Rukmini Zainal Abidin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 2:
 
== Bisnis ==
Rukmini dilahirkan di tengah-tengah keluarga saudagar batik asal [[Bukittinggi]]. Dalam rangka memperluas usaha keluarga, Ayahnya Abdul Djalil, merantau dan membawa anak-anak mereka ke [[Surakarta]], [[Jawa Tengah]]. Semasa kecil, Rukmini sudah sering terlibat dalam usaha keluarga. Setelah tamat dari sekolah farmasi di Jakarta, Rukmini bekerja di CBZ ([[RS Cipto Mangunkusumo]]). Disini dia bertemu dengan Zainal Abidin, seorang putra kelahiran [[Sawahlunto]],<ref>Denys Lombard, Nusa Jawa Silang Budaya : Jaringan Asia, p. 107</ref> yang kelak menjadi suaminya.
 
Rukmini mengawali bisnisnya pada awal dekade 1950-an. Bersama suaminya, dia mendirikan pabrik farmasi PT. Tunggal (1951) yang kemudian diikuti dengan Apotek Tunggal (1952). Usaha ini dirintis berkat modal dari ayahnya. Dua tahun kemudian usaha Tunggal melebar dengan berdirinya sebuah perusahaan impor dan agen besar untuk pemasaran obat-obatan.<ref>Sebuah Hacienda Di Salemba, Majalah Tempo, 27 Oktober 1973</ref> Tahun 1953, dia berhasil mendirikan pabrik farmasinya dengan nama Abdi. Tujuh belas tahun kemudian Abdi dan Tunggal sudah menjelma menjadi perusahaan raksasa untuk kawasan Indonesia. Tunggal, selain jadi distributor dan importir bahan baku untuk Abdi, kini memiliki pabrik kosmetik. Di awal tahun 1980, berdasarkan hasil penelitian JETRO (badan promosi perusahaan Jepang), Rukmini menjadi salah satu partner bisnis yang dapat dihandalkan.<ref>Dicari Partner Bonafide, Majalah Tempo, 14 Maret 1981</ref> Meskipun begitu dia lebih banyak berpatungan dengan investor Amerika dan Eropa, ketimbang dengan investor asal Jepang.