang Komeng akhirnya jadi kewalahan, mengaku menyerah pada Ben sambil berjanji, ia akan menceritakan rahasia Ben asalkan Ben mengusir Zubaedah.
Singkat cerita Ben akhirnya berhasil mengusir Zubaedah. Bang Komeng mau tidak mau menepati janjinya menceritakan satu rahasia besar, siapa kedua
Kedua
Pak Tirta tidak tahu kalau sebenarnya peramal tersebut adalah orang jahat, salah satu kaki tangan BANG JAPRA, rekanan bisnis pak Tirta yang ingin menguasai seluruh harta pak Tirta. Sekarang pak Tirta sendiri lagi sakit-sakitan.
|