Pierre Bourdieu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k analisa → analisis
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 41:
=== Aljazair: sebuah persimpangan ===
[[Berkas:Fontaine-zemmoura.JPG|jmpl|Sebuah jalan di desa tradisional, Kabylia.]]
Krisis di Aljazair merupakan peristiwa politik diyang manamembuat Bourdieu mulai mengutarakan pendapatnya di depan umum; ketika dia menjalankan tugas militer pada tahun 1950-an,{{sfn|Grenfell|2004|p=33}} kemudian menjadi guru ilmu sosial di [[Aljir]].{{sfn|Hadiwinata|2017|p=235}} Hal inilah yang membuatnya dapat melihat pemberontakan dan perang yang sedang berlangsung dari dekat.{{sfn|Grenfell|2004|p=33}} Menurut {{Harvtxt|Robbins|1991}} dalam {{harvtxt|Krisdananto|2014}} Ketika itu di [[Aljazair]] sedang terjadi ketegangan antara bangsa Barbers Arab dengan warga [[Prancis]] [[Pied-Noir]].{{sfn|Krisdananto|2014|p=192}} Kemudian Prancis melakukan penjajahan di segala bidang kehidupan di sana dan menerapkan kebijakan [[asimilasi]] yang ketat, serta mengubah cara berpikir masyarakat setempat.{{sfn|Grenfell|2011|p=9}} [[Aljazair]] menjadi wilayah Prancis, dan menjadi anggota parlemen di sana. Kelas penguasa terdiri dari campuran [[Aljazair]] dan [[Prancis]]. Kemudian bahasa lokal ditekan, dan diganti dengan bahasa [[Prancis]].{{sfn|Grenfell|2011|p=9}}
 
Kajian sosiologi mulai menarik minat dan perhatiannya.{{sfn|Hadiwinata|2017|p=235}} Dia bahkan melakukan serangkaian studi [[etnografi]] pada petani di Kabylia.{{sfn|Grenfell|2004|p=33}} Pemikiran sosiologi Bourdieu muncul dari apa yang dia temukan di [[Aljazair Prancis|Aljazair]]; khususnya mengenai pembedaan dengan apa yang disebut "masyarakat modern".{{sfn|Grenfell|2004|p=33}} Menurut {{harvtxt|Jenkins|1992}} dalam {{harvtxt|Krisdananto|2014}}, Bourdieu memberikan penafsiran pada bentuk rumah suku Kabylia dengan pendekatan [[strukturalisme]] [[Ferdinand de Saussure|Saussure]] dan [[Levi Strauss]]. Kajian ini merupakan titik awal Bourdieu meninggalkan pendekatan [[dikotomi]] subjektivisme/objektivisme.{{sfn|Krisdananto|2014|p=192}} Dia juga mengkaji modalisme modern dan pengaruhnya terhadap ekonomi dunia ketiga, serta orang-orang yang terlibat, baik perempuan maupun laki-laki.{{sfn|Grenfell|2004|p=33}}
Baris 52:
 
=== École des hautes études en sciences sociales ===
Pada tahun 1947, École des hautes études en sciences sociales (EHESS) menjadi almamater formal bagi Bourdieu, di manadan pada tahun yang sama dia menerbitkan jurnal ''Actes de la recherche en science sociales''.{{sfn|Grenfell|2004|p=19}} Hampir satu abad sebelumnya, sejarawan [[Fernand Braudel|Braude]] dan [[Lucien Febvre|Febvre]] mendirikan VI<sup>e</sup> section yang didedikasikan untuk ilmu sosial dan ekonomi. Pendirian ini menjadi rumah penelitian bagi Bourdieu karena aktivitasnya sesuai dengan orientasi kedua pendirinya.{{sfn|Grenfell|2004|p=19}} Kemudian [[Marc Bloch]], mendirikan jurnal ulasan ''Annales'',{{efn|Jurnal ''Annales'' berisi kajian berbagai bidang ilmu sosial yang belum dikenal di dunia akademis. [[Etnologi]] adalah salah satu kajian yang dibahas pada jurnal tersebut. Etnologi ketika itu, belum memiliki status kelembagaan sebelum berafiliasi dengan [[Universitas Paris]] pada tahun 1927; dan tidak ada gelar sosiologi yang diakui bagi yang mempelajarinya hingga tahun 1958.{{sfn|Grenfell|2004|p=19}}}} ''Economies'', ''Societes'', ''Civilizations'', yang merupakan kajian dengan pendekatan baru dalam bidang sejarah. Topik yang dibahas dalam jurnal-jurnal ulasan ini lebih fokus pada evolusi sosial dan tren ekonomi. Aspek-aspek yang dibahas pada jurnal tersebut, termasuk faktor [[Budi|mental]], [[ideologi]], dan [[mitos]].{{sfn|Grenfell|2004|p=19}} Lalu pada tahun 1868, École pratique didirikan di luar struktur universitas untuk mengembangkan penelitian dengan pengajaran.{{sfn|Grenfell|2004|p=19}}
 
