Pierre Bourdieu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k analisa → analisis |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 41:
=== Aljazair: sebuah persimpangan ===
[[Berkas:Fontaine-zemmoura.JPG|jmpl|Sebuah jalan di desa tradisional, Kabylia.]]
Krisis di Aljazair merupakan peristiwa politik
Kajian sosiologi mulai menarik minat dan perhatiannya.{{sfn|Hadiwinata|2017|p=235}} Dia bahkan melakukan serangkaian studi [[etnografi]] pada petani di Kabylia.{{sfn|Grenfell|2004|p=33}} Pemikiran sosiologi Bourdieu muncul dari apa yang dia temukan di [[Aljazair Prancis|Aljazair]]; khususnya mengenai pembedaan dengan apa yang disebut "masyarakat modern".{{sfn|Grenfell|2004|p=33}} Menurut {{harvtxt|Jenkins|1992}} dalam {{harvtxt|Krisdananto|2014}}, Bourdieu memberikan penafsiran pada bentuk rumah suku Kabylia dengan pendekatan [[strukturalisme]] [[Ferdinand de Saussure|Saussure]] dan [[Levi Strauss]]. Kajian ini merupakan titik awal Bourdieu meninggalkan pendekatan [[dikotomi]] subjektivisme/objektivisme.{{sfn|Krisdananto|2014|p=192}} Dia juga mengkaji modalisme modern dan pengaruhnya terhadap ekonomi dunia ketiga, serta orang-orang yang terlibat, baik perempuan maupun laki-laki.{{sfn|Grenfell|2004|p=33}}
Baris 52:
=== École des hautes études en sciences sociales ===
Pada tahun 1947, École des hautes études en sciences sociales (EHESS) menjadi almamater formal bagi Bourdieu,
{{quote|The sociological works on education I undertook by the same logic as my research in Algeria. I undertook to do research on students, firstly, to better understand what it was to be a student, concretely in the class where I taught, and also to put a bit of claity into the very confused debates of the day. Pierre Bourdieu, ''Entretiens''|text=Karya sosiologi tentang pendidikan yang saya kerjakan, memiliki logika yang sama dengan penelitian yang pernah saya lakukan di Aljazair. Saya melakukan penelitian terhadap siswa, khususnya, untuk lebih memahami bagaimana rasanya menjadi seorang siswa di kelas
{{Harvtxt|Grenfell|2004}} menambahkan filsafat telah memberi Bourdieu teori tentang apa itu 'menjadi' dan 'mengetahui' di dunia. [[Aljazair]], dan kemudian pendidikan, telah memanggilnya untuk terlibat dalam kebijakan nasional dan politik. Kedua posisi ini mewakili ketegangan antara [[filsafat]] dan [[etnografi]]. Bourdieu merasa harus melakukan pengubahan nyata bagaimana sosiologi merepresentasikan rekonsiliasi atas keduanya.{{sfn|Grenfell|2004|p=15}} Lintas hidup (''life trajectory'') Bourdieu yang sangat pribadi, dan juga tanggapannya terhadap dunia sekelilingnya saling terkait satu sama lain.{{sfn|Grenfell|2004|p=16}} Selain [[Aljazair]], dia juga mengambil foto di kampung halamannya sendiri, yaitu di Béarn. Dia juga mulai mempelajari strategi dan pola pernikahan dan kesukuan di kalangan petani di sana. Foto-foto aktual ini, berjumlah banyak yang merupakan gambaran mental pribadinya. Bourdieu menggunakan foto-foto tersebut sebagai bahan baku untuk analisis; tanpa melupakan konteks sosio-historis dari pengalamannya.