Sardjono Dipokusumo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ibukota → ibu kota |
k Perubahan kosmetik tanda baca |
||
Baris 88:
Pada Tahun 1938, Sardjono bekerja pada N.V Volkermaatschapay, sebuah perusahaan pemborong sipil Belanda, ia ditugasi untuk melakukan supervisi di Palembang pada proyek minyak ''Stanvac'' (plaju) dan jembatan “Ophaalbrug” (komering) dari PU pada tahun 1939–1940.
Pada Tahun 1940-1942, ia ditunjuk sebagai designer pada CV Machinfabrik & Constructiewerkplaats “De Vulkaan“ di Ngagel, Surabaya. Pada saat itu ia ditugasi untuk merencanakan berbagai bangunan untuk beberapa pabrik, ''onderneming'' (perkebunan swasta besar), jembatan, tangki
== Protes Kepada Jepang ==
Baris 96:
Pada tahun 1944, Sardjono ditugasi Kesultanan Ngajogyakarta Hadiningrat, mengenai penelitian atas usaha industri kecil dalam keadaan darurat dan berkantor di kantor Pengaotan, Pancarworo. Sebagai pegawai tinggi, ia dianugerahi kedudukan sebagai “Bupati Anom” dan mendapat gelar Kanjeng Raden Tumenggung Dipokusumo
== Membantu pengalihan Perusahaan ex-Belanda dari tangan Jepang
Pada Tahun 1945-1948, Sardjono turut membantu Pemerintah RI mengalihkan perusahaan bekas Belanda dari tangan Jepang, kemudian memimpin badan yang mengawasi perusahaan tersebut. Selanjutnya ia diangkat menjadi Ketua Panitia Penyelenggara Perusahaan Perusahaan daerah Jakarta (PPPDJ), lalu diangkat menjadi Ketua dari KOOP Kantor Oerosan Perusahaan Perusahaan (KOOP).
Baris 135:
Sardjono dipercaya oleh Presiden Soekarno pada tanggal 10 Juli 1959 - 18 Februari 1961 untuk menjabat sebagai Menteri Muda Pekerjaan Umum dan Tenaga, di dalam Kabinet Kerja I. Pada waktu itu Perdana Menteri adalah Ir. Soekarno dan menteri pertama adalah Ir. Djuanda. bersama dengan menteri lainnya yaitu Suprayogi, J. Leimena, Subandrio, Mohamad Yamin, Achmadi, A.H Nasution, RE Martadinata, Roeslan Abdul Gani, Sahardjo, Chaerul Saleh.
Pada 18 February 1960 - 6 maret 1962 . Sardjono ditunjuk kembali sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Kabinet Kerja II, di dalam Kabinet Kerja II, yang bertindak sebagai Perdana Menteri adalah Ir. Soekarno dan Menteri pertama adalah Ir. Djuanda . Wakil Menteri Pertama adalah J. Leimena bersama dengan menteri lainnya
Sardjono ditugasi antara lain mengawasi pembangunan Stadion Senayan, Hotel Indonesia, menyusun rencana tiga tahun irigasi, instalasi air minum, rencana rehabilitasi jalan, pusat tenaga listrik diseluruh Indonesia. Karena tugasnya sebagai Menteri tidak memperbolehkan ia mempunyai perusahaan maka Perusahaan Biro Insinyur dan Konstruksi Baja dijual kepada Mr. Widjatmika (NV Prana).
|