{{quote|The sociological works on education I undertook by the same logic as my research in Algeria. I undertook to do research on students, firstly, to better understand what it was to be a student, concretely in the class where I taught, and also to put a bit of claity into the very confused debates of the day. Pierre Bourdieu, ''Entretiens''|text=Karya sosiologi tentang pendidikan yang saya kerjakan, memiliki logika yang sama dengan penelitian yang pernah saya lakukan di Aljazair. Saya melakukan penelitian terhadap siswa, khususnya, untuk lebih memahami bagaimana rasanya menjadi seorang siswa di kelas di manatempat saya mengajar, dan juga untuk mengklarifikasi pendapat dalam perdebatan yang membingungkan pada hari itu.|sign={{harvtxt|Bourdieu|1995}} dalam ''Entretiens''{{sfn|Bourdieu|1995|p=22}}}}
 
{{Harvtxt|Grenfell|2004}} menambahkan filsafat telah memberi Bourdieu teori tentang apa itu 'menjadi' dan 'mengetahui' di dunia. [[Aljazair]], dan kemudian pendidikan, telah memanggilnya untuk terlibat dalam kebijakan nasional dan politik. Kedua posisi ini mewakili ketegangan antara [[filsafat]] dan [[etnografi]]. Bourdieu merasa harus melakukan pengubahan nyata bagaimana sosiologi merepresentasikan rekonsiliasi atas keduanya.{{sfn|Grenfell|2004|p=15}} Lintas hidup (''life trajectory'') Bourdieu yang sangat pribadi, dan juga tanggapannya terhadap dunia sekelilingnya saling terkait satu sama lain.{{sfn|Grenfell|2004|p=16}} Selain [[Aljazair]], dia juga mengambil foto di kampung halamannya sendiri, yaitu di Béarn. Dia juga mulai mempelajari strategi dan pola pernikahan dan kesukuan di kalangan petani di sana. Foto-foto aktual ini, berjumlah banyak yang merupakan gambaran mental pribadinya. Bourdieu menggunakan foto-foto tersebut sebagai bahan baku untuk analisis; tanpa melupakan konteks sosio-historis dari pengalamannya.{{sfn|Grenfell|2004|p=16}} Pada tahun 1964, dengan dukungan dari intelektual terkemuka Prancis{{spaced en dash space}}[[Raymond Aron|Aron]], [[Levi Strauss|Levi-Strauss]] dan [[Fernand Braudel|Braudel]]{{spaced en dash space}}menominasikan Bourdieu sebagai Direktur Kajian di Ecole Pratique des Hautes Etudes (EPHE) yang kemudian dikenal pada tahun 1977, sebagai Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales (EHESS). Dia juga mengambil alih jabatan sebagai direktur di ''Center de Sociologie Européenne''.{{sfn|Grenfell|2004|p=8}} Kemudian pada tahun 1989 ia mendirikan ''Liber'', yaitu jurnal yang mengulas karya-karya ilmiah di Eropa.{{sfn|Pierre Bourdieu|2017a}}
Baris 70:
Bourdieu adalah seorang perwakilan dengan basis di EHESS dan Collège de France. Dia melawan para filsuf lainnya baik dalam politik, maupun lembaga intelektual. Dia percaya pada [[ilmu sosial]] dan pemikiran intelektual sebagai alternatif positif bagi aksi politik; hak intervensi intelektual dalam peristiwa-peristiwa dunia, dapat memberikan kritik sebagai intervensi yang seringkali dimotivasi oleh diri sendiri.{{sfn|Grenfell|2004|p=23}} Hal ini dilakukan atas dasar kebutuhan dalam membangun nilai-nilai sosial di dunia modern sekuler; komitmen 'total' sebagai 'intelektual publik', dan sebagai pelindung prinsip-prinsip universal [[emansipasi]] dan [[humanisme]] dan peringatan melawan fantasi intelektual yang mempercayai "kemahakuasaan" mereka sendiri.{{sfn|Grenfell|2004|p=23}}
 
{{harvtxt|Debray|1979}} dan {{harvtxt|Debray|1980}} dalam {{harvtxt|Grenfell|2004}} berpendapat bahwa terdapat tiga tahapan utama siklus [[intelektual]] di [[Prancis]]. Hal ini dapat dibedakan berdasarkan lokasi aktivitas mereka yaitu siklus [[universitas]]; siklus [[penerbitan]]; dan siklus [[media]].{{sfn|Grenfell|2004|p=23}} Pada kasus Bourdieu, dia memiliki karier akademis, yang pada prinsipnya berada di universitas (siklus 1); Dia juga menerbitkan alamat publik dengan cara yang sama yaitu dengan mode perbanyakan penulisan ulasan dan pamflet di Prancis, khusunya pada tahun 1920 dan 1930-an (siklus 2). Hal ini menarik publik, baik Bourdieu sebagai spesialis maupun non spesialis; karena serupa dengan menulis di surat kabar. Kemudian, dia juga melakukan intervensi di media TV dan film (siklus 3). Entah disengaja atau tidak, namun, hal ini merupakan siklus terakhir bentuk [[komunikasi massa]] di dunia modern; yang merupakan [[modus operandi]] seorang intelektual.{{sfn|Grenfell|2004|p=23}}
 