{{sfn|Grenfell|2004|p=16}} Pada tahun 1964, dengan dukungan dari intelektual terkemuka Prancis{{spaced en dash space}}[[Raymond Aron|Aron]], [[Levi Strauss|Levi-Strauss]] dan [[Fernand Braudel|Braudel]]{{spaced en dash space}}menominasikan Bourdieu sebagai Direktur Kajian di Ecole Pratique des Hautes Etudes (EPHE) yang kemudian dikenal pada tahun 1977, sebagai Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales (EHESS). Dia juga mengambil alih jabatan sebagai direktur di ''Center de Sociologie Européenne''.{{sfn|Grenfell|2004|p=8}} Kemudian pada tahun 1989 ia mendirikan ''Liber'', yaitu jurnal yang mengulas karya-karya ilmiah di Eropa.{{sfn|Pierre Bourdieu|2017a}}
Baris 70:
Bourdieu adalah seorang perwakilan dengan basis di EHESS dan Collège de France. Dia melawan para filsuf lainnya baik dalam politik, maupun lembaga intelektual. Dia percaya pada [[ilmu sosial]] dan pemikiran intelektual sebagai alternatif positif bagi aksi politik; hak intervensi intelektual dalam peristiwa-peristiwa dunia, dapat memberikan kritik sebagai intervensi yang seringkali dimotivasi oleh diri sendiri.{{sfn|Grenfell|2004|p=23}} Hal ini dilakukan atas dasar kebutuhan dalam membangun nilai-nilai sosial di dunia modern sekuler; komitmen 'total' sebagai 'intelektual publik', dan sebagai pelindung prinsip-prinsip universal [[emansipasi]] dan [[humanisme]] dan peringatan melawan fantasi intelektual yang mempercayai "kemahakuasaan" mereka sendiri.{{sfn|Grenfell|2004|p=23}}
{{harvtxt|Debray|1979}} dan {{harvtxt|Debray|1980}} dalam {{harvtxt|Grenfell|2004}} berpendapat bahwa terdapat tiga tahapan utama siklus [[intelektual]] di [[Prancis]]. Hal ini dapat dibedakan berdasarkan lokasi aktivitas mereka yaitu siklus [[universitas]]; siklus [[penerbitan]]; dan siklus [[media]].{{sfn|Grenfell|2004|p=23}} Pada kasus Bourdieu, dia memiliki karier akademis, yang pada prinsipnya berada di universitas (siklus 1); Dia juga menerbitkan alamat publik dengan cara yang sama yaitu dengan mode perbanyakan penulisan ulasan dan pamflet di Prancis, khusunya pada tahun 1920 dan 1930-an (siklus 2). Hal ini menarik publik, baik Bourdieu sebagai spesialis maupun non spesialis; karena serupa dengan menulis di surat kabar. Kemudian, dia juga melakukan intervensi di media TV dan film (siklus 3). Entah disengaja atau tidak
Bagi Bourdieu, para intelektual secara tradisional dapat berpihak dalam 'ayunan pendulum' antara dua kemungkinan sikap terhadap politik, yaitu komitmen atau mundur.{{sfn|Bourdieu|1996|p=341}} Menurutnya, kaum intelektual diklasifikasikan atas keberpihakannya dalam [[politik]]. Gagasan "netralitas intelektual" hanya dimanfaatkan untuk tindakan politik.{{sfn|Bourdieu|1996|p=341}} Namun, baginya apa yang disebut sebagai 'komitmen politik' sudah berada dalam posisi terancam seiring dengan berjalannya waktu; hal ini disebabkan oleh 'efek media'. [[Media]], menurutnya dapat menyerang 'kombinasi tidak stabil' yang mendefinisikan intelektual yang satu dengan yang lainnya terhadap posisi yang tampaknya 'eksklusif', baik terhadap kutub "penulis murni", [[seniman]] dan [[ilmuwan]], atau terhadap peran aktor politik seperti [[jurnalis]], [[politisi]], atau [[pakar]] dengan semua prasyarat yang diperlukannya.{{sfn|Bourdieu|1996|p=343}}{{efn|Menurut {{Harvtxt|Grenfell|2004}}, di balik persoalan ini terdapat pembedaan antara intelektual 'pakar' dengan intelektual 'urniversalis', dimana 'pakar' memiliki keahlian terbatas, dan intelektual 'universalis' merupakan intelektual yang dapat membahas semua topik dan subjek. Karya Bourdieu pada tahun 1990-an dapat dipandang sebagai peralihan dari intelektual 'pakar' ke 'universalis'.{{sfn|Grenfell|2004|p=24}}}}
