Pulau Seprapat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 31:
Setelah kembali, kakaknya menceritakan kejadian-kejadian itu kepada tetangga. Ia mengatakan bahwa adiknya di sana tidak hanya berkepala kera saja, tetapi juga penjaga pulau tersebut. Di samping itu, adiknya juga menjaga harta benda Dampo Awang yang masih berada di sana yang banyaknya seperempat dari harta bendanya yang ada. Ketika dia kalah dalam pengadaan jago. Kakak perempuannya juga mengatakan kepada penduduk bahwa harta benda Dampo Awang itu boleh dimiliki siapa saja ia mau menjadi warga Pulau Seprapat itu.
Dengan keterangan-keterangan itu, maka banyak warga datang ke Pulau Seprapat untuk menuruti cita-citanya. Bahkan, disinyalir sampai sekarang.
Karena tebalnya kepercayaan, maka menurut berita-berita : “Apabila orang yang ingin kaya itu telah mencapai dan sampai ajalnya, maka orang-orang itu matinya menjadi keluarga di Pulau Seprapat”. Dan menurut kenyataannya apabila yang terlaksana kekayaannya ada yang tembong ada yang guwing (bahasa Jawa). Setelah orang-orang itu meninggal, kera yang di sana dalam keadaan tembong dan guwing.
 
== Tradisi ==
Baris 42:
 
== Mitos ==
Perlu diingat bahwa kera-kera yang ada di Pulau Seprapat keadaannya berlainan dengan kera-kera yang ada di lain daerah misalnya :
* Kera-kera di Pulau Seprapat seakan-akan dapat mengetahui atau membedakan orang yang berderajat, daripada orang-orang yang tidak, apabila ada orang-orang yang datang ke sana, apabila orang tersebut adalah pimpinan, maka kera-kera di sana tidak mau mendekati terlebih dahulu kepada orang-orang tersebut. Sebelum kepala kera yang menemaninya, (yang dimaksud dalam hal kepala kera ialah kera yang berbadan manusia itu). Setelah kepala kera itu menemui, lalu berduyun-duyun menemui dengan pimpinan tersebut dan kejinakannya.
* Bisa dapat mengetahui bila seorang yang mendatangi untuk minta maksud dan tujuannya. Caranya ialah dengan membawa telur.
Biasanya yang sangat disukai kera-kera itu adalah telur. Apabila datang membawa telur, setelah diketahui oleh kera (pimpinan) bahwa yang datang itu tidak dapat keturutan : maksudnya, maka seolah-olah kera itu makannya tidak enak dan dimuntahkan kembali. Ini berarti niatnya yang datang tak terkabul.
* Bentuk/rupa dari kera-kera tersebut adalah halus dan jinak. Seakan-akan mengetahui sopan-santun.