Bagi Bourdieu, para intelektual secara tradisional dapat berpihak dalam 'ayunan pendulum' antara dua kemungkinan sikap terhadap politik, yaitu komitmen atau mundur.{{sfn|Bourdieu|1996|p=341}} Menurutnya, kaum intelektual diklasifikasikan atas keberpihakannya dalam [[politik]]. Gagasan "netralitas intelektual" hanya dimanfaatkan untuk tindakan politik.{{sfn|Bourdieu|1996|p=341}} Namun, baginya apa yang disebut sebagai 'komitmen politik' sudah berada dalam posisi terancam seiring dengan berjalannya waktu; hal ini disebabkan oleh 'efek media'. [[Media]], menurutnya dapat menyerang 'kombinasi tidak stabil' yang mendefinisikan intelektual yang satu dengan yang lainnya terhadap posisi yang tampaknya 'eksklusif', baik terhadap kutub "penulis murni", [[seniman]] dan [[ilmuwan]], atau terhadap peran aktor politik seperti [[jurnalis]], [[politisi]], atau [[pakar]] dengan semua prasyarat yang diperlukannya.{{sfn|Bourdieu|1996|p=343}}{{efn|Menurut {{Harvtxt|Grenfell|2004}}, di balik persoalan ini terdapat pembedaan antara intelektual 'pakar' dengan intelektual 'urniversalis', dimana 'pakar' memiliki keahlian terbatas, dan intelektual 'universalis' merupakan intelektual yang dapat membahas semua topik dan subjek. Karya Bourdieu pada tahun 1990-an dapat dipandang sebagai peralihan dari intelektual 'pakar' ke 'universalis'.{{sfn|Grenfell|2004|p=24}}}}
Baris 76:
=== Pengaruh dan oposisi ===
 
Menurut {{harvtxt|Grenfell|2008}} dalam {{harvtxt|Krisdananto|2014}} pengalaman Bourdieu yang pernah menjadi bagian kelompok tertindas, membuatnya memutuskan untuk terlibat dalam gerakan politik alternatif pada tahun 1990-an. Awal keterlibatan Bourdieu dimulai pada tahun 1984, ketika menjadi anggota komite [[François Maurice Adrien Marie Mitterrand|Francois Mitterand]] dalam mengkaji ulang kurikulum pendidikan di Prancis, namuntetapi hanya sebentar. Kemudian dia menerbitkan buku ''The Weight of the World'' pada tahun 1993, yang berisi penderitaan sosial di Prancis akibat kebijakan [[neoliberalisme]] pemerintahan sosialis di sana.{{sfn|Krisdananto|2014|p=192}}
 