Baris 76:
=== Pengaruh dan oposisi ===
Menurut {{harvtxt|Grenfell|2008}} dalam {{harvtxt|Krisdananto|2014}} pengalaman Bourdieu yang pernah menjadi bagian kelompok tertindas, membuatnya memutuskan untuk terlibat dalam gerakan politik alternatif pada tahun 1990-an. Awal keterlibatan Bourdieu dimulai pada tahun 1984, ketika menjadi anggota komite [[François Maurice Adrien Marie Mitterrand|Francois Mitterand]] dalam mengkaji ulang kurikulum pendidikan di Prancis,
Bourdieu aktif menentang program reformasi kesejahteraan [[Ronald Reagan|Reagan]] dan [[Margaret Thatcher|Thatcher]] di [[Amerika Serikat]] dan [[Inggris]]; kemudian menjadi bagian kelompok pekerja kereta api yang mogok di Prancis; lalu melakukan perlawanan perang Irak pada tahun 1991, dan menentang penindasan intelektual di Aljazair, serta berjuang melawan [[rasisme]] dan [[Xenofobia|xenophobia]] di Prancis. Dia juga mendukung kesadaran [[AIDS]] dan terlibat dengan kelompok aktivis ACT-UP.{{sfn|Rey|2007|p=27}} Posisi Bourdieu sendiri berubah dari karier akademisnya. Dia sering mengkritik intelektual dan sosiolog yang memendam [[fantasi]] 'mengubah dunia'. Menurutnya, intelektual umumnya dipandang sebagai 'pecahan kelas dominan';{{sfn|Bourdieu|1993|p=43}} oleh sebab itu dia seringkali mencurigai 'apa' kepentingan mereka, dan 'untuk siapa' mereka berbicara, khususnya di wilayah politik.{{sfn|Bourdieu|1993|p=45}} Film dokumenter Bourdieu yang berjudul ''Sociology Is a Combat Sport'' ({{lang-fr|La sociologie est un sport de combat}}), pernah dirilis pada tahun 2001, dan menjadi salah suatu film dengan kejutan besar di Prancis.{{sfn|Pierre Bourdieu|2017a}}
Baris 98:
{{harvtxt|Haryatmoko|2016}} menjelaskan bahwa sumbangan khas dari kebaruan pemikiran Pierre Bourdieu dapat dirangkum dalam uraian sebagai berikut:
# Konsep ''habitus'' dianggap dapat mengatasi persoalan [[dualisme]] individu dan masyarakat, [[struktur dan agen]] sosial, dan kebebasan determinisme.{{sfn|Haryatmoko|2016|38}}
# Pemikiran Bourdieu mampu menyingkap mekanisme dan strategi dominasi. Dominasi tidak lagi diamati hanya dari akibat-akibat luar, tetapi juga akibat-akibat yang dibatinkan. Perubahan politik bisa dipahami sebagai bertemunya upaya dan tindakan kolektif. Deskripsi hubungan-hubungan sosial tidak berhenti pada penilaian ilmiah,
# Pemikiran Bourdieu menjelaskan logika praksis pelaku-pelaku sosial dalam lingkup sosial yang tidak setara atau memiliki konflik. Logika ini mengatasi model [[Marxisme|Marxis]] yang mereduksi pandangan tentang masyarakat menjadi [[infrastruktur]] [[ekonomi]]. Bourdieu membangun suatu pandangan yang berdimensi jamak, dibangun dari beragam ranah otonom, serta mendefinisikan model-model khas dominasi seperti [[budaya]], [[politik]], [[gender]], dan [[seni]] (yang tidak hanya ekonomi).