Sejarah Iran: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 174:
dan masa pemerintahannya dinilai sebagai zaman "penindasan, korupsi, beban pajak, kurangnya autentisitas" dengan "cara pengamanan ala [[negara polisi]]."<ref name="Ervand, 2008 hal.91"/>
 
Banyak hukum dan aturan baru menimbulkan rasa ketidakadilan di kalangan umat Muslim dan kaum ulama. Misalnya saja, mesjid-mesjid diwajibkan memasang kursi; kaum pria diwajibkan berpakaian ala barat, termasuk mengenakan topi bertepi datar; kaum wanita didorong untuk menanggalkan [[hijab]]; pria dan wanita diizinkan berkumpul dengan bebas, yang bertentangan dengan aturan batas antar jenis kelamin menurut agama Islam. Ketegangan akhirnya meluap pada 1935, tatkala para [[bazaari]] dan penduduk desa bangkit [[Pemberontakan Mesjid Goharsyad|memberontak]] di dalam [[Mesjid Imam Reza]] di [[Masyhad]], dengan menyerukan slogan-slogan seperti 'Syah adalah [[Yazid bin Muawiyah|Yazid]] yang baru.' Lusinan orang terbunuh dan ratusan yang terluka ketika pasukan-pasukan tentara datang meredam kerusuhan.<ref>Bakhash, Shaul, ''Reign of the Ayatollahs : Iran and the Islamic Revolution'' oleh Shaul, Bakhash, Basic Books, c1984, hal.22</ref>
 
=== Perang Dunia ===
Baris 239:
Menjelang ajalnya pada 1989, [[Khomeini]] menunjuk 25 orang sebagai anggota Majelis Reformasi Konstitusi yang mengangkat [[Ali Khamenei]] yang saat itu menjabat sebagai Presiden Iran menjadi Pemimpin Besar Iran berikutnya, dan membuat sejumlah perubahan pada konstitusi Iran.<ref>Abrahamian, ''History of Modern Iran'', (2008), halaman 182</ref> Alih kekuasaan berjalan mulus menyusul kematian Khomeini pada 3 Juni 1989. Meskipun Khamenei tidak memiliki "karisma dan kewibawaan" Khomeini, ia memiliki jaringan pendukung dalam angkatan bersenjata dan [[Bonyad|yayasan-yayasan amal]] Iran yang secara ekonomi sangat kuat.<ref name="ReferenceA">"Who's in Charge?" oleh Ervand Abrahamian ''London Review of Books'', 6 November 2008</ref> Di bawah pemerintahannya rezim Iran dikhabarkan – oleh sekurang-kurangnya satu orang pengamat – lebih tampak sebagai "sebuah oligarki ulama ... dari pada sebuah otokrasi."<ref name="ReferenceA"/>
 
Yang menggantikan Khamenei sebagai presiden adalah tokoh konservatif yang pragmatis, Ali-[[Akbar Hashemi Rafsanjani]], yang menjabat selama dua kali masa jabatan atau dua kali empat tahun dan memusatkan perhatiannya pada upaya-upaya pembangunan kembali perekonomian serta infrastruktur Iran yang hancur akibat perang sekalipun dipersulit oleh rendahnya harga minyak. Rezimnya juga berjaya mempromosikan pengendalian kelahiran, memotong pengeluaran militer, dan menormalisasi hubungan dengan negara-negara tetangga semisal Arab Saudi.<ref>''Treacherous Alliance : the secret dealings of Israel, Iran and the United States'' oleh Trita Pasri, Yale University Press, 2007, halaman 145</ref> Selama [[Perang Teluk|Perang Teluk Persia]] pada 1991 negara ini tetap [[negara netral|netral]], membatasi aksi-aksi pengutukannya terhadap Amerika Serikat, serta mengizinkan kapal-kapal terbang dan pengungsi Irak memasuki wilayahnya.
 
==== Reformasi dan konsekuensinya (1997–2005) ====