Bourdieu aktif menentang program reformasi kesejahteraan [[Ronald Reagan|Reagan]] dan [[Margaret Thatcher|Thatcher]] di [[Amerika Serikat]] dan [[Inggris]]; kemudian menjadi bagian kelompok pekerja kereta api yang mogok di Prancis; lalu melakukan perlawanan perang Irak pada tahun 1991, dan menentang penindasan intelektual di Aljazair, serta berjuang melawan [[rasisme]] dan [[Xenofobia|xenophobia]] di Prancis. Dia juga mendukung kesadaran [[AIDS]] dan terlibat dengan kelompok aktivis ACT-UP.{{sfn|Rey|2007|p=27}} Posisi Bourdieu sendiri berubah dari karier akademisnya. Dia sering mengkritik intelektual dan sosiolog yang memendam [[fantasi]] 'mengubah dunia'. Menurutnya, intelektual umumnya dipandang sebagai 'pecahan kelas dominan';{{sfn|Bourdieu|1993|p=43}} oleh sebab itu dia seringkali mencurigai 'apa' kepentingan mereka, dan 'untuk siapa' mereka berbicara, khususnya di wilayah politik.{{sfn|Bourdieu|1993|p=45}} Film dokumenter Bourdieu yang berjudul ''Sociology Is a Combat Sport'' ({{lang-fr|La sociologie est un sport de combat}}), pernah dirilis pada tahun 2001, dan menjadi salah suatu film dengan kejutan besar di Prancis.{{sfn|Pierre Bourdieu|2017a}}
Baris 98:
{{harvtxt|Haryatmoko|2016}} menjelaskan bahwa sumbangan khas dari kebaruan pemikiran Pierre Bourdieu dapat dirangkum dalam uraian sebagai berikut:
# Konsep ''habitus'' dianggap dapat mengatasi persoalan [[dualisme]] individu dan masyarakat, [[struktur dan agen]] sosial, dan kebebasan determinisme.{{sfn|Haryatmoko|2016|38}}
# Pemikiran Bourdieu mampu menyingkap mekanisme dan strategi dominasi. Dominasi tidak lagi diamati hanya dari akibat-akibat luar, tetapi juga akibat-akibat yang dibatinkan. Perubahan politik bisa dipahami sebagai bertemunya upaya dan tindakan kolektif. Deskripsi hubungan-hubungan sosial tidak berhenti pada penilaian ilmiah, namuntetapi menjadi alat pembebasan bagi mereka yang didominasi. [[Sosiologi]] memiliki panggilan politik yang menghasilkan analisis tentang ketidaksetaraan dan ketidakadilan, sehingga memungkinkannya untuk mengkritik situasi tersebut. Hal ini disebut juga sebagai sosiologi kritis; karena kritis terhadap budaya, sistem sekolah, [[demokrasi liberal]] dan mitos-mitosnya.{{sfn|Haryatmoko|2016|38}}
# Pemikiran Bourdieu menjelaskan logika praksis pelaku-pelaku sosial dalam lingkup sosial yang tidak setara atau memiliki konflik. Logika ini mengatasi model [[Marxisme|Marxis]] yang mereduksi pandangan tentang masyarakat menjadi [[infrastruktur]] [[ekonomi]]. Bourdieu membangun suatu pandangan yang berdimensi jamak, dibangun dari beragam ranah otonom, serta mendefinisikan model-model khas dominasi seperti [[budaya]], [[politik]], [[gender]], dan [[seni]] (yang tidak hanya ekonomi).{{sfn|Haryatmoko|2016|38}}
 
{{Harvtxt|Haryatmoko|2016}} menambahkan bahwa ketiga sumbangan pemikiran tersebut menandai keterputusan pemikiran Bourdieu dengan beberapa tradisi sosiologi baik [[Karl Marx|Marx]] dan [[Maximilian Weber|Weber]]; namun tetap memperoleh inspirasi dari keduanya. Pierre Bourdieu menggunakan pendekatan [[Marxisme]] dalam menggambarkan tatanan sosial melalui [[paradigma]] [[dominasi]], yaitu suatu paradigma antagonisme kelas. Namun, Bourdieu membedakan diri dari pendekatan Marx dengan mengembangkan teorinya tentang dominasi simbolik; yang terkait dengan bidang [[budaya]].{{sfn|Haryatmoko|2016|p=39}} Bourdieu memperluas perjuangan kelas pada perjuangan simbolik dalam bentuk pengelompokkan perbedaan-perbedaan objektif yang ditentukan oleh akumulasi modal; baik [[ekonomi]], [[budaya]], [[Simbolisme|simbolik]], dan [[sosial]].{{sfn|Haryatmoko|2016|p=39}} Pendekatan [[Karl Marx|Marx]] ''hanya'' mendefinisikan posisi sosial dengan mengacu pada satu posisi dalam hubungan-hubungan produksi [[ekonomi]], serta mengabaikan hubungan-hubungan produksi budaya. Demikian juga semua pertentangan yang mendasari bidang [[sosial]] tidak dapat direduksi ''hanya'' pada oposisi antara pemilik dan bukan pemilik sarana produksi ekonomi; yang mengorganisir teori ke dalam dua blok.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=39}} Bourdieu juga mengembangkan apa yang disebut tindakan bermakna, berdasarkan pendekatan [[Maximilian Weber|Weber]];. diDalam manapemahaman ini, tindakan manusia diarahkan pada makna dalam arti tindakan yang terkait dengan reaksi orang lain atau perilaku orang lain. Dengan demikian, penjelasan sosial harus mempertimbangkan juga dimensi simbolik. Bourdieu menggunakan pendekatan dimensi simbolik dalam pemikiran Weber yang terkait dengan [[legitimasi]] [[kekuasaan]] (tradisional, karismatik, legal-rasional) dalam memaparkan mekanisme-mekanisme dominasi.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=39}} Hal ini karena makna dan simbol sangat berperan dalam menjelaskan kekerasan simbolik. Bourdieu juga melihat ada semacam persetujuan dari pihak yang didominasi dalam [[konsensus]] yang sama dengan pendominasi tentang tatanan yang ada.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=39}}
 
==== Strukturalisme genetik ====
Baris 108:
 