{{sfn|Haryatmoko|2016|38}}
{{Harvtxt|Haryatmoko|2016}} menambahkan bahwa ketiga sumbangan pemikiran tersebut menandai keterputusan pemikiran Bourdieu dengan beberapa tradisi sosiologi baik [[Karl Marx|Marx]] dan [[Maximilian Weber|Weber]]; namun tetap memperoleh inspirasi dari keduanya. Pierre Bourdieu menggunakan pendekatan [[Marxisme]] dalam menggambarkan tatanan sosial melalui [[paradigma]] [[dominasi]], yaitu suatu paradigma antagonisme kelas. Namun, Bourdieu membedakan diri dari pendekatan Marx dengan mengembangkan teorinya tentang dominasi simbolik; yang terkait dengan bidang [[budaya]].{{sfn|Haryatmoko|2016|p=39}} Bourdieu memperluas perjuangan kelas pada perjuangan simbolik dalam bentuk pengelompokkan perbedaan-perbedaan objektif yang ditentukan oleh akumulasi modal; baik [[ekonomi]], [[budaya]], [[Simbolisme|simbolik]], dan [[sosial]].{{sfn|Haryatmoko|2016|p=39}} Pendekatan [[Karl Marx|Marx]] ''hanya'' mendefinisikan posisi sosial dengan mengacu pada satu posisi dalam hubungan-hubungan produksi [[ekonomi]], serta mengabaikan hubungan-hubungan produksi budaya. Demikian juga semua pertentangan yang mendasari bidang [[sosial]] tidak dapat direduksi ''hanya'' pada oposisi antara pemilik dan bukan pemilik sarana produksi ekonomi; yang mengorganisir teori ke dalam dua blok.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=39}} Bourdieu juga mengembangkan apa yang disebut tindakan bermakna
==== Strukturalisme genetik ====
Baris 108:
=== ''Habitus'' ===
{{harvtxt|Bourdieu|1977}} dalam {{Harvtxt|Jones|Bradbury|Le Boutillier|2016}} menjelaskan ''habitus'' adalah ruang konseptual
{{harvtxt|Takwin|2006}} memaparkan ''habitus'' yang dapat dipahami juga sebagai ‘perlengkapan’ yang ada pada setiap individu yang memungkinkan mereka menampilkan beragam aktivitas harmonis dalam sebuah masyarakat.{{sfn|Takwin|2006|p=46}} Menurutnya, ''habitus'' merupakan ''skemata'' [[persepsi]], apresiasi, dan tindakan yang dihasilkan oleh institusi sosial yang diinternalisasi tubuh manusia.{{sfn|Takwin|2006|p=46}} ''Habitus'' lahir dari pembiasaan individu dalam interaksinya dengan dunia dan manusia lain. Dunia manusia, selain dunia [[fisik]] dan [[biologi]]s, adalah juga dunia bersama. Pertemuan individu dengan unsur dunia [[fisik]], [[biologi]]s, dan [[sosial]] menghasilkan jejak-jejak pengaruh dalam diri yang saling berinteraksi dan beradu pengaruh dengan kesadarannya sebagai [[Subjek (filsafat)|subjek]]. Dalam pembiasaan itu, berbagai 'perlengkapan' digunakan, dikuasai secara terampil dan diinternalisasi ke dalam diri [[individu]]. Perlengkapan itu lama-kelamaan dihayati sebagai bagian dari diri;{{sfn|Takwin|2006|p=47-48}} yang diinternalisasi dari waktu ke waktu; serta terus terjadi melalui berbagai proses [[imitasi]], [[asosiasi]], [[Abstrak (disambiguasi)|abstraksi]], dan [[identifikasi]]. Setiap 'perlengkapan' yang diinternalisasi berinteraksi dengan perlengkapan-perlengkapan lain dan menghasilkan pengaruh tertentu dengan cara-cara tertentu.{{sfn|Takwin|2006|p=47-48}}
Baris 119:
