== Hari ==
Sebagaimana kalender tradisional Indonesia (e.g. Kalender Jawa Kuno, [[Kalender Jawa]], & [[Kalender Bali]]), ada beberapa jenis pekan yang digunakan dalam Kalender Tengger. Pancawara / pasaran (lima hari dalam satu pekan) terdiri dari : Pahing, Pon, Wage, Kliwon, dan Manis. Sadwara / paringkelan (enam hari dalam satu pekan) terdiri dari : Aryang, Wurukung, Paniron, Uwas, Mawulu, dan Tungle. Saptawara / padinan (tujuh hari dalam satu pekan) terdiri dari : Dite, Soma, Anggara, Buda, Respati, Sukra, dan Tumpek. Hastawara / paguron (delapan hari dalam satu pekan) terdiri dari : Sri, Indra, Guru, Soma, Rudra, Brama, Kala, dan Uma. Nawawara / padangon (sembilan hari dalam satu pekan) terdiri dari : Dangu, Janggur, Gigis, Kerangan, Nohan, Kawokan, Wurungan, Tulus, dan Dadi.
== Wuku ==
== Bulan ==
Ada 12 bulan dalam satu tahun, yaitu berurutan : Kasa, Karo, Katiga, Kapat, Kalima, Kanem, Kapitu, Kawolu, Kasanga, Kasadasa, Dhesta, dan Sadha.
== Tahun ==
Tiap tahun memiliki nama sebagaimana hari pasaran : Pahing, Pon, Wage, Kliwon, dan Manis. Selain itu, Kalender Tengger memiliki siklus windu. Windu yang dimaksud bukan sama dengan delapan tahun melainkan delapan siklus wuku (8 x 210 hari) atau lima tahun. Setiap satu windu sekali yaitu setiap Tahun Manis, ada satu bulan yang digandakan sehingga satu tahun terdiri dari 13 bulan (tahun landhung / tahun kabisat). Bulan ganda ini dimaksudkan untuk menjaga supaya Kalender Tengger tetap sesuai dengan kalender matahari. Adapun bulan yang digandakan adalah bulan Karo, Kalima, Dhesta dan selanjutnya setiap windu berulang lagi dengan urutan sama. Masyarakat Tengger memiliki istilah tersendiri untuk menyebut bulan ganda : Kalau bulan Karo yang digandakan, maka bulan Karo yang pertama disebut sebagai bulan Kasa. Kalau bulan Kalima yang digandakan, maka bulan Kalima yang pertama disebut sebagai bulan Kapat. Kalau bulan Dhesta yang digandakan, maka bulan Dhesta yang pertama disebut sebagai bulan Kasadasa. Pada Tahun Manis / tahun kabisat inilah diselenggarakan upacara unan-unan yang bermaksud untuk kembali menyelaraskan alam karena adanya bulan yang dihapus (Kasa, Kapat, atau Kasadasa).
== Tarikh ==
Sebagaimana umumnya Kalender Hindu dan kalender-kalender turunannya di Indonesia, maka Kalender Tengger juga menggunakan Tarikh Saka yang dimulai pada titik balik musim semi tahun 78 M. Walaupun demikian dalam praktiknya terdapat dua jenis tarikh berbeda dengan selisih tiga tahun, yaitu : Tarikh Malang dan Tarikh Pasuruan. Misalnya untuk tanggal 2 Oktober 1867 M menurut orang Tengger di Malang adalah tanggal 1 Kasa 1793 S sedangkan menurut orang Tengger di Pasuruan adalah tanggal 1 Kasa 1796 S.
== Referensi ==
* Ian Proudfoot; ''Reconstructing the Tengger Calendar''. in : Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde (BKI) 163 – 1 (2007) : 123-133.
* Molen, Willem van der; 1983, ''Javaanse Tekstkritiek : Een overzicht en een nieuwe benadering geillustreerd aan de Kunjarakarna''. KITLV. Leiden.
* Molen, Willem van der & Wiryamartana, Ignatius Kuntara; ''The Merapi – Merbabu Manuscripts : A Neglected Collection''. in : Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde, Old Javanese texts and culture 157 (2001), no. : 1, Leiden, 51-64.
== Pranala luar ==
|