=== ''Habitus'' ===
{{harvtxt|Bourdieu|1977}} dalam {{Harvtxt|Jones|Bradbury|Le Boutillier|2016}} menjelaskan ''habitus'' adalah ruang konseptual di manatempat pengalaman tersimpan sebagai seperangkat ingatan mengenai bagaimana berperilaku. ''Habitus'' adalah pengetahuan praktis dari agen mengenai cara melakukan sesuatu, merespons situasi, dan memahami apa yang terjadi. ''Habitus'' adalah semacam pengetahuan yang kita tidak sadari merujuk pada yang rutin kita lakukan. Bentuk pemahaman ini meliputi sesuatu dengan rentang situasi yang beragam; mulai dari cara berjalan, makan atau berbicara, hingga ketegoriasai [[politik]] seperti [[Kelas sosial|kelas]], [[Usia|kelompok usia]], dan [[jenis kelamin]].{{sfn|Jones|Bradbury|Le Boutillier|2016|p=215}}
 
{{harvtxt|Takwin|2006}} memaparkan ''habitus'' yang dapat dipahami juga sebagai ‘perlengkapan’ yang ada pada setiap individu yang memungkinkan mereka menampilkan beragam aktivitas harmonis dalam sebuah masyarakat.{{sfn|Takwin|2006|p=46}} Menurutnya, ''habitus'' merupakan ''skemata'' [[persepsi]], apresiasi, dan tindakan yang dihasilkan oleh institusi sosial yang diinternalisasi tubuh manusia.{{sfn|Takwin|2006|p=46}} ''Habitus'' lahir dari pembiasaan individu dalam interaksinya dengan dunia dan manusia lain. Dunia manusia, selain dunia [[fisik]] dan [[biologi]]s, adalah juga dunia bersama. Pertemuan individu dengan unsur dunia [[fisik]], [[biologi]]s, dan [[sosial]] menghasilkan jejak-jejak pengaruh dalam diri yang saling berinteraksi dan beradu pengaruh dengan kesadarannya sebagai [[Subjek (filsafat)|subjek]]. Dalam pembiasaan itu, berbagai 'perlengkapan' digunakan, dikuasai secara terampil dan diinternalisasi ke dalam diri [[individu]]. Perlengkapan itu lama-kelamaan dihayati sebagai bagian dari diri;{{sfn|Takwin|2006|p=47-48}} yang diinternalisasi dari waktu ke waktu; serta terus terjadi melalui berbagai proses [[imitasi]], [[asosiasi]], [[Abstrak (disambiguasi)|abstraksi]], dan [[identifikasi]]. Setiap 'perlengkapan' yang diinternalisasi berinteraksi dengan perlengkapan-perlengkapan lain dan menghasilkan pengaruh tertentu dengan cara-cara tertentu.{{sfn|Takwin|2006|p=47-48}}
Baris 119:
[[Aristoteles]] membedakan ''habitus'' dari [[Kualitas|'kualitas']] yang merupakan [[Atribusi|atribut]] atau karakteristik pelengkap yang adanya di dalam substansi. Misalnya, air memiliki kualitas cair dan besi memiliki kualitas keras. Berbeda dengan ''habitus'', 'kualitas’ (dalam kategori ''ada'' Aristoteles) ada di dalam substansi, bersifat tetap dan niscaya, serta tak dapat dipilah dengan jelas dan tegas dari substansi. Jika kualitas dipisah dan dipilah dari substansi, maka terjadi perubahan substansi; jika air kehilangan kualitas cairnya, maka benda tersebut bukan lagi air. [[Aristoteles]] memandang kualitas sebagai hal yang sudah terberi pada semua substansi termasuk manusia dan menentukan jenis substansi yang mengandungnya. Air yang menguap bukan lagi air, begitu juga air yang membeku.{{sfn|Takwin|2006|p=41}} Namun, kategori-kategori tersebut tidak memadai dalam menjelaskan tentang manusia; sehingga terjadi reduksi besar-besaran jika manusia dimasukkan dalam kategori-kategori tersebut sebagai dasar analisis pemahaman; dengan kata lain, manusia tidak memadai untuk dipahami ''hanya'' sebagai makhluk [[rasional]] atau sebagai substansi yang terpilah dari habitus-nya.{{sfn|Takwin|2006|p=41}}
 
Hal ini juga disebabkan manusia memiliki perlengkapan tertentu dalam menjalankan hidupnya, yang mempengaruhi kondisi psikis dan fisiknya. Perlengkapan yang dibutuhkan tersebut tidak hanya berada di luar diri, namuntetapi juga terdapat banyak perlengkapan yang diinternalisasi ke dalam diri. Salah satu contohnya adalah [[logika]]; sebagai metode yang dipahami sebagai perlengkapan yang digunakan untuk berpikir. ''Habitus'' sebagai perlengkapan ternyata memiliki pengertian yang lebih luas dari apa yang didefinisikan Aristoteles.{{sfn|Takwin|2006|p=42}} [[Jean Piaget]], salah seorang pelopor [[psikologi kognitif]], menjelaskan bahwa bayi belum mampu mengingat benda atau tidak mampu membuat ‘konsep benda’ dalam benaknya karena belum memiliki ‘skema’ atau ''perwakilan benda'' dalam struktur kognitifnya; hal ini dikarenakan perlengkapan untuk membuat skema belum matang. Skema terbentuk setelah perlengkapan kognitifnya matang sehingga sang bayi mampu mamahami objek-objek di sekitarnya. Skema nantinya berperan sebagai ''perlengkapan kognitif'' yang memungkinkan orang memiliki pengetahuan tentang diri dan lingkungan.{{sfn|Takwin|2006|p=43}} Berbeda dengan [[Aristoteles]], skema sebagai 'perlengkapan' berada di dalam diri, bukan di luar diri. Dengan kata lain, ada ''habitus'' yang terletak di dalam diri manusia; atau ''habitus'' yang terletak di dalam substansi dan menjadi kualitas dari substansi. Contoh lain dari pengertian ''habitus'' yang ada di dalam diri adalah kemampuan berbahasa, di mana: bahasa merupakan ''habitus'' bagi manusia yang digunakan untuk berpikir, berkomunikasi, dan memahami dunia.{{sfn|Takwin|2006|p=43}}
 