[[Aristoteles]] membedakan ''habitus'' dari [[Kualitas|'kualitas']] yang merupakan [[Atribusi|atribut]] atau karakteristik pelengkap yang adanya di dalam substansi. Misalnya, air memiliki kualitas cair dan besi memiliki kualitas keras. Berbeda dengan ''habitus'', 'kualitas’ (dalam kategori ''ada'' Aristoteles) ada di dalam substansi, bersifat tetap dan niscaya, serta tak dapat dipilah dengan jelas dan tegas dari substansi. Jika kualitas dipisah dan dipilah dari substansi, maka terjadi perubahan substansi; jika air kehilangan kualitas cairnya, maka benda tersebut bukan lagi air. [[Aristoteles]] memandang kualitas sebagai hal yang sudah terberi pada semua substansi termasuk manusia dan menentukan jenis substansi yang mengandungnya. Air yang menguap bukan lagi air, begitu juga air yang membeku.{{sfn|Takwin|2006|p=41}} Namun, kategori-kategori tersebut tidak memadai dalam menjelaskan tentang manusia; sehingga terjadi reduksi besar-besaran jika manusia dimasukkan dalam kategori-kategori tersebut sebagai dasar analisis pemahaman; dengan kata lain, manusia tidak memadai untuk dipahami ''hanya'' sebagai makhluk [[rasional]] atau sebagai substansi yang terpilah dari habitus-nya.{{sfn|Takwin|2006|p=41}}
Hal ini juga disebabkan manusia memiliki perlengkapan tertentu dalam menjalankan hidupnya, yang mempengaruhi kondisi psikis dan fisiknya. Perlengkapan yang dibutuhkan tersebut tidak hanya berada di luar diri,
=== Teori ranah dan praktik ===
Ranah perjuangan{{efn|Istilah 'perjuangan' di sini mengacu pada salah satu dari tiga tipe konflik dalam konsep gerakan sosial dalam analisis [[sosiologi]] Alain Touraine
Tindakan atau praktik adalah produk dari relasi antara ''habitus'' dan ranah yang sama-sama merupakan produk sejarah. Pada saat yang sama, ''habitus'' dan ranah juga merupakan produk dari ranah daya-daya yang ada di masyarakat.{{sfn|Takwin|2006|p=49}} Bourdieu membayangkan masyarakat sebagai semacam sistem ranah, arena atau lapangan yang memiliki berbagai daya yang saling tarik-menarik; sebuah wilayah yang mengandung sistem dan relasi-relasi tempat terjadinya adu dan kekuatan.{{sfn|Takwin|2006|p=49}} Menurut {{harvtxt|Takwin|2006}} sistem ranah dapat dibayangkan seperti sebuah sistem [[planet]] (terdapat [[Gravitasi|gaya gravitasi]], mengandung energi, memiliki semacam [[atmosfer]] yang melindungi dari daya-daya yang merusak yang datang dari luar planet). Setiap ranah memiliki struktur dan dayanya sendiri, serta ditempatkan dalam suatu ranah yang lebih besar yang juga memiliki kekuatan, strukturnya sendiri dan seterusnya.{{sfn|Takwin|2006|p=49}}
Dalam suatu ranah terdapat ‘pertaruhan’,
=== Teori ruang sosial ===
Hubungan-hubungan [[kekuasaan]] dalam masyarakat dalam pandangan Bourdieu, didasarkan pada logika posisi-posisi dan kepemilikan [[sumber daya]].{{sfn|Haryatmoko|2016|p=44}} Pemetaan ini tidak berupa suatu lingkup pembedaan atas dasar kepemilikan modal-modal serta susunan modal-modal tersebut. Pendekatan ini mempertimbangkan bahwa setiap kelas sosial tidak dapat didefinisikan secara terpisah dan otonom, tetapi selalu dalam bentuk interaksi dengan kelas-kelas lain.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=44}} Para agen menempati posisi-posisi masing-masing yang ditentukan oleh besarnya [[modal]] yang dimiliki, dan bobot komposisi keseluruhan modal.