Maha Guru Manikmaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Syusuf2016 (bicara | kontrib)
Perbaikan penulisan. bismillah
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 10:
 
== Mandala Kendan ==
Mandala Kendan dikisahkan dalam Naskah Sunda Kuno (NSK) [[Carita Parahyangan]]<ref>Atja dan Drs. Saleh Danasasmita, Drs.1981 b Carita Parahyangan (Transkripsi, Terjemahan, dan Catatan). Bandung : Proyek Pengembangan Permuseuman Jawa Barat</ref>:
 
''“Ti Inya carek Bagawat Resi Makandria : ‘Ai(ng) dek leumpang ka Sang Resi Guru, ka Kendan.’''
 
''Datang Siya ka Kendan.''
Baris 24:
(Carita Parahyangan, Drs.Aca dan Saleh Danasasmita, 1981)
 
[[Mandala]] mengandung pengertian “[[Kabuyutan]]” atau “Tanah suci”, segala hal, benda atau perbuatan yang dapat menodai kesuciannya harus dilarang atau dianggap “buyut”. Mandala kendan sekarang terletak di kecamatan Nagreg, diatas ketinggian 1200dpl, dengan luas wilayah (± 4.930,29 Ha),yang terbagi atas : hutan rakyat (± 907,37 ha) dan tanaman tahunan/perkebunan (± 1.727,54 ha).
 
Status ke-mandala-an kendan sudah dipangku jauh sejak kerajaan karesian kendan didirikan, daerah ini sangat dilindungi sebagai tempatnya para resi luhung ilmu seperti diterangkan dalam naskah [[Carita Parahyangan|carita parahyangan]]. Barulah kemudian tahun [[512]] M, yaitu pada masa raja Tarumanagara ke-9 [[Suryawarman]], [[mandala kendan]] diberikan kepada seorang Resi yang bernama Manik Maya seorang penganut [[Saiwa|Hindu Siwa]] yang taat, atas penikahannya dengan seorang putri dari Maharaja yang bernama Tirta Kencana.
Baris 32:
''”Hawya Ta Sira Tinenget: janganlah ia ditolak, karena dia itu menantu maharaja, mesti dijadikan sahabat, lebih-lebih karena sang resiguru Kendan itu, seorang Brahmana yang ulung dan telah banyak berjasa terhadap agama. Siapapun yang berani menolak Rajaresiguru Kendan, akan dijatuhi hukuman mati dan kerajaannya akan dihapuskan”''
 
Selanjutnya Kendan menjadi tempatnya para prajurit Tarumanegara untuk ditempa penyucian dan penggemblengan. Salah satu kitab yang terkenal yang disusun oleh Resiguru Manik Maya adalah [[Pustaka Ratuning Bala Sarewu]], yaitu sebuah kitab yang berisi bagaimana caranya membangun sebuah negara dengan para prajuritnya yang sangat kuat. Dari mandala ini dilahirkan para Yudhapena atau panglima perang laut di Tarumanagara, salah satunya yaitu Raja Putra, Sang Baladhika Suraliman, putra pertama Resiguru Manik Maya. Kemudian kitab ini pula yang memandu [[Sanjaya, Rakai Mataram|Sanjaya]] keturunan ke-6 dari Kendan, dalam menyatukan kembali Sunda dan Galuh atas bimbingan Rabuyut Sawal (Masa Sanjaya adalah masa puncak kejayaan bersatunya kembali raja-raja di Jawa ). Berikut keterangan dalam naskah carita parahyangan terkait raja-raja di Kendan :
 
''” Ndeh Nihen carita parahyangan. Sang Resiguru mangyuga Rajaputra. Miseuweukeun Sang Kandiawan lawan Sang Kandiawati, sida sapilanceukan. Ngangaranan maneh Rahyangta Dewaraja. Basa lumaku ngarajaresi ngangaranan maneh Rahyangta Ri Medangjati, inya sang Layuwatang. Nya nu nyieun Sanghyang Watang Ageung “''