Jeruklegi Kulon, Jeruklegi, Cilacap: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
k Perubahan kosmetik tanda baca |
||
Baris 21:
Dahulu kala wilayah Desa Jeruklegi termasuk dalam Adipati Bono Keling, dimana daerah tersebut terdapat kademangan yang dipimpin oleh Ki Demang Wangsengrana yang merupekan putra dari Tumenggung Sawenggangpati Bin Pangeran Suta Chandra yang juga merupakn keturunan dari Adipati Bono Keling, Tumenggung Sawenggangpati menjabat sebagai Yudanegara dari Kerajaan Mataram.
Setelah Ki Demang Wansengrana wafat, jabatan Demang digantikan oleh Putra Pertama beliau ya itu Ki Demang Pancamanis yang sekarang makamnya trdapat di Desa Cilibang. Setelah Ki Demang Pancamanis wafat, Jabatan Demang di jeruklegi digantikan oleh puteranya yang ketiga yaitu Sutanangga. Silsilah selanjutnya dari Kademangan Jeruklegi dapat dilihat pada bagan dibawah ini
Adipati Bono Keling
Baris 57:
Pada tahun 1942 pada saat Indonesia diduduki oleh tentara Jepang terjadi Kemarau panjang selama kurang lebih 9 bulan yang menyebabkan terjadi bencana kekeringan dan kelaparan yang mengakibatkan banyak kematian di desa Jeruklegi Kulon. Hal ini dikarenakan mata Pencaharian Penduduk yang hanya mengandalkan pada bidang pertanian saja. Sehingga jumlah penduduk berkurang dari 104 KK manjadi hanya 30 KK . Kemudian pada tahun 1947 desa Jeruklegi Kulon kembali kedatangan para Transmigrasi dari Wonosari Gunung Kidul yang ditempatkan ditempat yang pertama yaitu di Grumbul Wanasri. Selanjutnya secara bergelombang dating juga pendatang juga dari Kabupaten Kebumen, Banyumas dan Purbalingga.
Tahun 1950 sampai dengan 1969 Pemerintahan dijabat oleh Partoguno. Pemerintahan dibagi menjadi tiga Kebaon
Jumlah Penduduk pada awal pemerintahan Partoguno berjumlah kurang lebih 97 KK, akibat pemberontakan DI pada tahun 1951 – 1960 menyebabkan Grumbul Wanasri dan Grumbul Lengkong ditinggal Penghuninya yang menyebabkan kedua grumbul tersebut kembali menjadi Hutan Ilalang karena yang tersisa hanya grumbul Pengasinan dengan Jumlah Penduduk kurang lebih 35 KK. Setelah pemberontakan DI dapat dipatahkan oleh Pemerintahan RI. Pada tahun 1963 Grumbul wanasri sudah dapat dihuni kembali dan grumbul Cikuyah berubah nama menjadi grumbul Danasri dengan penduduk baru berjumlah 17 KK. Grumbul Lengkong berubah nama menjadi grumbul Wanadadi yang berpenduduk 10 KK. Jumlah penduduk Desa Jeruklegi Kulon pada waktu itu kurang lebih 62 KK.
Baris 69:
Kemudian tahun 1969 sampai dengan 1971 pemerintah Desa dijabat oleh Sanredja yang statusnya adalah Pejabat Sementara ( Pjs. ) yang berasal dari Kabupaten Banyumas.
Baru setelah tahun 1971 diangkatlah seorang Kepala Desa yang bernama Djokodjumeno yang merupakan Kepala Desa termuda di Kabupaten Cilacap pada saat itu. Pusat Pemerintahan Desa berpindah dari Grumbul Pengasinan menjadi di Grumbul Danasri. Pada masa itu keadaan masyarakat masih merupakan keluarga pra Sejahtera. Sehingga Balai Desa pun belum dimiliki oleh Warga Jeruklegi Kulon. Pada masa itu maupun sebelumnya Balai Desa selalu berpindah – pindah karena Balai Desa atau Pusat Pemerintah berada di rumah Kepala Desa. Tahun 1971 dibangunlah sebuah Kantor Desa ( balai dea ) yang terletak di Grumbul Danasri. Pada masa itu Desa Jeruklegi Kulon telah mengalami kemajuan secara signifikan yang ditunjukan dengan pembangunan Perkotaan desa di jalan Perkebunan Karet Kubang Kangkung sepanjang 2,5 Km dimana dimana masing – masing KK yang mau menghuni jalur tersebut diberi sebidang tanah kurang lebih 1.000 m 2 yang sekarang lebih dikenal dengan jalan Provinsi Jalur Cilacap – Pengandaran. Pembangunan yang lain yang terjadi di Desa Jerulegi Kulon adalah dibangunnya Masjid Mafatul Huda di grumbul Danasri, didirikanya Sekolah Dasar Cikuyah yang sekarang menjadi SD Negeri Jeruklegi Kulon 01
Karena terjadi sesuatu hal, maka Djokodjumeno diberhentikan dengan hormat oleh pemerintah dan digantikan oleh sukisno (1977-1780) seorang pendatang dari Kabupaten Banyumas yang statusnya merupakan Pejabat Sementara ( Pjs. ). Masalah yang mengemuka pada masa itu adalah tentang kepemilikan tanah yang belum jelas batas-batasnya sehingga sempat menjadi permasalahan yang rumit dan penyelesaianya memakan waktu yang relative lama ( Kurang lebih 7 bulan ) dengan melibatkan 60 tenaga kerja setiap hari untuk menertibkan administrasi Pertanahan.