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=44}} {{harvtxt|Piliang|2006}} memaparkan bahwa istilah modal (''capital'') yang digunakan Bourdieu adalah padanan [[metafora]] dari istilah [[modal]] dalam [[ekonomi]], yaitu segala sesuatu yang dapat dilipatgandakan dalam rangka mendapatkan keuntungan baik dalam segi [[ekonomi]], [[sosial]], [[politik]], dan [[budaya]]. Oleh sebab itu, jenis-jenis modal yang digunakan dalam teorinya meliputi "modal ekonomi" (uang, simpanan, aset), "modal pendidikan" (gelar, penghargaan), "modal simbol" atau ''symbolic capital'' (''prestise'', status, otoritas) dan "[[modal budaya]]" (koleksi, objek). Kondisi objektif sangat ditentukan oleh modal yang dimiliki seseorang, yaitu kondisi keberadaannya di dalam masyarakat pada umumnya, sebagai relasi dari modal-modal yang dimilikinya.{{sfn|Piliang|2006|p=82}}
{{harvtxt|Bonnewitz|1998}} dalam {{Harvtxt|Haryatmoko|2016}} berpendapat bahwa untuk mempertahankan dan mendapatkan berbagai bentuk [[modal]], maka perlu dilakukan strategi reproduksi sosial. Agen sosial berusaha mempertahankan atau menambah jenis dan besarnya [[modal]]. Usaha tersebut diarahkan untuk mempertahankan dan memperbaiki [[posisi]] sosial. Keluarga dalam hal ini menjadi basis strategi pokok, yang meliputi strategi investasi [[biologis]], strategi [[pewarisan]], dan strategi [[pendidikan]].{{sfn|Haryatmoko|2016|p=52}} Strategi investasi biologis terletak dalam upaya pengendalian jumlah keturunan supaya dapat menjamin [[pewarisan]] [[modal]] dan memudahkan kenaikan posisi sosial. Selain itu, strategi ini juga menjaga supaya [[kesehatan]] tetap terjamin
=== Kekerasan simbolik ===
{{Harvtxt|Haryatmoko|2016}} menggambarkan bahwa interaksi sosial merupakan mekanisme reproduksi hubungan-hubungan dominasi antar individu-individu dan kelompok-kelompok. Mekanisme tersebut salah satunya menetapkan ''apa'' yang disebut budaya
Konsep kekerasan simbolik mengacu pada buku Pierre Bourdieu yang berjudul ''La domination masculine'' (1998).{{sfn|Haryatmoko|2016|p=57}} Dominasi laki-laki ini merupakan kekerasan yang tak kasat mata,{{sfn|Haryatmoko|2016|p=57}}{{sfn|Piliang|2010|p=326}} yang beroperasi pada tingkat simbol (gambar, teks, foto); dapat berupa pemalsuan [[realitas]], makna dan informasi, dengan cara memberikan informasi yang keliru.{{sfn|Piliang|2010|p=326}} Korban dari dominasi tersebut, tidak merasakannya sebagai kekerasan, bahkan melihatnya sebagai sesuatu yang alamiah dan wajar.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=57}} Konsepsi ini berasal dari proses perubahan yang bertanggung jawab dari sejarah yang seolah-olah menjadi sesuatu yang sudah semestinya; kemudian menjadi mitos yang didukung oleh wacana yang dikuasai oleh "laki-laki" atau penguasa. Lalu diterima dan didukung oleh struktur sosio-budaya dan pengorganisasian masyarakat.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=57}} Menurut {{Harvtxt|Haryatmoko|2016}}, kekerasan simbolik pada dasarnya berlangsung karena ketidaktahuan, serta adanya pengakuan dari yang ditindas. Logika dominasi ini berjalan karena prinsip simbolik yang diketahui dan yang diterima baik oleh yang menguasai maupun yang dikuasai. Prinsip simbolik tersebut berupa [[bahasa]], [[gaya hidup]], cara [[berpikir]], cara bertindak, dan kepemilikan yang khas pada kelompok tertentu yang didsarkan pada ketubuhan.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=58-59}}
Baris 145:
=== Gaya bahasa dan analogi ===
Gaya bahasa merupakan salah satu hal yang dikritik dari pemikiran Bourdieu,
=== Analisis pemikiran ===
|