=== Teori ranah dan praktik ===
Ranah perjuangan{{efn|Istilah 'perjuangan' di sini mengacu pada salah satu dari tiga tipe konflik dalam konsep gerakan sosial dalam analisis [[sosiologi]] Alain Touraine;. di mana konflikKonflik tersebut dapat berupa 'perjuangan' jika tindakan berkonflik dianalisis sebagai mekanisme modifikasi keputusan;, sehingga konflik menjadi faktor perubahan, atau sebagai kekuatan politik.{{sfn|Haryatmoko|2016|pp=36-37}}}} atau arena ({{lang-en|field}}; {{lang-fr|champ}}) adalah semacam [[mikrokosmos]] mandiri dalam makrokosmos sosial, yang kurang lebih homogen seperti bidang [[seni]], [[olahraga]], [[jurnalistik]], dan [[universitas]]. Ranah pada dasarnya adalah tempat persaingan dan perjuangan. Pelaku yang masuk dalam suatu lingkungan seperti ([[politik]], [[seni]], [[intelektual]]) harus menguasai kode-kode dan aturan-aturan 'permainan' di dalamnya;{{sfn|Haryatmoko|2016|p=50}} hal ini karena setiap bidang memiliki aturan permainannya sendiri. Ranah perjuangan juga dipahami sebagai ranah kekuatan; yang merupakan tempat perjuangan antar individu, dan antar kelompok. Ranah perjuangan sosial, merupakan hasil dari proses otonomisasi yang berlangsung lama dan panjang merupakan permainan yang ada pada dirinya. Seseorang yang masuk ke dalam permainan biasanya tidak dalam suatu kondisi kesadaran penuh.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=50}} Hal ini dikarenakan ''habitus'' memungkinkan manusia hidup dalam keseharian mereka secara spontan.{{sfn|Takwin|2006|p=49}} Ranah di sini merupakan [[metafora]] yang digunakan Bourdieu untuk menggambarkan kondisi masyarakat yang terstruktur dan dinamis dengan [[sumber daya]] atau "modal" yang terkandungnya.{{sfn|Irianto|2015|p=30}}
 
Tindakan atau praktik adalah produk dari relasi antara ''habitus'' dan ranah yang sama-sama merupakan produk sejarah. Pada saat yang sama, ''habitus'' dan ranah juga merupakan produk dari ranah daya-daya yang ada di masyarakat.{{sfn|Takwin|2006|p=49}} Bourdieu membayangkan masyarakat sebagai semacam sistem ranah, arena atau lapangan yang memiliki berbagai daya yang saling tarik-menarik; sebuah wilayah yang mengandung sistem dan relasi-relasi tempat terjadinya adu dan kekuatan.{{sfn|Takwin|2006|p=49}} Menurut {{harvtxt|Takwin|2006}} sistem ranah dapat dibayangkan seperti sebuah sistem [[planet]] (terdapat [[Gravitasi|gaya gravitasi]], mengandung energi, memiliki semacam [[atmosfer]] yang melindungi dari daya-daya yang merusak yang datang dari luar planet). Setiap ranah memiliki struktur dan dayanya sendiri, serta ditempatkan dalam suatu ranah yang lebih besar yang juga memiliki kekuatan, strukturnya sendiri dan seterusnya.{{sfn|Takwin|2006|p=49}}
 
