Duren, Tengaran, Semarang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik
Baris 12:
|kepadatan =... jiwa/km²
}}
'''Duren''' adalah merupakan sebuah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Tengaran, Semarang|Tengaran]], [[Kabupaten Semarang|Semarang]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Terdiri dari 8 RW, dimanadi mana tiap RW mewakili dusun yang dipimpin oleh seorang Kadus (Kepala Dusun), yakin dusun Krajan, Miri, Dukuh, Babadan, Ngepringan, Tanubayu, Gading dan Karang Wuni.
Di salah satu dusun, yakni dusun Gading terdapat satu pondok pesantre yang bernama Bustanu Ussyaqil Qur'an yang diasuh oleh K.H Abdul Hanif.
Di era sebelum tahun 90-an, desa Duren terbilang cukup terisolir, dimanadi mana instalasi listrik belum masuk, dan jalan penghubung dari dan ke luar daerah masih sangat sederhana sekali dan belum aspal. Sehingga aksesibilitas masyarakat Duren ini cukup terbatas, hal itu juga dipengaruhi kondisi geografis tanah desa Duren yang dikelilingi sungai dan perbukitan.
Hingga di awal-awal tahun 90-an, desa Duren tercatat dan termasuk dalam program IDT atau Inpress Desa Tertinggal, sehingga pembangunan infrastruktur mulai dilaksanakan atas bantuan pemerintah waktu itu. Sehingga di awal tahun 1993, dimulai proyek pembanguna pengaspalan jalan yang menghubungkan ke luar daerah desa Duren. Dan pada tahun 1992, instalasi listrik telah tersambung dan dapat dinikmati oleh penduduk desa setempat.
Sekitar tahun 1997, telah dilaksanakan proyek instalasi jaringan telepon oleh PT telkom, tetapi sungguh sayang, instalasi kabel yang waktu itu telah terpasang banyak yang dicuri oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, sehingga proyek tersebut berhenti dan tidak dilanjutkan lagi hingga sekarang.