Pada tahun 1980 diangkatlah seorang Kepala Desa yang bernama K. Hadimasturi seorang pendatang dari Kabupaten Banyumas. Walaupun pembangunan desa telah mengalami kemajuan namun bukan berarti penduduk desa Jeruklegi kulon kehidupanaya sudah makmur. Karena pada kenyataanya masih banyak warga desa yang berada dibawah garis Kemiskinan. Untuk itu untuk meningkatkan kesejahteraan Penduduk
Kerjasama dengan Pemerintah menghasilkan perbaikan DAS Citanduy kurang lebih 550 Ha, perbaikan tanah kritis ( penghijauan ) serta terasering dan pembuatan Cekdam di Grumbul Pengasinan I dan Grumbul Cikembulan. Sedangkan kerjasama dengan lembaga-lembaga non Pemerintah ( yayasan) antara lain
Pembangunan lainya adalah dibangunya jembatan kali ciurang yang merupan Program AMD ( Abri Masuk Desa ), adanya pembangunan jalan macadam di grumbul Pengasinan ( Jalan Jati ) dengan Panjang 500 m dan lebar 3 m, Jalan Katilayu di Pengasinan dengan Panjang 250 m dan lebar 3 m. kesemua jalan tersebut merupakan bantuan dari pemerintah serta swadaya Masyarakat. Jadi total jalan yang dibangun adalah 9045 m.
Disamping pembangunan jalan didesa Jeruklegi Kulon juga mengalami pembangunan di bidang pendidikan. Hal ini ditunjukan dengan berdirinya Sekolah Dasar Pengasinan I yang sekarang menjadi SD Negeri Jeruklegi kulon 3, Sekolah Dasr Lengkong yang sekarang menjadi SD Negeri Jeruklegi Kulon 5 dan SD Negeri Jeruklegi Kulon 6. Pembangunan lain yang mengalami kemajuan pada masa itu adalah pembangunan dibidang Keagamaan yaitu dengan berdirinya beberapa masjid, antara lain: kerjasama dengan yayasan Al Irsyad menghasilkan Masjid digrumbul Pengasinan I dengan Luas 9 x 15 m diatas tanah wakaf seluas 2300 m2, Swadaya dari masyarakat menghasilkan Masjid Al Ikhsan di Dusun II yang luasnya 7 x 4 m2 diatas tanah wakaf seluas 400 m2
Pada tahun 1990 berakhirlah mas jabatan K. Hadimasturo, yang kemudian digantikan oleh Wartam ( 1990-1999) seorang pendatang dari Banyumas, pada masa pemerintahan Kepala Desa Wartam pembangunan Desa yang menonjol adalah Pembangunan jembatan yaitu jembatan kali brokeh yang panjangnya 20 m dan lebar 3 m, jembatan kali keben agung yang panjangnya 6 m dan lebarnya 3 m yang merupakan hasil swadaya masyarakat dan bantuan dari pemerintah, Pembangunan lainnya adalah Pembangunan jalan macadam sepanjang 1250 m dan lebar 3m antara grumbul Wanasri dan Grumbul Wanasri dan Grumbul Danasri yang merupakan swadaya masyarakat dan bantuan Pemeritah, jalan aspal sepanjang 1850 m Jurusan Brebeg yang merupakan swadaya masyarakat dan bantuan pemerintah.
Baris 87:
Selama Pemerintahan Kepala Desa Lasimun Wijaya, pembangunan yang telah Nampak antara lain:
Pada tahun 2000 Pembangunan yang telah dilaksanakan antara lain
Pembangunan Pagar Klir Permanen, panjang 30 m di depan Balai Desa wilayah Kadus IV dengan Biaya swadaya masyarakat, renovasi kantor Desa 10 x 5 m2 yang merupakan biaya BPD/K dan Swadaya Masyarakat, Pembangunan Jembatan Kali Kebon agung dengan ukuran 4 m x 6 m dengan biaya dari PPK ( Program Pembangunan Kecamatan ) dan Swadaya Masyarakat.
Pada Tahun 2001 Pembangunan yang telah terlaksana antara lain
Pelebaran Lapangan Sepak Bola yang berada di Kemit ( Kadus IV ) dengan biaya dari swadaya masyarakat dan bantuan dari PT Semen Cibinong Cilacap, Pembangunan Jalur Air minum Grumbul Lengkong 900 m dan Grumbul Pengasinan 300 m dengan biaya dari swadaya masyarakat dan pemerintah daerah
Tahun 2002 pembangunan yang telah dilaksanakan antara lain:
Baris 135:
2.1.2. Sumber Daya Alam
Desa Jeruklegi Kulon merupakan salah satu desa di Kecamatan Jeruklegi Kabupaten CILACAP, Provinsi Jawa Tengah, memilik luas km2. Secara geografis Desa Jeruklegi Kulon berbatasan dengan wilayah sebagai berikut
1. Sebelah Utara, berbatasan dengan Desa Cilibang
Baris 151:
Topografis Desa Jeruklegi Kulon secara umum termasuk daerah wilayah dataran rendah, dan berdasarkan ketinggian wilayah Desa Jeruklegi Kulon diklasifikasikan kepada dataran rendah / 18 m diatas permukaan laut.
Penggunaan lahan Desa Jeruklegi Kulon dapat dilihat pada tabel 1.1 dan 1.2 sebagai berikut
(diisi sesuai hasil pendataan terkini)
sumber
{{kelurahan-stub}}
|