Dalam suatu ranah terdapat ‘pertaruhan’, diyaitu manaketika kekuatan-kekuatan bertaruh berdasarkan [[modal]]. Modal merupakan sebuah konsentrasi kekuatan, suatu kekuatan spesifik yang beroperasi di dalam ranah. Setiap ranah menuntut individu untuk memiliki modal-modal khusus, supaya dapat hidup secara baik dan bertahan di dalamnya.{{sfn|Takwin|2006|p=49-50}} {{Harvtxt|Haryatmoko|2016}} menambahkan kepemilikan kekuasaan yang mengandalkan pada modal ini menentukan akses pada keuntungan-keuntungan tertentu yang dipertaruhkan dalam pertarungan. Arena perjuangan ini mirip dengan pasar; karena terdapat penghasil dan konsumen.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=51}} Dalam ranah intelektual, contohnya, seseorang harus memiliki modal istimewa yang spesifik seperti kecerdasan, pengetahuan yang luas, prestasi, otoritas keilmuan, dan sebagainya untuk menampilkan tindakan yang dapat dihargai dan membuatnya menjadi individu yang berpengaruh.{{sfn|Takwin|2006|p=49-50}} Selain itu, seorang individu juga harus memiliki ''habitus'' yang memberinya strategi dan kerangka tingkah laku yang memungkinkannya menyesuaikan diri dan beradaptasi secara memadai pada ranah intelektual.{{sfn|Takwin|2006|p=50}} Mereka yang memiliki modal dengan ''habitus'' yang sama dengan kebanyakan individu akan lebih mampu melakukan tindakan mempertahankan atau mengubah struktur dibandingkan mereka yang tidak memiliki modal.{{sfn|Takwin|2006|p=50}} Secara ringkas, {{harvtxt|Bourdieu|1984}} dalam {{harvtxt|Takwin|2006}} memformulasikan rumus generatif yang menerangkan praktik sosial; dalam mengganti setiap relasi sederhana antara [[individu]] dan [[struktur]] dengan relasi antara ''habitus'' dan ranah yang melibatkan modal dengan persamaan: {{math|(''habitus'' x modal) + ranah {{=}} praktik}}.{{sfn|Takwin|2006|p=50}}
 
=== Teori ruang sosial ===
Hubungan-hubungan [[kekuasaan]] dalam masyarakat dalam pandangan Bourdieu, didasarkan pada logika posisi-posisi dan kepemilikan [[sumber daya]].{{sfn|Haryatmoko|2016|p=44}} Pemetaan ini tidak berupa suatu lingkup pembedaan atas dasar kepemilikan modal-modal serta susunan modal-modal tersebut. Pendekatan ini mempertimbangkan bahwa setiap kelas sosial tidak dapat didefinisikan secara terpisah dan otonom, tetapi selalu dalam bentuk interaksi dengan kelas-kelas lain.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=44}} Para agen menempati posisi-posisi masing-masing yang ditentukan oleh besarnya [[modal]] yang dimiliki, dan bobot komposisi keseluruhan modal.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=44}} {{harvtxt|Piliang|2006}} memaparkan bahwa istilah modal (''capital'') yang digunakan Bourdieu adalah padanan [[metafora]] dari istilah [[modal]] dalam [[ekonomi]], yaitu segala sesuatu yang dapat dilipatgandakan dalam rangka mendapatkan keuntungan baik dalam segi [[ekonomi]], [[sosial]], [[politik]], dan [[budaya]]. Oleh sebab itu, jenis-jenis modal yang digunakan dalam teorinya meliputi "modal ekonomi" (uang, simpanan, aset), "modal pendidikan" (gelar, penghargaan), "modal simbol" atau ''symbolic capital'' (''prestise'', status, otoritas) dan "[[modal budaya]]" (koleksi, objek). Kondisi objektif sangat ditentukan oleh modal yang dimiliki seseorang, yaitu kondisi keberadaannya di dalam masyarakat pada umumnya, sebagai relasi dari modal-modal yang dimilikinya.{{sfn|Piliang|2006|p=82}}
 
{{harvtxt|Bonnewitz|1998}} dalam {{Harvtxt|Haryatmoko|2016}} berpendapat bahwa untuk mempertahankan dan mendapatkan berbagai bentuk [[modal]], maka perlu dilakukan strategi reproduksi sosial. Agen sosial berusaha mempertahankan atau menambah jenis dan besarnya [[modal]]. Usaha tersebut diarahkan untuk mempertahankan dan memperbaiki [[posisi]] sosial. Keluarga dalam hal ini menjadi basis strategi pokok, yang meliputi strategi investasi [[biologis]], strategi [[pewarisan]], dan strategi [[pendidikan]].{{sfn|Haryatmoko|2016|p=52}} Strategi investasi biologis terletak dalam upaya pengendalian jumlah keturunan supaya dapat menjamin [[pewarisan]] [[modal]] dan memudahkan kenaikan posisi sosial. Selain itu, strategi ini juga menjaga supaya [[kesehatan]] tetap terjamin,. di mana strategiStrategi ini tidak lepas dari pilihan [[konsumsi]] makanan, hiburan, istirahat, dan olah raga. Strategi pewarisan berfungsi untuk menjamin pewarisan kekayaan (tanah, toko, uang); hal ini dikarenakan modal ekonomi menentukan hubungan kekuasaan. Sedangkan strategi [[pendidikan]] merupakan usaha untuk menghasilkan pelaku sosial yang mumpuni agar mampu menerima warisan kelompok atau mampu memperbaiki jenjang sosial.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=52}} Dua strategi lain terpaut langsung dalam hubungan dengan perjuangan dalam lingkup sosial, yaitu strategi [[investasi]] [[ekonomi]] dalam bentuk pertukaran uang, kerja sama, menyediakan waktu, dan perkawinan.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=52-53}} Sedangkan strategi [[investasi]] simbolik meliputi upaya untuk mempertahankan atau meningkatkan adanya pengakuan sosial yang bertujuan mereproduksi [[persepsi]] dan penilaian yang mendukung kekhasannya, misalnya [[pewarisan]] [[nama]], dan suatu bentuk kewibawaan.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=53}}
 
