Raja Bagindo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
k Perubahan kosmetik tanda baca |
||
Baris 32:
'''Raja Bagindo Ali''' (ejaan [[bahasa Filipina|Filipina]]: ''Rajah Baguinda Ali'')<!--({{lahirmati||||}})--> adalah seorang [[ulama Minangkabau]] yang mendirikan cikal-bakal [[Kesultanan Sulu]] di [[Filipina]] selatan pada akhir abad ke-14.<ref>Shiv Shanker Tiwary & P.S. Choudhary, Encyclopaedia Of Southeast Asia and Its Tribes, 2009</ref><ref name="Gonda">{{cite book|author = Jan Gonda|title = Handbook of Oriental Studies. Section 3 Southeast Asia, Religions, Religionen|page = 88-92|url = https://books.google.co.id/books?id=X7YfAAAAIAAJ&pg=PA92&dq=Rajah+Baguinda+Ali&hl=id&sa=X&ved=0CB4QuwUwAGoVChMIh_mtkPSTxgIVC0O8Ch1EggAP#v=onepage&q=Rajah%20Baguinda%20Ali&f=false|publisher = BRILL|year = 1975|id = ISBN 90-04-04330-6, 9789004043305 }}</ref>
Raja Bagindo datang ke [[Sulu]] pada tahun 1390.<ref name="Naim">{{cite book|last=Naim|first=Mochtar|title=Merantau: Causes and Effects of Minangkabau Voluntary Migration, 1971}}</ref> Kedatangannya melanjutkan dakwah [[Islam]] yang telah dirintis oleh seorang ulama keturunan [[Bangsa Arab|Arab]], [[Karim ul-Makhdum]].<ref name="Gonda"/> Selain ke Sulu, Raja Bagindo juga mengembara ke [[Brunei]], [[Serawak, Malaysia|Serawak]], dan [[Sabah]].<ref>Zulkifli Ampera Salim, Minangkabau dalam Catatan Sejarah yang Tercecer, 2005</ref> Hingga akhir hayatnya Raja Bagindo telah mengislamkan masyarakat Sulu sampai ke [[Sibutu, Tawi-Tawi|Pulau Sibutu]].<ref>Cecilio D. Duka, Struggle for Freedom
Sekitar tahun 1450, seorang Arab dari [[Johor]] yaitu [[Syariful Hasyim|Sharif ul-Hashim Syed Abu Bakr]] tiba di Sulu.<ref name="Gonda"/> Ia kemudian menikah dengan [[Paramisuli]], putri Raja Bagindo.<ref name="Gonda"/> Setelah kematian Raja Bagindo, Abu Bakr melanjutkan pengislaman di wilayah ini. Pada tahun 1457, menantunya itu memproklamirkan berdirinya Kesultanan Sulu dan memakai gelar "Paduka Maulana Mahasari Sharif Sultan Hashem Abu Bakr".<ref name="Gonda"/> Gelar "Paduka" adalah gelar setempat yang berarti ''tuan'' sedangkan "Mahasari" bermaksud ''Yang Dipertuan''.
|