=== Kekerasan simbolik ===
{{Harvtxt|Haryatmoko|2016}} menggambarkan bahwa interaksi sosial merupakan mekanisme reproduksi hubungan-hubungan dominasi antar individu-individu dan kelompok-kelompok. Mekanisme tersebut salah satunya menetapkan ''apa'' yang disebut budaya;, di manadan [[budaya]] yang berlaku biasanya adalah budaya penguasa.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=36}} Upaya pembedaan diri dari apa yang dilakukan kebanyakan orang, menjadi salah satu strategi dalam mempertahankan [[dominasi]]; serta sarana untuk mengakumulasi jenis-jenis modal.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=36}} Strategi dominasi bervariasi, dan bergantung jenis ranah. Dominasi tersebut ditentukan oleh kepemilikan modal, ''habitus'' dan strategi penempatan modal.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=36}} Dominasi melalui wacana menurut {{Harvtxt|Haryatmoko|2016}} merupakan bagian dari strategi penguasa, yang menyelubungi kekerasan simbolik.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=36}}
 
Konsep kekerasan simbolik mengacu pada buku Pierre Bourdieu yang berjudul ''La domination masculine'' (1998).{{sfn|Haryatmoko|2016|p=57}} Dominasi laki-laki ini merupakan kekerasan yang tak kasat mata,{{sfn|Haryatmoko|2016|p=57}}{{sfn|Piliang|2010|p=326}} yang beroperasi pada tingkat simbol (gambar, teks, foto); dapat berupa pemalsuan [[realitas]], makna dan informasi, dengan cara memberikan informasi yang keliru.{{sfn|Piliang|2010|p=326}} Korban dari dominasi tersebut, tidak merasakannya sebagai kekerasan, bahkan melihatnya sebagai sesuatu yang alamiah dan wajar.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=57}} Konsepsi ini berasal dari proses perubahan yang bertanggung jawab dari sejarah yang seolah-olah menjadi sesuatu yang sudah semestinya; kemudian menjadi mitos yang didukung oleh wacana yang dikuasai oleh "laki-laki" atau penguasa. Lalu diterima dan didukung oleh struktur sosio-budaya dan pengorganisasian masyarakat.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=57}} Menurut {{Harvtxt|Haryatmoko|2016}}, kekerasan simbolik pada dasarnya berlangsung karena ketidaktahuan, serta adanya pengakuan dari yang ditindas. Logika dominasi ini berjalan karena prinsip simbolik yang diketahui dan yang diterima baik oleh yang menguasai maupun yang dikuasai. Prinsip simbolik tersebut berupa [[bahasa]], [[gaya hidup]], cara [[berpikir]], cara bertindak, dan kepemilikan yang khas pada kelompok tertentu yang didsarkan pada ketubuhan.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=58-59}}
Baris 145:
 
=== Gaya bahasa dan analogi ===
Gaya bahasa merupakan salah satu hal yang dikritik dari pemikiran Bourdieu, di manadan menurut {{harvtxt|Krisdinanto|2014}} Bourdieu cenderung menggunakan kalimat panjang yang rumit dan berlebihan, sehingga nyaris tak terpahami.{{sfn|Krisdinanto|2014|p=205}} Selain itu, gagasan Bourdieu menurut pembacaan {{Harvtxt|Haryatmoko|2016}} pada buku ''La Distinction'' (1979) terlalu beraliran [[strukturalisme]] dan [[determinisme]].{{sfn|Haryatmoko|2016|p=59}} Hal ini dapat dilihat dari penggunaan istilah 'kepentingan' dalam konsep "ranah" atau "arena" sebagai 'arena kompetisi', sehingga mereduksi "dunia sosial" ke dalam perspektif [[utilitarianisme]], yaitu persaingan dengan konteks perdagangan antar individu atau kelompok.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=59}} Selain itu, Bourdieu juga menganalogikan 'arena sosial' sebagai pasar, serta mengesampingkan bentuk-bentuk hubungan lain yang berperan nyata di masyarakat; yang tidak berbentuk persaingan seperti persahabatan, cinta, dan belarasa.{{sfn|Haryatmoko|2016|p=59}}
 
=== Analisis pemikiran ===